[caption caption="KompasianaTV - ilustrasi: kompasiana.com"][/caption]
Membaca dan memahami woro-woro admin tentang KompasianaTV (K'aTV) yang tidak lagi mengudara, hati saya menjadi gulana. Sayang seribu sayang, jika K'aTV tidak lagi mengudara mulai minggu. Membuat hati saya gundah. Gundah yang sebenarnya sudah saya raba dan rasa beberapa bulan ke belakang. Mulai dari K'aTV yang pindah jam tayang. Sampai munculnya Sys Ns yang saya kira sudah memakan 'jatah' Kompasianers  (K'ers). Belum lagi urusan teknis Google Hangout dan koneksi antara studio dan K'ers berada yang menghambat. Dan putusan para penggede diatas sana akhirnya menyetop K'aTV. Sebegitu cepatkah K'aTV berpulang?
Isi tersurat pengumuman dari admin bukan berarti K'aTV akan mundur. Hanya konsepnya yang akan berubah. K'aTV akan mengusung konten hardnews atau talkshow. Yang dititikberatkan adalah, ketidaksertaan K'ers lagi disana. Entah nanti K'aTV juga akan berubah nama atau tidak. Yang pasti menurut bung Isjet sebagai content manager, ia mengucapkan terima kasih banyak bagi K'ers. Sehingga, bagi saya, dan K'ers, KompasianaTV sudah habis.
Merunut beberapa bulan ke belakang, K'aTV memang mengalami banyak perubahan. Dan perubahan ini saya rasa menjadi awal mula mundurnya K'aTV. Yang mungkin menjadi tonggak robohnya K'aTV buat saya adalah ketika K'aTV meliput kampanye salah partai baru. Partai yang tahun 2004 tidak lolos verifikasi kini lolos. Dan sayangnya, kampanye akbarnya diliput selama 1 jam di K'aTV. Efeknya, jangan-jangan orang anggap K'ers adalah anggota partai ini? Karena apa yang ada di Met**TV dengan partainya yang terang-terangan didukung, mengundang sarkasme tersendiri orang. Atau yang terselebung mendukung bosnya, seperti TV**e. Yang akhirnya selalu dicap mengangung-agungkan partainya si bos pemilik media.
KompasianaTV, Rumah Kompasianers
Sudah 4 kali saya ikut serta dalam K'aTV. Dan pertama kali turut serta, perasaan saya ngeri-ngeri sedap. Ada sebuah kehangatan tersendiri bisa bertemu K'ers ibu Gana dari Jerman waktu itu. Walau bertegur sapa lewat Google Hangout. Ada pun kegembiraan bisa bertemu audio dan video dengan bapak Imam Kodri, K'ers asal Jakarta. Belum lagi melihat wajah dan performa bertanya kritis K'ers lain saat K'aTV tayang setiap hari. Ternyata, apa yang K'ers tulis serupa dengan kompetensi mereka saat tayang onair di K'aTV.
Jujur saya rasa, KompasianaTV adalah milik Kompasianers. Sebuah wadah warga negara yang mencintai Indonesia dengan caranya. Jika tulisan kami adalah salah satu bentuk rasa sayang kami sebagai orang Indonesia. Dan opini dan pertanyaan K'ers di media mainstream seperti KompasTV juga menjadi bentuk nyata, warga negara yang perduli akan isu-isu aktual. Dengan nama besar Kompas, saya rasa audiensi pada K'aTV dan K'ers masih penting.
Berbeda dengan konsep talkshow yang mengusung narasumber, lalu publik menelepon. Dulu K'ers yang diundang biasanya pernah, sering dan concern pada isu yang akan dibahas di K'aTV. Jadi panelis K'ers biasanya faham benar apa yang hendak ditanyakan. Mungkin juga narsum sudah membaca artikel yang di-post di Kompasiana sebelumnya. Konsep ini baru. Dan jika akhirnya K'aTV mundur menjadi media K'ers menjangkau audiens yang lebih banyak, sangat disayangkan.
[caption caption="Innovation - ilustrasi: hypescience.com"]
Munculkan Inovasi, Jangan KompasianaTVÂ Dieliminasi
Kemunculan K'ers yang semakin sedikit. Jatah bertanya yang kian kurang. Koneksi yang kadang mengganggu. Sampai terlalu banyak Sys NS mengambil jatah bertanya K'ers adalah beberapa kemunduran konsep yang perlahan muncul. K'aTV mulai jauh dari K'ers. K'ers tidak lagi menjadi bagian K'aTV. K'aTV bukan lagi rumah K'ers. Dan menjelang Kompasianival, K'ers membawa gundah karena wadah mereka hilang. Apa ada kemungkinan diganti menjadi wadah yang baru. Saya fikir tidak. Apalagi konsep K'aTV yang benar-benar secara utuh melibatkan K'ers.Â
Ada beberapa ide saya yang mungkin bisa dipertimbangkan. Saya mencoba memberi kapal K'aTV yang akan karam, rakit untuk diperhatikan. Mungkin rakit ini nanti menjadi bahtera yang lebih baik.
Pertama, libatkan komunitas K'ers. Dan di Kompasianival nanti saya fikir komunitas K'ers akan bersua. Dan masukkan kontribusi mereka untuk Kompasiana dalam K'aTV. Seperti liputan dari Komposono menyoal keelokan Taman Sriwedari. Tidak perlu KompasTV datang. Dukung komunitas membuat montage atau video klip untuk meliput Taman Sriwedari. Komposono bisa mengirim file hasil rekaman ke KompasTV untuk diedit seperlunya. Dengan cara ini, orang tahu K'ers berkontribusi total untuk Indonesia dan daerahnya. Toh, hasilnya pun menjadi sebuah poin dalam portofolio diri K'ers.