Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Horor Singkat Tercekat #16

2 Januari 2015   05:04 Diperbarui: 7 Maret 2016   13:45 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: theangstreport.blogspot.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="(ilustrasi: theangstreport.blogspot.com)"][/caption]

Setahun sudah berlalu. Kini aku dan istriku bersama menyambut tahun baru ini. Sudah 26 tahun kami bersama. di Dan di awal tahun ini pun kami tetap dipersatukan. Betapa cintaku padanya tidak pernah hilang. Ialah milikku satu-satunya. Walau ia sudah memucat dan helai rambutnya mulai rontok. Kulitnya pun mulai membiru. Dan tulangnya pun mulai tampak jelas. Tetap ku jaga mayat istriku ini disampingku. Di tempat tidurku. Karena ia cintaku selamanya.

- - o - -

Sudah dua hari Rudi tidak beranjak dari rumahnya. Ia baru saja membunuh istrinya. Kesal karena selalu dihinakan dan dicaci maki karena Rudi tidak bekerja. Luapan emosinya dua hari lalu, menghilangkan nyawa istrinya. Tepat di halaman rumahnya Rudi mengkremasi jasad istrinya. Abu jasadnya pun ia coba hilangkan. Ia masukkan abu jasad istrinya ke dalam petasan kembang api besar. Lalu ia bagikan ke anak-anak ketika malam tahun baru. Untuk mereka bakar dan Rudi tertawakan puas di malam penghujung tahun ini.

- - o - -

Selesai pesta kembang api tahun baru, Dinda, Rangga dan Nisa bingung mencari bus untuk pulang ke rumah. Saat jalan sudah mulai lengang dan sepi, mereka melihat satu bus melaju ke arah mereka perlahan. Sigap mereka pun menghentikan bus dan bergegas masuk. Di dalam bus, Dinda melihat penumpang yang hanya tertunduk. Sedang Rangga sibuk menyiapkan ongkos. Nisa hanya diam dan matanya tak berani melihat sekitar. Sampai tujuan Dinda dan Rangga bertanya pada Nisa yang diam dan seperti ketakutan. 'Kenapa kamu Nis?' tanya mereka. "Kalian ga lihat, kalau bis tadi isinya setan?" jawab Nisa singkat. Dinda dan Rangga hanya bisa diam dan tercekat.

- - o - -

Di malam tahun baru ini, aku tidak lagi bersama ibuku. Beliau telah tiada pada pertengahan tahun lalu. Walau kami tidak lagi bersama. Namun tepat di tengah malam pergantian tahun ini. Aku ingin tetap bersama ibu. Di tengan pemakaman ini, aku mengusap dan bergumam sendiri di samping kuburnya. Karena aku sayang ibuku.

- - o - -

Sudah ku siapkan baju terbaik untuk istriku menjelang tengah malam nanti. Malam tahun baru selalu kami habiskan berdua. Mungkin sudah 26 tahun kami selalu bersama dan merayakan malam tahun baru. Ku dandani dirinya secantik mungkin. Ku pasangkan cincin nikah kami, perhiasan dan anting-anting kesukaannya dulu. Ku dudukkan ia di meja makan untuk candle light dinner. Walau tatapannya kosong karena kedua matanya yang mulai menghitam. Setidaknya ia masih bersamaku. Karena aku sangat cinta istriku, walau ia  sudah tiada, tubuhnya tetap ku rawat. Ia harus tetap bersama denganku, selamanya.

Cerita lainnya: #1 | #2 | #3 | #4 | #5 | #6 | #7 | #8 | #9 | #10 | #11 | #12 | #13 | #14 | #15

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun