Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Makanya, Pasang Spionnya Sepasang Mas Bro!

4 Maret 2014   22:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:15 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: funnyautos.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="368" caption="(foto: mpm-motor.co.id)"][/caption] Saya selalu tidak habis fikir kepada pengendara sepeda motor yang tidak memasang spionnya. Baik dua spion, kanan-kiri atau yang hanya satu spion, kiri saja atau kanan saja. Kenapa mereka begitu PD dan bebasnya berkendara di jalan raya yang ramai dan padat. Apalagi ditambah slonang-slonong tanpa aturan. Menyelip dan meliuk diantara padatnya arus lalu lintas. Memang mereka fikir tidak ada kendaraan lain yang ada dibelakang mereka. Bisa saja motor satu spion atau tanpa spion ini akan menyenggol dan menyerempet kendaraan lain. Toh karena tidak bisa memiliki sudat pandang atas apa yang ada dibelakangnya, insiden celaka atau cidera malah menjadi resiko yang dominan. Cara berkendara yang kadang ugal-ugalan kendaraan lain di belakang  tentunya menambah resiko kecelakaan. Lagi-lagi orang lain yang tertib malah terkena dampak negatif pengendara tanpa spion. Walau resiko celaka bukan hanya terjadi karena spion motor cuma satu atau tanpa spion. Namun sebaiknya, resiko ini setidaknya bisa dikurangi jika sepasang spion tetap dipasang. Setidaknya bisa melihat kendaraan dibelakang untuk menghindari kendaraan lain. Dan spion memang wajib dipasang pada kendaraan bermotor. Sanksi administratif tentunya akan didapat untuk yang melanggar.

Diwajibkan memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban (diatur Pasal 106 Ayat (3)). Sanksi bagi pelanggarnya diatur Pasal 285 Ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000. (sumber: kompas.com)

Dan tahukah Anda alasan sebenarnya pengendara motor tidak mau atau enggan memasangkan kaca spion yang dianggap sepele. Selain malas atau alasan ekonomi yang dianggap tidak valid, sejatinya tidak memasang spion pada motor menyiratkan beberapa hal berikut. 1. Merasa Arogan Buat Pengendara Lain Inilaah pucuk utama alasan pengendara yang tidak mau memasang spion pada motor. Arogansi atau bahasa gaulnya ndeso. Dengan memasang spion lengkap kanan-kiri sejatinya menyiratkan keperdulian akan sesama. Ia perduli dan mau tahu kendaraan apa yang kiranya dibelakang mereka. Sedang bagi motor yang tidak memasangnya, seumpama orang yang arogan dan maunya dimengerti pengendara lain. Pengendara yang tidak memasang spion lengkap seperti berkata secara subliminal kepada pengendara di belakang mereka. "Wooi tahu gak,  guwa ga pake spion nih. Kalau nyenggol salah lu ya!" Kira-kira seperti itu. Dimana jiwa mereka sebenarnya haus akan perhatian. Saat kita mau dan mampu melihat kendaraan di belakang dengan spion lengkap. Mereka seumpama masa bodo. Apapun kendaraan yang berada di belakang, besar-kecil, pelan-kencang, bagus-jelek harus tahu siapa mereka. Kadang, kalau tidak sengaja tersenggol atau terserempet malah ngotot duluan dan paling galak. 2. Merasa Paling Aman Buat Pengendara Lain Dengan tidak memasang spion, juga menyiratkan ialah yang bisa paling hati-hati dan paling aman buat pengendara lain. Motor tanpa spion serasa motor dengan resiko celaka yang hampir nihil. Ia merasa tidak pernah celaka. Dan ini hanya merasa. Ingat, dengan tidak memasang kaca spion juga meningkatkan resiko diserempat atau diseruduk kendaraan lain dari belakang. Kecelakaan bukan saja disebabkan diri kita. Juga orang lain. Merasa aman dengan tidak dapat melihat ke arah belakang dengan tetap fokus ke depan adalah anggapan yang salah. Resiko diseruduk atau diserempat mobil atau motor dari belakang akan lebih besar daripada yang motor dengan spion lengkap. 3. Merasa Seperti Pebalap Moto GP Inilah alasan yang saya kira agak konyol. Atau analogi buat lucu-lucuan saja. Berkendara motor tanpa spion mungkin buat pengendara motor sudah serupa pebalap Valentino Rossi atau Jorge Lorenzo. Dan memang adanya, motor-motor di gelaran balap Moto GP tidak memakai spion. Mungkin alasan hambatan aerodinamis motor Moto GP tidak menggunakan spion. Atau pun masalah bingung fokus ketika balapan harus menengok spion bolak-balik. Dan jalan raya, bukan arena balap Moto GP. Motor bebek tanpa spion tidak akan menjadikan motor mereka kencang seperti motor Valentino Rossi, YZR-M1  1000 cc. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="(ilustrasi: funnyautos.com)"]

(ilustrasi: funnyautos.com)
(ilustrasi: funnyautos.com)
[/caption] Salam, Solo 04 Maret 2014 03:13 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun