Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saya Akui PKB ala Cak Imin Hebat!

10 April 2014   19:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:49 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="473" caption="(foto: dpp.pkb.or.id)"][/caption] Saya akui, PKB sebagai parpol berbasis Islam yang hebat dan piawai dalam Pemilu ini. Walau tulisan-tulisan saya terdahulu banyak membahas manuver Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Ketum PKB terkesan dagelan, Ternyata tanpa diduga ambisi Cak Imin mampu menggenjot perolehan suara PKB sampai menduduki posisi ke-5 dari hasil QC Kompas pada Pileg 2014 sampai hari ini tanggal 10 April 2014, (berita: indonesiasatu.kompas.com). Dan tentunya menghempas ekspetasi saya sendiri jika ambisi Cak Imin yang akan mengkaramkan PKB. Sendiri. Manuver yang paling menohok menurut saya adalah, dideklarasikannya Rhoma Irama sebagai Capers 2014 usungan PKB versi Cak Imin. Kenapa versi Cak Imin? Karena Cak Imin-lah yang berambisi mengusung Rhoma Irama dalam deklarasinya pada akhir November tahun 2013 lalu. Lalu, kaum Nahdiyin versi Jawa bagian Tengah dan Timur dengan didukung oleh Ketua DPP PKB, Imam Nahrowi pada sekitaran Maret 2014 juga mengusung Mahfud MD sebagai Capres dari PKB. Tak kalah santernya, kaum Nahdiyin bagian Indonesia Timur pun mengusung Jusuf Kalla sebagai Capres dari PKB. Ditambah lagi, manuver rada aneh dengan mempersilakan (mantan) bos Lion Air, Rusdi Kirana ke kursi Waketum PKB. Alsan Cak Imin mempersilakan Rusdi Kirana menjabat Waketum PKB adalah menambah kekuatan PKB dan mereformasi struktur manajerial PKB itu sendiri. Lalu tidak beberapa lama, dampak positif untuk PKB, terkhusus kaum Nahdiyin, sebagai penyumbang suara PKB muncul. Dengan progam NU Lion Air. Program ini adalah untuk menyokong sisi sosial ekonomi kaum Nahdiyin. (berita selengkapnya: jpnn.com) Cak Imin Mencoba Menjinakkan Tiga Macan Walau secara hasil QC yang ada PKB belum bisa mengajukan diri sebagai pengaju Capres tunggal, karena suara di Pileg kurang dari 25%. Namun posisi tawar PKB cukup tinggi. Apalagi dengan tokoh besar dan terkenal sekaliber Rhoma Irama, Mahfud MD, dan Jusuf Kalla, PKB memiliki bargaining position yang cukup baik. PKB saya fikir memiliki suara pemilih yang cukup lumayan. Pertama dari popularitas Rhoma Irama dengan basis fans-nya yang sudah cukup kuat.Ia mungkin dipandang sebagai Ustadz dan pedangdut. Belum lagi para fans setia yang juga mendirikan front 'pembela' Rhoma dengan sebutan RIFORI (Rhoma Irama For Republik Indonesia). Secra politik kiprah Rhoma pun lumayan banyak. Sejak partai Bintang Reformasi (dahulu PPP Reformasi) pimpinan almarhum K.H. Zainuddin M.Z kandas, Rhoma nampaknya ingin terus berkiprah di dunia politik. Partai Bintang Reformasi dulu itu adalah produk PPP. Sebuah cetusan dari pendiri PB NU pada masa Orba dulu, dan juga pendiri PPP, KH. Idham Cholid. Mahfud MD dengan kedekatan dengan kyai Ponpes, dan kaum khos (baca: kyai langitan) di Jateng dan Jatim tentu bukan tokoh yang sembarang di-Capreskan PKB. Dari masa pemerintahan Gus Dur sampai Megawati, Mahfud MD adalah orang kepercayaan Gus Dur. Dan tak ayal, Mahfud MD adalah akademis yang diminta Gus Dur sendiri untuk belajar di posisi legislatif, eksekutif dan yudikatif. Mulai dari Mentri Pertahanan tahun sampai yang terakhir, Ketua MK, sudah pernah Mahfud MD rasakan. Dan terakhir mantan Wapres era periode pertama SBY menjabat, Jusuf Kalla. Sebagai seorang yang berasal dari Makasar, JK dianggap mewakili suara orang Timur dan Tengah Indonesia. Walau lahir dan besar dari keluarga pengusaha kaya raya di Sulawesi Selatan, kancah perpolitikan JK jangan dianggap sepele. Mulai dari jabatan Memperindag tahun 1999-2000, Ketum Golkar tahun 2004-2009, Mentri  sampai kursi Wapres pada tahun 2004-2009 pada masa SBY. Dan JK terkenal sebagai orang yang pembawaannya ceplas-ceplos dan tanggap. Tak heran, pada masa ia Wapres, SBY seolah terkurung citra JK yang cenderung merakyat. Sehingga, yang terjadi adalah, Cak Imin menyimpan para 'macan politik' negri ini. Semua tokoh yang diusung PKB sebagai Capres adalah tokoh kuat menurut ranah uniknya masing-masing. Rhoma dengan akar basis fans yang kuat. Mahfud MD dengan penokohan di mata kaum Nahdiyin yang mumpuni. Dan JK sebagai tokoh yang dianggap mewakili suara Indonesia Timur. Yang terjadi adalah adu sikut kepentingan para petinggi PKB sendiri. Mungkin saat ini petinggi PKB dengan Cak Imin sebagai Ketumnya sibuk menyodorkan siapa nanti yang akan dipinang partai lain. Entah itu parpol lain seperti PDI-P, Gerindra, atau atau bahkan Demokrat, posisi PKB pun masih bisa mengajukan Capresnya. Atau setidaknya mendampingi Capres usungan parpol diatas dengan Capres usungan PKB. Alias, Capres PKB 'turun tahta' menjadi Cawapres untuk Capres parpol lain. Atau mungkin tetap ngotot dan adu urat dengan parpol lain untuk mengusung ke-tiga Capres PKB menjadi Capres dan Cawapres. Dan apesnya, usungan Capres andalan Cak Imin adalah Rhoma Irama. Tetap keukeuh dengan Rhoma sebagai Capres, sedang Mahfud MD dan JK sebagai Cawapres. Namun, kondisi berkata lain. PDI-P tentunya tetap akan mengusung Jokowi sebagai Capres. Gerindra dengan Prabowo dan Demokrat dengan Dahlan Iskan misalnya. Semua kepentingan parpol berupaya 'mengkerdilkan' ambisi Cak Imin dengan Rhoma. Duet Jokowi-Rhoma misalnya muncul, malah akan 'mematikan' bukankah akan mengempiskan citra Jokowi itu sendiri. Atau Prabowo-Rhoma yang tentunya akan dikira dagelan keputusasaan Gerindra. Atau malah Dahlan-Rhoma yang diusung Demmokrat, yang mungkin akan menjadi anomali sendiri dalam peta Capres di Pilpres nanti. Namun kalau Cak Imin mau mengendurkan sejenak otot-otot yang ngotot mengusung Rhoma sebagai Capres. Dan mulai menengok Mahfud MD atau JK sebagai alternatif Capres. Saya kira 'the game' akan berubah. PKB, tidak akan menjadi olok-olok dagelan politik ala Cak Imin. Bahkan mungkin me-revive kejayaan PKB pada masa Gus Dur dahulu. Entahlah? Namun jujur, saya tetap salut pada Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Tinggal ia yang akan memberi kebijakan dan kebijaksanaan untuk PKB. Artikel mengenai PKB dan Capresnya dari saya:

  1. Mahfud M.D Menggalang Suara NU, Menghadang Ambisi Cak Imin
  2. PKB Akan Karam Bersama Ambisi Muhaimin
  3. Bos Lion Air ke PKB; PKB Akan Gagal Take-Off!
  4. PKB Pecah; Dua Capres, Dendam Lama & Mimpi

Salam, Solo, 10 April 2014 11:54 am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun