Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini Dia Tipe-tipe Mencontek

29 Oktober 2014   18:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:17 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="522" caption="(ilustrasi: absolutelyfobulous.com)"][/caption] Mencontek itu serupa merokok. Sudah tahu beresiko dan tidak 'sehat' tapi masih sering dilakukan. Sebuah fenomena yang menjadi epidemi pelajar di Indonesia, mungkin pula di negara lain. Tidak luput, mahasiswa yang kebetulan saya awasi Ujian Tengah Semester-nya (UTS). Dosen memang sewajarnya mengawasi UTS mahasiswanya sendiri. Lain hal jika karyawan atau mahasiswa senior yang menjadi pengawas. Beberapa kampus menerapkan hal ini. Dan, mengawasi ujian itu lucu dan prihatin. Melihat ekspresi, modus dan 'perangkat' mereka mencontek membuat mengawas ngeri-ngeri sedap. Memergoki mahasiswa mencontek, tidak pula memberikan kepuasan. Malah kesedihan. Buat saya ini sebuah keprihatinan. Sudah mahasiswa saja masih mencontek. Apa kata dunia? Ternyata jenjang kedewasaan dan kepercayaan diri saat mereka menjadi 'maha dan siswa' tidak juga nampak. Mengawas ujian dan serba-serbi sekitar ujian dan mencontek, sudah banyak kali saya tuliskan. Dan sebenarnya tulisan ini bukan sekadar untuk mahasiswa, juga untuk jenjang pendidikan lain. Sudah rahasia umum, jika mencontek pun dilakukan di jenjang Sekolah Dasar. Dan ternyata, ada beberapa tipe mencontek. Berikut sedikit observasi saya. 1. Tipe Eksploratif Seperti makna kata eksploratif sendiri. Tipe mencontek ini memang benar-benar mengeksplor atau mencari jawaban. Kadang nekat dan berani, walau pengawas ketat. Bukan cuma untuk satu atau dua nomor. Kadang semua nomor pertanyaan. Entah itu soal pilihan ganda, uraian atau esai atau yang lain. Pencontek tipe ini benar-benar tidak tahu atau faham atas apa yang dipertanyakan soal ujian. Semua pertanyaan, membuatnya panik dan tidak tahu apa-apa. Biasa terjadi pada mahasiswa yang tidak pernah masuk kuliah atau malas belajar. Modus umum tipe pencontek seperti ini adalah, ia akan mengawasi pengawas. Jadi tugas mengawas bukan pada pengawas, tapi ialah yang mengawasi pengawas. Kepanikan dan kebingungan tampak jelas di wajahnya. Disertai pula perilaku duduk yang tidak nyaman. Kadang tengak-tengok kiri-kanan mencari jawaban teman. Memicingkan mata dan selalu melihat pengawas, juga ciri khasnya. 2. Tipe Afirmatif Kalau tipe ini, biasanya lebih santai mengerjakan soal. Bahkan kadang selama 1 jam, ia bisa dengan lancar mengerjakan soal. Tipe seperti ini memang jauh berbeda dengan tipe pencontek tipe pertama. Ia tahu dan faham apa yang diinginkan dosen dengan soalnya. Namu kurang yakin. Kadang, ia sudah menulis atau memilih jawaban, namun meng-afirmasi (menegaskan) kembali, apakah jawabannya salah atau betul. Jika jawaban teman dianggap salah, ia tidak akan mengambil jawaban tersebut. Umumnya, tipe afirmatif lancar-lancar saja menjawab soal. Duduk cenderung nyaman. Dengan sesekali tengak-tengok dan berbisik lirih untuk satu atau dua jawaban yang cukup sulit. Pandangannya pun juga mengawasi pengawas. Walau sesekali serius menjawab soal. Jika ada kesempatan, ia akan bertanya dengan memberi kode. Baik bersiul lirih atau memanggil nama dengan perlahan. Lalu agak 'berdiskusi' tentang jawaban yang ia buat dengan jawaban temannya. 3. Tipe Kuratif Ini tipe yang terakhir dari beberapa tipe pencontek. Kuratif atau sederhananya membenahi, dilakukan juga oleh pencontek. Tipe ini hampir mirip tipe afirmatif. Bedanya, tipe ini tidak begitu 'PD' dibanding tipe afirmatif. Ia akan cenderung mudah merubah dan terpengaruh dengan jawaban teman. Ia terletak di level medioker Ia faham materi, tapi juga tidak begitu yakin jawaban sendiri. Ia menjawab, namun dengan tidak yakin betul. Jika ada jawaban teman lain yang 'berhasil' ia contek, ia akan dengan sigap meng-copas jawabannya. Ciri-ciri umum hampir serupa tipe eksploratif, namun lebih 'anteng'. Ia akan mencontek jika pengawas benar-benar lengah. Tidak begitu berani dan nekat seperti tipe eksploratif. Istilahnya, jika jawaban salah ya tidak apa-apa. Tapi kalau ada kesempatan mencontek, ia akan benar-benar merubah jawaban sendiri. Entah benar atau salah, jika jawaban panjang atau 'masuk akal' ia akan tetap tulis. Pokoknya, jawaban terisi semua. Walau kadang putus asa, dan hanya menebak A, B, C, D atau menulis ulang pertanyaan esai. Tetap, yang namanya mencontek itu beresiko dan tidak 'sehat'. Beresiko karena jika ketahuan mencontek akan dicoret nama atau dikeluarkan pengawas. Juga tidak sehat pada sisi akademis. Menggantung diri pada jawaban orang lain, tidak membuat semakin pintar. Namun semakin bodoh. Dan mungkin, masih banyak lagi tipe-tipe mencontek yang Anda ketahui. Artikel serupa

Salam, Solo, 29 Oktober 2014 10:47 am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun