I hear my battle symphony
All the world in front of me
If my armor breaks
I'll fuse it back together
Battle symphony
Please just don't give up on me
And my eyes are wide awake
Masih terngiang isi lirik lagu Battle Symphony dari Linkin Park di atas. Saat saya tahu sang vokalis, Chester Bennington melakukan bunuh diri 20 Juli 2017 kemarin, lirik di atas menjadi sangat ironis. Betapa makna potongan lirik lagu yang dinyanyikannya tidak serupa kenyataan. Lirik lagunya penuh pesan untuk tetap tegar. Namun Chester sepertinya tidak setegar lirik lagu yang dinyanyikannya.
Bukankah banyak dari kita yang menghadapi ironi? Saat idealisme kita terbentur pragmatisme hidup. Atau saat beragam masalah membuat kita menyerah. Kita pun seolah mengingkari apa yang kita inginkan. Persis serupa lirik lagu Linkin Park, Battle Symphony di atas. Kadang perjuangan dalam hidup harus diakhiri pada saat pertempurannya. Chester pun menyerah dalam kehidupan yang ia hadapi.
Namun tentunya, ada pelajaran tersendiri dari lirik dan hidup Chester yang ia sudah lalui. Chester sendiri sudah berjuang jatuh bangun dalam karirnya. Dan dalam kehidupan pribadi dan keluarganya, ia telah jalani juga sampai usia 41. Perjalanan hidup ini yang mungkin menjadi latar belakang lagu tersebut. Sebuah lirik yang mungkin juga mewakili kisah hidup banyak dari kita.
Bukan berarti makna lirik lagu ini aus beserta meninggalnya Chester. Lagu ini menjadi pengingat bahwa pernah ada seseorang yang berjuang sekian lama. Namun akhirnya ia menyerah. Dan untuk mengingatkan kita pada perjalan hidupnya, ditulislah lagu ini. Sepertinya, lirik lagu Bttle Symphony ini memang bukan sekadar menggambarkan kehidupan penyanyinya. Namun juga sebuah pusara untuk kita yang sedang berjuang melalui hidup yang tidak mudah ini.
Banyak pemuka agama yang akhirnya menjadi apa yang ia benci dalam ceramahnya. Banyak orang pintar yang tidak ingin jahat, tapi mengakali sistem dengan keilmuannya. Banyak orang kaya yang jatuh karena mereka membenci orang miskin yang dulu juga merupakan nasib si orang kaya. Atau fenomena lain yang mungkin ironis dalam hidup kita. Ada yang meninggalkan pesan untuk tegar menghadapi semua tantangan. Namun juga banyak yang tersia dalam apa yang sudah mereka jalani.
Don't blame the messenger adalah salah satu cara menghormati sesama. Seorang pencuri mungkin tidak pernah ingin mencuri. Karena kondisi, kesempatan, dan lingkungan yang mungkin menjadikannya pencuri. Begitupun dengan Chester yang seolah berbalikan dengan apa yang ia sampaikan dalam lirik lagu Battle Symphony.
Namun, lagu Battle Symphony ini menjadi penguat pesan yang ingin ia sampaikan. Karena bahkan yang begitu tegar pun bisa menyerah pada kehidupan. Bukan berarti ia ingin. Mungkin karena memang kondisi dan lingkungannya. Kita sebagai yang mendengar dan memahami lagu ini tak usah acuh atau terinspirasi kehidupan pelantunnya. Ternyata Chester hendak menyampaikan dan berpesan tentang tetap tegar dalam hidup.
Chester ingin dikenang bukan karena ia yang menyerah pada hidup. Tapi apa yang sudah ia tinggalkan, sebagai sebuah pelajaran. Karir dan khidupannya sampai ia sukses juga patut kita tahu dan mungkin dicontoh. Namun bukan saat ia menyerah pada hidup. Sesaat sebelum kita menyerah pada kehidupan, mungkin lagu Battle Symphony ini mengingatkan kita untuk tidak menyerah.
I got a long way to go
And a long memory
I been searching for an answer
Always just out of reach
Blood on the floor
Sirens repeat
I been searching for the courage
To face my enemies
#RIPChester #ThankYou
Salam,