Keke/Kiki challenge menjadi hits sosial media. Ramai netizen pun mengunggah video Keke challenge mereka. Tak lupa diberi tagar #InMyFeelings. Agar video bisa masuk trending lini masa. Dan yang pasti diinginkan, like/komen/share dari beragam akun.
Entah video Keke-nya lucu, serius, atau didramatisir, semua orang ingin eksis. Dengan video karya mereka sendiri. Mereka ingin dihargai netizen. Karena pengakuan di sosmed kini menjadi kebutuhan para-primer manusia modern. Pengakuan sosmed tidak penting. Tapi sesekali waktu merasa penting juga bisa terkenal via sosmed.
Keke challenge kini menimbulkan kegelisahan publik. Karena challenge ini meminta pelakunya menari sembari mengikuti mobil berjalan perlahan. Tidak hanya berbahaya bagi pengendara/pelaku yang menari dan merekam. Pemakai jalan lain pun dibahayakan. Dan banyak negara yang sudah melarang dan mengenakan sanksi tilang bagi pelaku Keke challenge.
Namun apalah daya menasehati netizen. Semakin dilarang dan berbahaya, challenge ini malah kian viral dilakukan. Seolah jika bisa melakukannya tanpa terkena sanksi, seseorang malah semakin 'hebat'. Seolah dampak pidana/sosial tidak mempan di kuping para netizen 'pemberontak' atau yang sekadar iseng. Faktanya, banyak challenge membahayakan serupa ini banyak beredar sebelumnya.
Tapi, apakah mereka sudah tahu dampak digital yang akan mereka tuai nanti. Ada baiknya, sebelum melakukan challenge apapun di internet. Takar dengan 'digital wisdom'.Â
Digital wisdom ini dirangkum dengan 3C yaitu: Control, Content, dan Caring. Â
Control. Mengontrol diri dan perasaan saat bersosmed menjadi dasar interaksi di internet. Meluapkan emosi sesaat pada satu posting, bersifat permanen. Lihat dan pahami dampak Keke challenge secara utuh. Jangan hanya karena ingin terkenal dan kemauan sesaat kita mau lakukan challenge yang konyol ini.
Content. Selalu merefleksi konten yang hendak di-post/di-share. Apakah konten ini menyinggung orang lain? Apakah konten akan juga merugikan diri sendiri? Keke challenge dengan durasi 20 detik mungkin dianggap sepele. Tapi konten ini bisa menjadi bahan tertawaan seumur hidup teman/rekan kerja, bahkan saudara. Dan siapa orangnya yang mau terkenal karena bahan olok-olok.
Caring. Baiknya kita memposting konten dengan rasa empati dan simpati. Karena dengan kedua sifat ini, kita menjaga konten tetap sehat. Sebelum melakukan Keke challenge, renungkan dengan hati. Apakah challenge ini menimbulkan kemarahan/ketidaksukaan orang lain atau tidak. Apakah tidak ada challenge/aktifitas lain yang lebih bermanfaat via sosmed?
Bukan hanya Keke challenge yang bisa kita takar dengan 3C tadi. Mulai dari posting/status/komentar kita pun bisa ditera lebih dulu dengan 3C.Â
Keke challenge hanya satu dari banyak challenge via internet yang muncul. Sosmed dengan dominasi generasi muda menjadi medium euforia dan pencarian jati diri. Contoh tindakan positif sampai negatif mudah diakses dalam sekali klik/swipe online. Dan sangat disayangkan jika generasi muda bangsa ini, menjadi korban 'tidak berfaedahnya' challenge ini.