Kenapa harus menggunakan kata rapat bukan pertemuan? Menggelitik fikir saya saat hendak menghadiri rapat dengan para pimpinan Program Studi barusan. Padahal padanan kata asing yaitu Bahasa Inggris saja adalah meeting atau pertemuan. Kenapa tidak menggunakan meeting atau pertemuan saja. Kenapa malah menggunakan kata rapat yang secara makna malah melenceng dari pemahaman berkumpul bersama di suatu tempat? Makna Rapat Secara Kebahasaan Menurut kbbi seperti yang dikutip dalam artikata.com, kata rapat sendiri memiliki dua kategori kata.
- 1. Adjektiva atau kata sifat, dengan rapat berarti: Â hampir tidak berantara; 1) dekat sekali (tidak renggang): 2) kerap (tentang tanaman, anyaman, dsb): 3) tertutup benar-benar hingga tidak bercelah: ; 4) berhampiran sekali; dekat benar ; 5) karib; erat (tentang persahabatan)
- 2. Nomina atau kata benda, dengan rapat berarti: pertemuan (kumpulan) untuk membicarakan sesuatu
Dapat dilihat dua kategori kata rapat sendiri diatas. Kata rapat semula merupakan kategori adjektiva lalu berubah menjadi nomina. Dari peristilahan kata rapat yang menjadi nomina dari adjektiva sering disebut conversion atau konversi dalam bahasa. Sehingga dalam kasus kata rapat, hal ini disebut nominalisasi. Atau secara singkat perubahan suatu kata menjadi satu bentuk nomina. [caption id="" align="aligncenter" width="382" caption="(ilustrasi: www.eq-consultingservices.com)"][/caption] Makna Rapat Sudah Berisi Makna Humanis Dari arti secara harfiah sudah dapat ditilik mengapa kita menggunakan kata rapat daripada pertemuan. Karena secara sosio-historis masyrakat Indonesia adalah masyarakat yang dibangun atas dasar kesatuan dan bergotong-royong. Maka lahirlah slogan Bhinneka Tunggal Ika yang terpampang di lambang negara, Garuda. Slogan yang berasal dari bahasa Sansakerta yang secara harfiah berarti "Beraneka Satu Itu Jua" Itulah yang ingin disampaikan dengan kata rapat. Kata rapat yang berarti merekatkan atau mengkaribkan sengaja dipilih oleh ahli bahasa Indonesia kita dahulu. Rapat yang menghadirkan banyak orang dalam satu ruang dan satu pembahasan intinya adalah menyatukan atau merapatkan. Apa saja yang dirapatkan? Tentunya yang merenggang. Seperti visi atau misi organisasi yang sudah melenceng atau perpecahan dalam organisasi sendiri. Sehingga, perlunya kembali di-rapatkan dengan mengadakan rapat. Dan sejatinya orang yang hadir rapat memahami tujuan rapat, yaitu merangkai atau merekatkan kembali sesuatu yang dianggap tidak satu lagi. Namun, pada realitanya, kadang rapat adalah ajang berbicara intelek tanpa solusi. Ajang menunjukkan senioritas. Dimana saran dan kesan atau keluhan junior hanyalah angin lalu. Rapat adalah masa mengeluarkan uneg-uneg pada seseorang. Atau bahkan menjadi ajang menjelek-jelekkan. Apanya yang bisa disebut rapat dalam hal ini. Makna humanis atau nguwongke (memanusiakan) manusia dalam bahasa Indonesia sangtlah menakjubkan. Bandingkan dengan bahas Inggris yang banyak menggunakan istilah meeting atau pertemuan. Tidak ada makna humanis dengan kata meeting atau pertemuan. Toh kita sehari-hari ata kadang bertemu. Sedang bahasa Indonesia memahami hal ini. Manusia secara sosial tidak ingin hanya sekedar bertegur sapa tiap harinya. Mereka ingin merapatkan atau mengeratkan sesuatu. Entah itu uneg-uneg untuk diutarakan dan diberikan solusi. Agar nantinya, hati-hati yang mulai merenggang agar bisa dirapatkan kembali dalam rapat. Semoga kita selalu mengingat makna rapat ini nantinya. How nice to have rapat. Salam, Solo, 30 November 2013 12:34 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H