3. Sambut kelahiran si adik dengan sukacita
Saat kehamilan si kakak sudah begitu positif, maka jiwa suportifnya akan muncul. Dalam pengalaman kami, si kakak saya ajak menyambut kelahiran si adik. Ia benar-benar ada di ruangan saat si adik muncul dari jalan lahir. Si kakak juga melihat istri saya mengalami sakitnya kontraksi. Namun karena sudah kami beri pemahaman awal tentang kelahiran, si kakak malah menghibur istri saya.
Saat si adik keluar, kami pun semua menyungging senyum. Kami semua bersuka cita. Si kakak kami beri tahu kalau si adik sehat. Lalu kami bersama sapa si adik. Sambil terus mengucap syukur, saya dan istri terus tersenyum. Walau istri saya hampir 9 jam mengalami kontraksi, ia tetap mencoba positif. Berkat yoga dan pola fikir positif, istri saya sudah kuat dan dikuatkan. Karena kami sejak awal tahu, menyambut si adik adalah kerjasama tim.
Dan sampai saat ini, kami bersyukur si kakak minim sekali rasa cemburunya pada si adik. Walau si kakak masih menyusui, padahal usianya 3 tahun, tapi si kakak mau berbagi. Lagi pula, jadwal nenen si kakak pun hanya sebelum tidur. Ia tetap menunggu 'antrian' saat si adik nenen yang pertama.
Saya pun yakin, rasa iri bisa saja terjadi di usia si kakak ke depan. Namun buat kami, karena sejak kecil sudah kami tanamkan hal baik sesama saudara, mudah-mudahan tidak terjadi rasa iri berlebih. Tentunya, kami pun masih akan terus belajar dalam mendidik dan tumbuh bersama anak-anak kami.
Salam,
Solo, 25 Juli 2015
11:49 pm
---
(ilustrasi: myownsweethome.wordpress.com)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI