Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Selamat Tinggal Google Glass, Selamat Datang Ara Phone

17 Januari 2015   21:16 Diperbarui: 26 Mei 2019   21:52 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumor yang beredar, proyek Google Glass dari Google Inc. dihentikan. Dan sepertinya tahun 2015, seperti prediksi tren tekno dan gadget, Glass tidak masuk dalamnya. Setelah 2 tahun lebih berkutat pada promosi dan 'penyempurnaan' Glass, Google sepertinya menyerah. 

Penjualan Glass pun sepertinya tidak signifikan. Apalagi rilisnya versi Glass Explorer, yang membuatnya seolah-olah lebih baik. Walau sepertinya malah mempercepat 'kematian' Glass. 

Berita ini tentunya menggugurkan tulisan saya sebelumnya yaitu, Yuuk Lihat Produk Baru Google 2015. 

Saat dunia sedang gempita dengan wearables gadget, Google Inc. sepertinya menyambut dengan gempita Ara Phone. Project Ara Phone sendiri sudah dimulai awal tahun 2014 lalu dari Google Inc. 

Digawangi Paul Eremenko, Project Ara dengan mencoba membuat modular phone ala Google. Dan tujuan Ara Phone sendiri adalah smartphone yang hebat. Dengan mengesampingkan harga. Kabarnya, Ara Phone akan dibesut dengan harga USD 50. Wow!

Google - Foto: ibtimes.com
Google - Foto: ibtimes.com
2 Tahun Project Glass yang Pelik dan Penuh Liku 

Walau sempat mendapat gelar The Invention of Year 2013 dari Time. Sejak dibesut 2012 lalu, Google Glass malah banyak menuai kritik. Baik secara sosial maupun fisiologis pengguna. Secara sosial, sempat muncul istilah 'Glasshole' (plesetan dari asshole) untuk para pengguna Glass. 

Istilah ini dikoinkan oleh seorang blogger A.S Mat Honan. Dalam review-nya, setelah menggunakan Glass selama 1 tahun, ia berkomentar blak-blakan dan cenderung sinis. "Wearing Glass seperates you. It sets you apart from anyone else," imbuhnya, lagi dengan mengeluarkan uang USD 1.500,- maukan Anda menjadi Glasshole? 

Google Glass Meme - Ilustrasi: informationweek.com
Google Glass Meme - Ilustrasi: informationweek.com
Secara fisiologis fungsi tubuh pula, Glass mendapatkan kritik pedasnya. Adalah Sina Fateh, seorang peneliti augmentasi visual manusia, mengatakan Anda tidak membutuhkan Glass. Permasalahan utamanya, fungsi Glass akan membuat mata Anda juling. 

Karena Anda melihat dengan kedua mata pada orang normal, maka Glass akan membuat otak Anda bingung. Akan terjadi binocular rivalry, yaitu mata sulit bekerja dengan sinkron. Karena satu mata melihat display Glass di sebelah kanan. Sedang yang satu melihat objek yang berada di depannya. 

Tidak heran Anda akan menjadi pening nantinya. (Selengkapnya di artikel saya: Google Glass, Mimpi Mirip Bejita dan Bahayanya) 

Tentunya, penjualan Glass yang tidak juga melonjak mengindikasikan berhentinya Project Glass. Dengan pengembangan software untuk Glass yang berhenti beberapa bulan lalu. Semakin menguatkan Glass sebagai produk gagal Google. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun