Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Batal Hadir di Kick Andy, SBY Bunuh Diri Citranya Sendiri?

21 Maret 2014   07:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:40 3096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="551" caption="(ilustrasi: yuefang-luwuk.com)"][/caption] Judul yang saya kira tepat menggambarkan suasana media menyoal batalnya SBY dalam taping (rekaman) acara Kick Andy. Sebuah tindakan nyata bunuh diri citra yang beberapa waktu ini mulai tenang. Tenang dari riuh rendah konflik Partai Demokrat, korupsi Ibas dan segala cibiran miring untuk sang ibu negara, Ani Yudhoyono. Protokoler Presiden, yang diwakili Julian Aldrin Pasha menolak pertanyaan yang cenderung memperburuk citra. Yang menyebabkan gemuruh citra SBY beberapa waktu lalu. Dipaparkan Agus Mulyadi (Manajer Produksi MetroTV), sehari menjelang taping acara, pihak perwakilan Setneg, yakni Jubir Julian Aldrin Pasha, menelepon Andy F Noya, mencoba melobi dan mendiskusikan beberapa pertanyaan yang dianggap sensitif, untuk tidak diajukan kepada SBY. "Misalnya pertanyaan seputar mantan ketua umum di partainya," tulis Agus. Pertanyaan lain, kata Agus, terkait tuduhan korupsi, kasus century, keluarga, dan lain-lain. (berita: tribunnews.com) Publik yang sejatinya menunggu konfirmasi SBY atas gunjang-ganjing di sekitar SBY, kini harus kecewa. Kick Andy sebagai acara yang dibawakan oleh Andy F. Noya, memang kritis, tajam, dan santai namun berisi dalam bertanya. Acara yang juga inspiratif dan menggugah para pemirsa. Topik yang dibahas saya fikir juga hot dan dengan menghadirkan narasumber yang valid. Dan jikalau SBY hadir, publik mungkin akan menjadi respek atau sungkan kembali dengan sosok SBY. Menilik acara Mata Najwa yang menghadirkan Boediono, publik pun seperti melihat dengan nyata bahwa Wakil Presiden memang ada. Beliau ada, dan dari pertanyaan kritis Najwa Shihab, Boediono nampak santai dan kalem dalam menjawab. Walau sempat disinggung tentang Century, beliau berani menjawab. Walau masih kurang jelas. Simpulannya, tokoh besar sekaliber Wapres saja berani dan mau disorot highlight televisi. Disorot segala sisi Boediono. Mulai dari keluarga sampai tempat dan rekan beliau dahulu dan sekarang bekerja Najwa Shihab tanyakan. Lha, SBY malah seperti minder dan pilih urung niat sebelum bertempur. Implikasi secara sosial pastinya mengundang buruk sangka. Apalagi sempat dituturkan pihak pengelola acara di MetroTV dengan tweetnya. Akan menjadi pengaduk keruhnya kolam gonjang-ganjing milik SBY yang sempat tenang. Apalagi sempat bening dengan SBY sengaja membatalkan kampanye di Magelang demi mengawasi satgas pemadam asap di Riau. Publik (sempat) melihat dan merasa, beliau SBY perduli dan mau berkorban demi rakyat. Namun kini seperti mengeruhkan kembali kolam gonjang-ganjing yang sempat tenang dan keruhnya sempat mengendap. Dengan alasan protokoler meng-cut (baca: membredel) pertanyaan kritis seperti masalah Anas Urbaningrum sang anak haram, aliran Hambalang ke Ibas, celotehan jutek ibu Ani, dll, saya fikir membuat citra SBY kembali terpuruk. Dan kini apalagi dengan masa kampanye yang kian memanas. Ketidak hadiran SBY dalam acara sefenomenal Kick Andy, seperti membuat publik kian mengeryitkan dahi sekerut-kerutnya. Praduga dan syak wasangka di setiap hati dan fikiran kita kian memvalidasi ketidak inginan SBY merusak citranya sendiri. Walaupun secara implisit, saat ini citra buruk itu tervaliditas dengan apik. Saya fikir pun wajar jikalau nanti SBY memamerkan segala prestasinya. Toh acara Kick Andy pun akan bersifat objektif dan tidak memojokkan saya kira. Apalagi mungkin ada prestasi SBY yang publik tidak tahu atau malah belum tahu. Saya pun yakin, prestasi presiden kita ada yang baik dan patut diacungi jempol puluhan juta masyarakat Indonesia. Dan masyarakat pun akan mengiyakan prestasi yang ada. Tentu dengan syarat sederhana. SBY cukup mau dikritisi dan tampil apa adanya di acara seperti Kick Andy. Semoga, esok hari pun ada pihak Setneg atau Jubir yang selalu mendampingi bisa memberikan konfirmasi kepada publik. Entah SBY bersiap hadir kembali dalam acara Kick Andy atau berdalih apa pun. Itu pun masyarakat ingin tahu. Karena publik faham dan kritis jika pihak Setneg atau bahkan SBY sendiri seperti tidak perduli nantinya, ada konsekuensi. Publik akan memvalidasi syak wasangka mereka. Ternyata SBY tidak seberani Wapresnya yang selama ini diam (baca: dibungkam). Bahwa citra lebih penting buat SBY daripada harus rela dicecar pertanyaan kritis dan tajam dari sang host Kick Andy, Andy F. Noya. Sebuah bunuh diri citra ala SBY. Salam, Solo, 21 Maret 2014 00:04 am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun