Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Husein Indonesian Idol, Persona Ngeri-Ngeri Sedap

3 Mei 2014   06:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="(foto: solopos.com)"][/caption] Husein Alatas, memang menjadi sensasi baru di Indonesian Idol 2014. Berasal dari scene metal, Husein menjadi 'idola' yang fresh dan berbeda. Seorang yang mampu menyedot banyak kekaguman dengan suara growl, hell frog, pig squeal, dan scream yang membuat cetar panggung Spekta Indonesian. Apalagi ditambah puji-puji dari juri (atau fans), baru, Tantri Kotak. Penampilan Husein pun selalu menjadi puja-puji pemirsa dan voters. Yang baru selalu membuat penasaran. Dampaknya, Husein tidak pernah masuk tiga terbawah. Fenomenal? Tentu. Artikel ini pun, purely, sudut pandang pribadi. Saya mewarnai hidup dengan musik cadas ala Husein melihat fenomena metal on stage (national television) pada dua sisi. Sisi pertama tentunya sisi karir Husein yang cukup baik. Berangkat dari gigs kecil dan konser metal minim sponsor (true), Husein kini bersinar sebagai bintang baru di dunia musik Pop, ya musik Pop. Musik yang cenderung mainstream dan temporal. Walau yang dibawakan adalah 'genre' berkesan metal and stuff, namun di satu sisi tidak. Sekali lagi, dari sisi Husein (economics) setidaknya ia sudah mapan. Dan tentunya populer (self-esteem). Dari sisi lain, bermusik (ala) cadas yang dibawakan Husein sudah merusak scene metal sendiri. Faham DIY (Do It Yourself) dengan mengoposisikan diri dengan kapitalisme dan industrialisasi dunia musik, membuat Husein seumpama 'berkhianat'. Scene metal yang dikenal anti-mainstream dan otorisasi cukong industri terbawa ke dalam kesan pop. Sensasi Husein memang menjadi suatu yang baru, namun mencoreng 'qoyidah' metal itu sendiri. Saya sudah tidak heran dengan sensasi metal di panggung megah dunia komersialisasi televisi. Di negri Paman Sam sendiri, sensasi metal 'aneh' pun sempat membuat heboh. Adalah seorang gadis kecil berusia 6 tahun bernyanyi bergaya scream (yang cukup 'mengerikan') di America's Got Talent tahun 2013 lalu. Gadis kecil ini bernama Aaralyn. Dengan membawakan lagu ciptaannya sendiri 'Zombie Girl' bersama sang adik, Izzy, mungkin membuat Anda bergidik ngeri-ngeri sedap. Tengok videonya di sini. [caption id="" align="aligncenter" width="455" caption="(foto: news.com.au)"]

(foto: news.com.au)
(foto: news.com.au)
[/caption] Seperti sebuah sensasi, publik melihatnya dan mendengarnya sebagai suatu yang fresh di telinga dan mata mereka. Bernyanyi bergaya scream, adalah suatu yang luar biasa untuk anak Aaralyn yang berusia 6 tahun. Dan sejak itu, ia diundang dalam berbagai acara. Menjadi one hit wonder. Bahkan ia sempat menyanyikan lagu Guns N' Roses bergaya scream. Dan itulah yang nuansa yang sekarang sedang melingkupi Husein. Berada dibawah spotlight Indonesia Idol dengan membawa sisi DIY scene metal. Walau metal adalah musik, namun ia memiliki soul tersendiri. Sebuah soul yang menjadikan penikmatnya sebuah cult tersendiri. Sebuah ikatan yang sulit dipahami lewat kata. Namun mudah dipahami dalam cara pandang pada dunia nyata. Dunia yang jauh dari rasa merdeka. Musik yang selale membawakan pemahaman (bukan faham) melihat sesuatu dari sisi yang real, nyata, dan duniawi. Saya sama sekali tidak anti-Husein atau groupies Husein. Saya hanya berdiri dari sudut pandang orang awam yang sedikit sekali memahami roda dunia hiburan. Dunia yang penuh warna dan sensasi. Husein mendobrak sensasi baru di Indonesian Idol. Toh sudah 10 tahun lamanya, masa iya Indonesian Idol gaya musiknya selalu itu-itu saja. Husein adalah anomali yang bias dan kini ia dikemas sesuai selera mainstream. Dikemas menjadi suatu yang lebih halus dan eligible for listening. Ingat, saya tidak bilang Husein easy-listening. Salam m/ Salam, Solo, 02 April 2014 11:35 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun