[caption id="" align="aligncenter" width="415" caption="(ilustrasi: kerlabs.net)"][/caption] Rencana pengerahan massa dari kubu Capres Prabowo-Hatta menimbulkan aura sumbang. Niatnya untuk menciptakan suasana kondusif, malah terbaca kebalikan oleh publik. Makna 'pengamanan' yang dinyatakan kubu Capres No. 1 seolah menyiratkan 'kekhawatiran'. Kekhawatiran jika ada chaos atau rusuh dari kubu Capres Jokowi-JK yang berlebihan. Selentingan rumor kerusuhan dihembuskan. Lalu kubu Capres Prabowo-Hatta berusaha menjadi 'pahlawan' di KPU nanti. Pahlawan buat siapa? Publik atau kongsi koalisi yang selama ini ketar-ketir memelototi Real Count KPU dan website kawalpemilu.org. Sudahlah, publik tak ingin ada pengerahan massa ke KPU pada 22 Juli nanti. Cukup mereka yang berkepentingan, mulai dari Timses dan anggota koalisi, sampai pejabat KPU, Bawaslu dan LSM terkait serta pihak keamanan. Lha wong cuma mengkonfirmasi jumlah suara yang masuk setelah beberapa kali dihitung. Masa iya masih berbeda kembali. Kubu Prabowo-Hatta, harusnya sudah mulai siap-siap buat pencitraan dengan iklan untuk kampanye 2019 nanti. Atau kembali menjadi warga negara yang baik. Hormat pada konstitusi dengan tetap legowo dan berjiwa ksatria. Tidak usah lagi menyakiti diri dengan merasa menang dan terus berambisi berkuasa. Baiknya, pengerahan massa untuk hal-hal terkait yang up-to-date. Isu atau masalah yang masih fresh dan aktual. Ataupun, ada event-event yang lebih bisa memberi kegembiraan untuk masa yang datang. Siapa sih yang tidak mau bersenang-senang beramai-ramai. Berikut isu atau event yang butuh banyak masa atau tenaga. 1. Gotong royong benahi jembatan Comal yang amblas Buat yang mau mudik, dua minggu sebelum Lebaran ini waktu yang krusial buat mereka. Apalagi di daerah pulau Jawa yang mengandalkan jalur Pantura. Apalagi jembatan Comal saat ini tidak bisa dilalui. Jembatan ini hampir amblas. Dengan waktu high-peak mudik yang kian dekat, pasti dibutuhkan banyak orang dan tenaga untuk memperbaikinya. Kerahkan saja massa Prabowo-Hatta yang katanya sampai ribuan orang. Saya yakin, kurang dari beberapa hari saja, jembatan Comal bisa kembali berfungsi. Daripada geruduk (beramai-ramai datang, Jawa) KPU dengan alasan yang 'aneh'. Bergotong royong memperbaiki jembatan Comal lebih terasa manfaatnya. 2. Menjadi relawan ke Filipina untuk korban topan Rammasun Atau, dengan dana kampanye yang mencapai Rp. 166 milyar, kirim saja massa ke Filipina. Gunakan pesawat Hercules dari TNI atau SAR atau BNPB, kirim ribuan massa kesana. Akan lebih bermanfaat dan terasa citra yang baik dan nasionalis dari Prabowo. Topan Rammasun yang memporak-porandakan Manila dan ratusan korban jiwa, membutuhkan banyak pertolongan. Apalagi kita sebagai sesama negara ASEAN. Pengerahan massa menyisir korban dan memulihkan keadaan disana akan lebih baik. Daripa duduk-duduk di depan KPU tanggal 22 Juli. Sambil plonga-plongo merokok dan menunggu nasi bungkus. Sembari melihat aparat yang benar-benar mengamankan kondisi. Lebih baik dikerahkan massa kesana untuk membantu memulihkan Manila. 3. Datang ke event-event berikut, mereka butuh banyak penonton Atau alternatif akhir, datang ke acara-acara live televisi seperti Dahsyat di RCT, Inbox di SCTV, atau Ngabuburit di TransTV. Disana malah datangnya ribuan massa akan lebih wah dan heboh. Selain acara tersebut diuntungkan, masa dari Prabowo-Hatta akan lebih senang. Memiliki aktifitas joget bareng dan dapat takjil gratis. Bisa lihat artis dan pelawak konyol pula. Hebatnya, siapa tahu bisa foto selfie bareng artis. Atau mendapat hadiah doorprize rantang buat piknik. Lumayan kan? Daripada duduk-duduk tidak jelas juntrungannya di depan KPU pada 22 Juli nanti. Semoga bermanfaat tips-tips saya di atas . . . :-) Salam, Solo 18 Juli 2014 10:19 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H