Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKB Akan Karam Bersama Ambisi Muhaimin

1 Februari 2014   01:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16 2367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="471" caption="(photo: news.liputan6.com)"][/caption] Sebagai murid Gus Dur langsung, Muhaimin Iskandar nampaknya akan menjadi penghancur Partai Kebangkitan Bangsa. Setelah sekian lama menjadi partainya kaum Nahdiyin, kini PKB adalah partai Islam yang penuh sensasi. Atau mungkin lebih tepat dagelan. Muhaimin Iskandar pun saat ini lebih sibuk mengurusi Capres-capres PKB, yang mulai nongol satu persatu. Pencapresan Jusuf Kalla oleh DPW PKB Kalimantan Selatan tetap dibantah Muhaimin. Cak Imin tetap ingin Rhoma Irama menjadi Capres kuat dari PKB, bukan yang lain. Apalagi Mahfud M.D yang juga sempat digadang menjadi Capres PKB nampaknya akan tetap ditolak Cak Imin sebagai Ketum PKB. Pencapresan Mahfud M.D dari sebagian tokoh di Jawa, tampaknya tidak merubah keinginan Cak Imin. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, menegaskan bahwa Rhoma Irama tetap calon presiden PKB. "Yang dilakukan pengurus DPW di Banjarmasin itu bentuk aspirasi saja. Capres PKB tetap Rhoma Irama," kata Muhaimin di sela kunjungannya ke Jember, Jumat, 31 Januari 2014. (berita: tempo.co) Walaupun wajar, satu partai memiliki banyak Capres namun nampaknya metode 'musyawarah' lebih dipilih PKB untuk menjaring Capresnya. Entah model seperti apa musyawarah Capres PKB ini nantinya. Namun dari gelagat Cak Imin, bisa ditebak siapa sebenarnya Capres PKB. Tak lain Rhoma Irama. "Di PKB kita terapkan musyawarah, konvensi itu tidak punya sosok," ujar Sekjen DPP PKB H Imam Nahrawi, Selasa (4/6/2013). (berita: pkb.or.id) Perpecahan internal PKB saat ini kiranya bisa menjadi sorotan utama. Antara satu petinggi PKB dengan yang lain, seakan memiliki keinginan dan kesukaannya sendiri. Dan terlihat, ada tiga kubu Capres PKB yaitu Jawa yang diwakili Mahfud M.D, Kalimantan yang diwakili Jusuf Kalla, dan Jakarta yang diwakili Rhoma Irama. Mahfud M.D sendiri, selain sebagai mantan Ketua MK beliau juga mewarisi darah kaum Nahdiyin, nampaknya tidak disukai Muhaimin. Karena dendam lama yang sempat membenturkan dirinya dengan kaum Nahdiyin. Sejak hasil Muktamar PKB di Semarang tahun 2005 lalu, kubu Muhaimin semakin dijauhi kaum Nahdiyin. Apalagi setelah para kyai langitan Jawa Timur menolak hasil Muktamar Semarang itu. Dengan inti tidak mendukung Muhaimin yang mendampingi Gus Dur. (Selengkapnya di artikel saya: PKB Pecah, Dua Capres, Dendam Lama dan Mimpi) Dan sampai saat ini pun, sepertinya kaum Nahdiyin anti dengan PKB pimpinan Muhaimin. Seperti sudah diwasiatkan Gus Dur, PKB pimpinan Muhaimin dilarang untuk memasang gambar dirinya. "Itu sesuai dengan permintaan Gus Dur, sesuai surat wasiatnya. Semua (partai) boleh pakai tanda gambar Gus Dur, kecuali yang diwasiatkan Gus Dur, yaitu PKB di bawah kepemimpinan Bapak Muhaimin Iskandar," kata putri Gus Dur, Innayah Wahid, usai haul keempat wafat Gus Dur di DPP Partai Persatuan Pembangunan, Selasa (14/1/2014). (berita: kompas.com) Sedang Jusuf Kalla, sang mantan Wapres dan Ketum Golkar, nampaknya hanya akan menjadi sensasi belaka. Biarlah JK maju, setidaknya PKB akan terkenal di daerah di luar Jawa, dalam hal ini Kalimantan. JK adalah figur besar dan tokoh nasional yang cukup berpengaruh di Indonesia bagian timur. Ia adalag representasi kekuatan suara orang-orang Indonesia timur. Apalagi, PKB tentunya dari dulu sudah menjadi ikon orang Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Atau lebih tepatnya, JK adalah dongkrak untuk suara PKB di Pileg nanti. Saudara kita di Indonesia timur nanti akan langsung klik dengan JK. Dan juga akan tahu jika kendaraan politik JK nyapres adalah PKB. Media dan opini publik tentunya dapat menggiring suara di Indonesia timur untuk PKB. JK membawa entitas partai yang hendak menjadikannya Presiden, yang tentunya JK akan banggakan. Dan, akhirnya nama PKB akan setidaknya nyantol untuk Pileg nanti. Kenapa Rhoma Irama menjadi Capres 'emas' Muhaimin? Kiranya tentu mengusik keingintahuan kita semua. Alasan dasar menurut saya adalah, karena Rhoma samar ke-Nahdiyinan-nya. Sejak partai Bintang Reformasi (dahulu PPP Reformasi) pimpinan almarhum K.H. Zainuddin M.Z kandas, Rhoma nampaknya ingin terus berkiprah di dunia politik. Partai Bintang Reformasi dulu itu adalah produk PPP. Sebuah cetusan dari pendiri PB NU pada masa Orba dulu, dan juga pendiri PPP, KH. Idham Cholid. Walau ajaran-ajaran (alm) KH Zainuddin M.Z sendiri diwarnai kaum Nahdiyin, sepertinya tidak kentara mewarnai Rhoma. Ia mengaku sebagai NU kultural dalam sela-sela dirinya hadir dalam halaqoh tokoh NU di Depok Desember lalu. Walau tidak jelas apa maksud NU kultural yang ia maksud. Dia mengaku, ini merupakan bagian dari NU. "Ah tidak, saya kan bagian dari NU, memenuhi undangan halaqah NU, saya kan bagian NU kultural," katanya kepada wartawan di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok, Minggu (08/12/2013).(berita: nasional.sindoenews.com) Muhaimin tentunya melihat ini sebagai kesempatannya untuk membuktikan diri. Ia ingin membuktikan jikalau PKB bisa hebat dan kuat terlepas dari trah Nahdiyin yang selama ini melekat. PKB akan menjadi partai Islam besar. Dan mungkin, akan serta merta hilanglah kesan Nahdiyin dalam PKB. Nahdiyin nati hanya akan menjadi simbolisasi perengkuh suara saja. Apalagi dengan diikutkannya bos Lion Air, Rusdi Kirana sebagai Waketum PKB. Lewat Rusdi Kirana, Muhaimin ingin mengubah image PKB. Kehadiran Rusdi diharapkan akan bisa membuat PKB diterima semua lapisan. Dan disini, ambisi Muhaimin terlihat sekali cetek dan mencari sensasi belaka. Atau bisa saya sebut dagelan (Selengkapnya di artikel saya: Bos Lion Air ke PKB; PKB Akan Gagal Take-Off!) Dan, semua ambisi menjadikan PKB partai Islam yang besar dan hebat kiranya akan tetap dipertanyakan. Setelah Pemilu 2014 nanti, mampukan PKB sekadar mendapat Presidential Treshold, sedang Capresnya sudah masing-masing internal PKB gembor-gemborkan. Atau malah karam bersama ambisi Muhaimin. Kita tunggu saja. Salam, Solo, 1 Februari 2014 01:00 am

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun