Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menelusuri Sisi Lain Spot Ngabuburit Favorit

25 Mei 2018   09:41 Diperbarui: 25 Mei 2018   09:53 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Healthy Food by Matthias Zomer - foto: pexels.com

Yang kau cari di spot ngabuburit atas dasar apa kawan? Makanannya? Suasananya? Atau kenangannya? Saya kira beberapa dari ketiga alasan menjadi pilihanmu.

Tapi yang kau tidak kau ketahui ada dorongan lain. Ia membuatmu datang ke spot ngabuburit favorit. Ya, jawabannya ada kabar-kabar digital dan suara-suara sekitaran.

Mungkin banyak yang tahu spot terbaik ngabuburit plus sunset dari Instagram. Katanya tempat makannya murah dan instagrammable. Pun, tidak begitu jauh dari sekolah SMA-mu dulu. Jadi bisa langsung kesana sepulang kerja nanti. Atau sudah berencana di akhir pekan bersama keluargamu kesana. 

Bagusnya tempat tadi adalah priming dari Instagram-mu. Kau tidak tahu priming kawan? Ia adalah pengkondisian fikiranmu pada satu objek. Sehingga apa yang bagus di-Instagram tadi, tertancap di kepalamu. Indahnya tempat dan suasana menurut foto meyakinkamu. Kalau tempat itu bagus.

Namun bisa jadi, tempatnya tidak seindah fotonya. Kau temuinya tempatnya penuh pengunjung. Para pelayanan sibuk mondar-mandir. Pada wajah mereka terlihat lelah dan jenuh. Para pengunjung terlihat jengah menunggu takjil dihantarkan. Belum lagi jerit dan tangis bayi tanpa perhatian. Gegara orangtuanya sibuk foto-foto.

Kabar-kabar digital pun dibubuhi suara-suara orang. Menurut komentar di post Instagram tadi, ditulis banyak yang suka. Beberapa berceloteh tepatnya pas sunset bagus sangat. Lalu makanannya, komentar lain akun, juga enak dan murah. Belum lagi ratusan tanda love yang dibubuhi benyak akun. Kau pun terperdaya. Kau validkan kepergianmu ke spot tadi.

Fakta pun berkata lain. Sunset hanya terlihat kalau kamu duduk di rooftop kawan. Sedang kamu berada dekat parkiran. Konon lantai atas sudah dipesan dengan membayar. Kalau kebagian pun hanya di deret belakang. Dan itupun harus datang setelah Dhuhur. 

Makanannya pun biasa saja. Mungkin lebih enak Warteg di ujung jalan Gang Perwira dekat tempat kerjamu. Dan kau bergumam. Bentuk dan sajian makanan pun tidak seperti di Instagram empunya spot ngabuburit-mu. Amburadul.

Beberapa hari setelah kamu berkunjung ke sana. Kau pun tahu dari teman kantormu. Yang juga pernah kesana. Kabarnya kolom komentar dipenuhi akun bayaran. Temanmu sudah pernah ikut komen dan mengeluh. Tetapi ternyata dihapus komentar temanmu tadi. Berulang ia berkomentar, tetapi terus dihapus. 

Tapi kawan, tak perlu takut mencari spot ngabuburit. Tanpa ada suara dan kabar yang menjebak. Kau jelajahi spot ngabuburit dengan segenap panca indramu. Kau lihat dan mencari sendiri. Kau rasakan tempatnya dengan berkunjung sebentar. Kau tanyakan menu makanannya. Jikapun sempat, kau coba tanya pengunjung yang keluar dari tempat tadi. Bagaimana rasa dan suasananya menurut mereka.

Susah dan sulit mungkin untuk dilakukan. Bukankah seorang motivator biasanya demikian ucapan motivasinya. Sayang, aku bukan salah satu diantaranya. Tapi aku sudah memberimu strategi bukan. Selamat ngabuburit sore nanti kawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun