[caption id="attachment_375623" align="aligncenter" width="450" caption="(ilustrasi: earningdiary.com)"][/caption] Mungkin banyak Kompasianer yang bukan full-time blogger. Atau sederhananya, bukan orang yang selalu mantengin layar laptop atau PC agar artikelnya di Kompasiana terus 'di-buzz' atau di-reblogged/share banyak orang. Apalagi berkutat dengan SEO (Search Engine Optimization) yang cukup rumit. Atau keyword yang sering muncul atau dicari di search engine serupa Google, Mozilla, Opera, Safari dll. Saya kira, sudah bisa nulis dan mem-publish di Kompasiana sudah cukup senang. Apalagi Kompasianer yang memang hobi menulis. Urusan dibaca atau tidak, bukan menjadi masalah. Jumlah hits atau pembaca tentunya akan semakin menurun seiring waktu pada artikel yang sudah kita buat. Bahkan, dengan berjubel dan kredibelnya Kompasianer, artikel yang kita buat bisa menyentuh hits 100 pembaca saja, sudah sujud syukur (mungkin). Dan, artikel Headline atau Trending pun belum tentu sesukses artikel dari Kompasianer kawak dan mumpuni, dan tentunya mereka banyak di Kompasiana. Judul yang kurang catchy dan konten dengan pembahasaan yang rumit dan segmentif. Membuat artikel yang kita buat, tentunya minim pembaca. Berikut tips-tips ringan yang bisa Kompasianer lain terapkan untuk 'mengawetkan' jumlah hits artikel. Walau artikel itu kita buat 2 bulan, bahkan 1 tahun yang lalu. Cara ini cukup mudah diterapkan. Tidak perlu ahli SEO untuk melakukannya. Bisa dilakukan dari laptop atau PC Kompasianer sendiri. Intinya adalah konsistensi dan kreartivitas. Judul artikel yang akan kita 'awetkan' tidak harus sama atau serupa. Dibuat menarik mungkin bisa lebih atraktif saya kira. Berikut langkah-langkahnya, dan harus dilakukan secara runut. 1. Pastikan Anda memiliki satu jenis akun Sosmed Untuk mengawetkan artikel kita, miliki Sosmed paling sederhana dan 'merakyat' seperti Facebook. Yang lebih sederhana dan agak sedikit rumit karena harus selalu menyusun kata kurang dari 140, Twitter pun bisa digunakan. Sosmed dari Google, G+ juga bisa digunakan. Walau saya lihat ada button di versi desktop Kompasiana. Yang saya lihat jarang 1 artikel di-share ke G+. Atau bahkan LinkedIn, yang lebih cenderung berisi para profesional. Dan masih awam digunakan di Indonesia. Saya sendiri jarang men-share artikel ke LinkedIn. 2. Pastikan Anda sudah mengarsipkan artikel yang sudah dibuat Kalau belum sempat mengarsipkan tulisan, mulailah sekarang juga. Kalau Anda sudah meng-copas semua isi artikel ke dalam file Word atau PDF, itu baik. Namun dalam hal 'mengawetkan' hits artikel kita di Kompasiana, pastikan hanya link saja. Dan bukan sembarang link yang berada di atas atau dalam toolbar Google atau Mozilla Anda. Tapi link artikel Anda yang sudah dipendekkan, atau di-shorten URL. Cara memendekkan, bisa menggunakan URL shortener seperti goo.gl. [caption id="" align="aligncenter" width="412" caption="(Memendekkan Link Artikel Dengan Twitter Button - screenshot doc.pri)"][/caption] Namun paling praktis dan sederhana adalah dengan button Twitter di pojok kanan layar Kompasiana. Atau dalam versi mobilenya, ada di bagian bawah artikel. Pastikan pada satu browser yang sama, Anda membuka akun Twitter Anda sendiri. Lalu klik Twitter button untuk men-share artikel Anda. Di dalam tab baru, akan ada link yang biasanya diawali dengan kom.ps (screenshot diatas). Jangan langsung klik 'tweet', tapi copy dan paste dalam dokumen Word/wordpad. Urutkan subjek artikel Anda dengan kolom. Bisa seperti yang sudah saya buat (screenshot di bawah). [caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="(Arsip Link dan Detail Artikel Saya di Kompasiana - screenshot doc.pri)"][/caption] 3. Gunakan Social Media Management Tools Mungkin Anda baru dengar istilah Social Media Management Tool (SMMT) ini. Sederhananya, SMMT adalah website atau situs yang mem-buffer atau menunda posting atau tweet kita. Posting atau tweet kita, bisa kita munculkan dua minggu atau bahkan tahun depan. Baik mem-post ke Facebook atau Twitter, kita bisa menyimpan atau mengurutkan posting Facebook atau tweet Twitter kita yang berisi link artikel kita. Dan mengurutkan ini, biasanya unlimited, Anda bisa 'sepuasnya' mem-buffer posting atau tweet. Mem-buffer atau menjadwal post atau tweet ini butuh kesabaran. Dan tentunya koneksi internet yang bagus. [caption id="" align="aligncenter" width="511" caption="(Dashboard Akun Hootsuite Saya - screenshot doc.pri)"][/caption] Ada dua rekomendasi SMMT aman dan valid dari saya dari ribuan SMMT yang ada. Dua website ini bisa digunakan mem-buffer atau menjadwal tweet adalah Twuffer.com (screenshot bawah). Namun, web ini khusus untuk Twitter saja, tidak untuk Facebook. Sedang yang bisa 2-in-1, baik untuk Facebook dan Twitter adalah Hootsuite.com (screenshot atas). Kedua website SMMT ini, mampu mengurutkan post atau tweet kita dengan jumlah yang cukup banyak (bulk). Bisa mem-buffer posting atau tweet untuk hari, bulan bahkan tahun di masa datang. [caption id="" align="aligncenter" width="499" caption="(Akun Twuffer Dengan Tweet Yang Sudah Saya Jadwal & Touch-up Judul - screenshot doc-pri)"][/caption] Untuk Hootsuite, bisa digunakan untuk beberapa akun Facebook dan Twitter berbeda. Namun dengan fitur yang terbatas, Untuk fitur lengkap dengan analisa hits, Anda harus membayar. Sedang Twuffer benar-benar gratis. Kekurangannya, tweet yang sama, tidak bisa muncul. Karena dianggap tweet ganda, sehingga Anda harus mengubah tweet sedikit dengan titik atau koma atau tagar atau hashtag (#) berbeda. Saya tidak bisa menjamin artikel lama yang Anda buat bisa berlipat banyak hits-nya. Namun, dari waktu ke waktu, ada yang membaca. Entah follower kita di Twitter atau Friends kita di Facebook. Kembali, intinya adalah konsistensi dan kreativitas. Jika ada kala Anda malas menulis artikel karena Kompasiana agak error, urutkan saja artikel di Twitter atau Facebook Anda. Semoga bermanfaat. Salam, Solo, 15 November 2014 10:07 am
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H