Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menelisik 'Permainan' Pilpres 2014 #Bagian1

15 Juni 2014   05:26 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:41 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: news.liputan6.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="471" caption="(ilustrasi: news.liputan6.com)"][/caption] Pilpres 2014 ini unik sekaligus menggelitik. Semua sudut pandang ilmu sudah dibahas oleh banyak penulis. Semua opini dan argumen berbasis fakta memenuhi fikiran. Semua memperhatikan dan mengamati. Mengamati untuk sekaligus dicerna secara logis. Semua perspektif bercampur baur. Semua data dan katanya tumplek blek dalam wacana Pilpres 2014. Semua ini tumpah ruah bubrah (pecah, Jawa) dalam fikir setiap kita. Menjadikan semua wacana Pilpres 2014 adalah permainan tanda-petanda. Entah itu figur dua pasang Capres, ataupun orang serta opini yang beredar. Semua tanda petanda ini, saya akan coba uraikan. Sudut pandang saya ini bergaya murahan dan apa adanya, Semua terkait tanda-petanda yang saya dapat dari berita. Ataupun tanda-petanda lain yang tumpang tindih dari rumor dan gosip. Semua ini akan saya coba campur aduk secara sederhana. Sejenak menelisik dengan telisik unik tanda-petanda yang hadir dari kerumunan wacana Pilpres. Kerumunan yang sudah cukup padat dan akan semakin memadat. Baik pra-Pilpres 9 Juli maupun paska Pilpres nanti. Permainan Tanda-Petanda Sosok Prabowo Mencoba bersikap netral, saya disini mungkin sangat cemen memahami sosok Prabowo. Saya pun cuma sekadar menengok dan memahami Prabowo dari berita dan media. Semua yang saya tahu atas permainan tanda-petanda sosok Prabowo akan saya uraikan, Walau saya yakin, banyak yang akan mengeryitkan dahi. Atau bahkan menyudutkan saya sebagai Projo atau Jasmev. Silahkan saja untuk saya. Permainan ini sekadar tanda-petanda yang khalayak dapat dan ingat dari timpangnya media dan berita. Sosok Prabowo sendiri adalah tanda dari tumpang tindih tinanda dan petanda yang ada. Sosoknya adalah sentral dalam hal ini. Sedang tinanda adalah tanda-tanda yang menyokong dan menopang sosok Prabowo. Sebuah tanda yang dilekati tinanda dan petanda. Petanda adalah residu dari sosok Prabowo. Semua hal yang dijanjikan dan prestasi yang diukir adalah petanda yang menandakan sosoknya ada dan dalam kondisi berada. Yang dipahami berita dan media, serta publik, bahwa sosok Prabowo dibangung diatas kecemasan (anxiety), ketidaknyamanan (insecurity), dan ambisi. Kenapa demikian. Sosok Prabowo yang ada dalam fikir pendukungnya adalah kecemasan. Kecemasan yang diuntai dari rumor yan beredar, atau black campaign. Yang tentunya ditujukan untuk pihak lawan. Yang kemudian diolah menjadi tanda-tanda dalam fikir yang tidak nyaman. Ada suatu kekhawatiran tidak berdasar atas black campaign pada lawannya. Pemilih Prabowo, lebih melihat sosok Prabowo dari tinanda negatif di luar sosoknya. Isu tentang calon Menag Jokowi yang berasal dari Syiah. Atau isu tentang menghilangkan tunjangan sertifikasi. Isu yang yang menjadi tinanda yang menyokong sosok Prabowo. Isu-isu kabur dan tidak jelas yang tentunya menyentuh hak asasi manusia; kebebasan beragama, dan hak mencari hidup atau finansial. Isu ini membentuk dukungan pada Prabowo sebagai tinanda yang kokoh sekaligus rapuh. Dengan kata lain, tanda sosok Prabowo tercipta dari tinanda yang primodial. Isu atau disini tinanda sosok Prabowo yang didasari pada ketakutan pihak Jokowi. Sederhananya, daripada memilih Jokowi, mending pilih Prabowo. Dengan alasan dasar, nanti Menagnya dari Syiah, nanti sertifikasi ditiadakan, Jokowi adalah ante dan boneka asing. Dan yang lebih primodial lagi, sosok Prabowo lebih ganteng daripada sosok lawannya. Tinanda yang (fragile) rapuh danmundane (sederhana) hinggap dalam fikir. Pola ini pernah menyerang Jokowi saat Pilgub DKI 2012 lalu, nyatanya tidak ada hasilnya. Kemudian, olah dan alih isu-isu yang ada ini, Prabowo menggulirkan petanda pada saat kampanye. Walau setiap Capres pasti menggulirkan gagasannya, namun petanda yang dibuat oleh sosok Prabowo pun menyentuh dasar. Sokongan yang ada, dikuatkan dengan guliran visi-misi kampanye yang normatif, oratif dan konseptual. Yang didengungkan adalah petanda kesejateraan yang lebih baik tanpa menyentuh rencana yang dicanangkan. (Bersambung, bagian 2 in construction) Salam, Solo 14 Juni 2014 09:58 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun