Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memahami Sisi Lain Kurt Cobain dalam Montage of Heck

9 Maret 2015   22:13 Diperbarui: 23 Maret 2016   11:42 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kurt Cobain usia 2 tahun dalam Montage of Heck - foto: theguardian.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="446" caption="(Kurt Cobain usia 2 tahun dalam Montage of Heck - foto: theguardian.com)"][/caption]

At one point he buys a Ken doll for his girlfriend, and inscribes the words "Kurdt Kobain" above it; in another scene he wears a dress and mimes along while Love reads out a letter from a love-struck fan. Tewas bunuh diri pada usias 27 karena depresi dan ketergantungan obat, stigma gelap dan muram melekat pada diri Kurt Cobain. Vokalis utama band grunge tahun 90-an, ini membawa suara muram dalam musiknya. Dengan lirik yang cenderung depresif, penuh kesedihan dan realitas kehidupan remaja yang muram banyak mencap Kurt sebagai pribadi yang 'buruk'. Banyak juga yang mencap Kurt dengan sang istri adalah keluarga durja, karena berisi ayah pecandu dan ibu yang glamor hidupnya. [caption id="attachment_401754" align="aligncenter" width="520" caption="(Kurt Cobain, Courtney Love dan Frances di MTV Award 1993 - foto: billboard.com)"]

1425921742479052235
1425921742479052235
[/caption]

Namun siapa sangka, ada sisi lucu dan menyedihkan pada diri Kurt yang orang tidak tahu. Semua digambarkan dengan apik oleh sutradara Brett Morgen dalam film dokumenter Montage of Heck. Sebuah film dokumentar yang benar-benar berisi dan mengungkap Kurt apa adanya. Dengan mengantongi, 200 jam rekaman audio, 4.000 lembar diary, dan video rekaman pribadi Kurt dan keluarga, Montage of Heck mengangkat sisi humanis dan ayah seorang Kurt. Montage of Heck sendiri berasal dari nama sebuah rekaman pribadi Kurt tahun 1998 yang berisi beragam warna musik sepanjang 36 menit.

"For me, Montage of Heck is like a journey through Kurt's mind," says Morgen. "It's funny, kitschy, romantic, angry, full of contradictory juxtapositions. If you describe the tape, you are, to a certain extent, describing Kurt."

Film dokumenter ini pun telah mendapat pengakuan dalam ajang Sundance awal Januari 2015 lalu. Film yang juga membuat majalah Rolling Stone menggambarkan film ini sebagai 'You're left completely emotionally spent' Sebuah dokumenter karya Morgen, dengan produser eksekutifnya Frances Bean putri Kurt Cobain, seperti telah membuka tabir gelap Kurt yang selama ini melekat. Film yang sebenarnya cukup lama dalam proses produksinya. Pada awalnya, istri Kurt Courtney Love memintanya membuat film tentang Kurt pada tahun 2007.

Baru pada akhir tahun 2014 film ini akhirnya selesai. Bahkan, Frances sendiri tidak meminta apapun diedit dengan karya Morgen. Walau sudah ada beberapa film dokumenter tentang Kurt Cobain, namun hanya Montage of Heck yang memiliki rekaman asli awal karir musik Nirvana. Mulai dari awal manggung kecil-kecilan Nirvana sampai pagelaran konser dimana Kurt masuk dengan dibantu kursi roda, Montage of Heck benar-benar baru. Belum lagi foto, rekaman video dan audio, serta diary Kurt sendiri yang selama belum diketahui publik. Bahkan, sang putri Kurt sendiri, Frances, belum tahu kalau ada 'warisan' ayahnya yang sangat berharga itu. [caption id="" align="aligncenter" width="558" caption="(ki-ka: Frances Bean, Courtney Love dan Brett Morgen di Sundance - foto: Tomasso Bodi gettyimage.com)"]

(ki-ka: Frances Bean, Courtney Love dan Brett Morgen di Sundance - foto: Tomasso Bodi gettyimage.com)
(ki-ka: Frances Bean, Courtney Love dan Brett Morgen di Sundance - foto: Tomasso Bodi gettyimage.com)
[/caption]

Dimulai dengan gambaran masa kecil Kurt yang menjadi 'korban' perceraian kedua orangtuanya. Masa kecilnya, ia didiagnosa menderita ADHD. Perilakunya yang selalu berteriak-teriak di hadapan tembok, membuatnya harus diterapi dengan Ritalin. Beberapa rekaman audio pun berisi suara Kurt yang menceritakan masa sulitnya dipermalukan di sekolah. Juga saat ia remaja, dimana ia menceritakan dirinya yang sulit sekali beradaptasi dengan bermacam pribadi yang merawatnya waktu itu. Yang paling membuat hati tersentuh adalah saat perayaan potong rambut pertama anaknya, Frances.

Saat semua anggota keluarga merayakan masa suka cita ini, Kurt hanya diam kosong terpaku tidak tahu apa yang terjadi. Kenyataan pahit yang harus Kurt tanggung sebagai seorang pecandu. Namun, yang menjadikan Montage of Heck spesial adalah sisi lucu dan humanis Kurt sendiri. Dimana saat kecil, berdandan seperti Batman Kurt bermain dengan gembira di salah satu rekaman video keluarganya. Juga bersepeda sendiri di jalan di depan rumahnya.

Atau saat ia berusia 6 tahun, bermain serupa anak sebayanya dengan kakak perempuannya. Bermain seperti seorang bapak, meminta kakaknya pura-pura menyetrika baju. Juga kemesraan dan kelucuan Kurt dengan Courtney yang juga terekam dengan baik dari sejak masa ia berasama Kurt dahulu. Sebagai pasangan muda, canda dan tawa mereka pun sempat diabadikan Courtney. Bercanda dan mengobrol tentang surat fans Nirvana berdua dengan Courtney. Sambil diselipkan kelucuan dan celoteh bak reality show, gambaran video ini benar-benar menyorot sisi lain Kurt. Belum lagi, beberapa footage yang menggambarkan kedekatan Kurt dan Frances, putrinya saat kecil. Momen yang menggambarkan diri Kurt sebagai ayah dan penyanyang seutuhnya.

Now 22, she (Frances) was just short of two years old when her father died, so she has no memories of him. "You gave me a couple of hours with my dad I never had," she told Morgen after seeing the film.

Referensi: theguardian.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun