Mungkin beginilah potret negara maju. Sebuah kota sejak awal dibuat memang build to last and live. Sejak awal dibangun memang untuk generasi mendatang. Dan saya jumpai hal ini di Sydney. Sebuah kota megapolitan di selatan Australia yang pasti iconic dengan Opera House-nya. Namun, mengapa wisata Opera House bisa menjadi ikon, mungkin karena Sydney memang menjadi kota wisata. Terutama di hari Minggu, berkeliling puas di Sydney dengan 25 ribu sangat bisa sekali.
Ditunjang moda transportasi yang benar-benar terintegrasi, jalan-jalan di Sydney tidak repot. Hanya diperlukan tenaga dan keinginan yang teguh untuk mengunjungi banyak tourism spots disini. Dan yang terpenting adalah kartu Opal. Kartu yang serupa kartu tol ini adalah kunci bepergian dengan transportasi publik di negara bagian NSW. Untuk membelinya pun bisa di bermacam minimarket atau supermatket di New South Wales.
Selain Sydney Opera House banyak sekali objek wisata yang bisa kita kunjungi. Seperti La Perouse, Tarongga Zoo, Madame Tussaud, Coogee Beach, Bondi Beach, dll. Ada beberapa objek wisata yang berbayar. Namun banyak juga yang gratis. Seperti pantai/taman/taman nasional yang gratis. Sarana dan fasilitas di tempat-tempat ini pun bagus. Sepertinya akan tidak cukup jika kita mengunjungi satu persatu di satu hari Minggu saja.
Siapkan juga uang makan atau shopping yang cukup. Karena kuliner di Sydney pun beragam dari bermacam negara. Namun jika ke Sydney, saya lebih banyak mencari restoran bercita-rasa Indonesia. Selain mengobati 'rasa' kangen lidah akan masakan Indonesia. Rata-rata yang singgah dan bersantap di tempat ini juga orang Indonesia. Jadi terasa atmosfir Indonesianya.Â
Saya sarankan juga, berkeliling hari Minggu di Sydney di saat summer. Terutama pecinta wisata alam seperti saya, musim panas memberi nuansa yang lebih. Pantai akan lebih ramai, walau airnya tetap dingin. Taman nasional akan lebih berwarna. Cuaca di sekitaran kota pun cukup nyaman. Walau akan sangat panas di hari tertentu. Memakai topi, kacamata, dan menggunakan sunblock akan lebih baik saat bertamasya keliling Sydney.
Dengan 25 ribu Sunday trip di Sydney memang menarik banyak wisatawan. Sebuah pembangunan kota yang memang menjadi visi pemerintahnya sejak dulu. Sehingga sistem yang sudah ada tidak tumpang tindih dengan pemegang kepentingan di masa depan. Yang terjadi adalah pembangunan berkelanjutan. Inilah harapan saya sebagai orang Indonesia untuk negaranya. Terutama kota-kota besar di Indonesia. Walau membutuhkan waktu lama, jangan tersia hanya untuk sekadar berdebat masalah politik semata.
Salam,
Wollongong, 8 Mei 2017