Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

HoloLens, Lensa Augmented Reality ala Microsoft

25 Januari 2015   04:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:25 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HoloLens bukanlah 'jenis' Google Glass dari Google Inc. yang kini hendak mati suri. HoloLens dari Microsoft ini sudah memulai debutnya dengan prototipe yang cukup baik. Dengan fungsi utama menampilkan 'augmented reality' dari apa yang diproyeksikan aplikasi HoloLens, pengguna (user) akan merasa dunia disekitarnya penuh visualisasi 3D. Secara sederhana, HoloLens akan menampilkan dunia virtual 3D saat orang lain tidak bisa melihatnya. Berbeda pula dengan Glass, HoloLens tidak mencoba menampilkan semua hal tentang apa yang user ajak bicara. Namun lebih kepada penambahan dunia virtual ke dunia nyata. Beberapa aplikasi besutan Microsoft pun disematkan dalam HoloLens, seperti Minecraft dan Skype. Prototipe HoloLens yang sekarang ada cukup besar dan tidak cocok untuk pengguna kacamata. HoloLens dipakai serupa head band atau ikat kepala. Alat ini melingkar di dahi dengan lensa yang menggantung tepat di depan mata. Pada lensa ini, banyak sekali sensor yang disematkan. Ada sensor yang melacak arah kemana mata kita melihat. Adapun sensor yang secara simultan melacak kemana arah kepala bergerak. Dan ada Holographic Processing Unit (HPU) yang diikatkan di sekitar leher. Alat ini seukuran radio mobil Anda. HPU inilah yang akan berperan penting dalam augmented reality HoloLens. HPU akan memproyeksikan imaji holographic ke hadapan user. Proyeksi dari HPU akan ditampilkan tepat di lensa di depan mata user. Walau bukan benar-benar hologram, tapi proyeksinya akan serupa 3D. Lensa yang ada pada lensa HoloLens akan dengan kompleks membuat gambaran 3D yang bisa ditangkap retina mata. Sehingga, yang muncul di hadapan user adalah serupa hologram 3D. Namun orang lain tidak mampu melihatnya. [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="(Bermain Minecraft dengan HoloLens - ilustrasi: venturebeat.com)"]

(Bermain Minecraft dengan HoloLens - ilustrasi: venturebeat.com)
(Bermain Minecraft dengan HoloLens - ilustrasi: venturebeat.com)
[/caption] Fungsi awal HoloLens adalah memproyeksikan game 3D ke dunia nyata. Prototipe awal HoloLens memang diperuntukkan untuk console Xbox. Aplikasi HoloBuilder adalah game 3D yang menyenangkan untuk dimainkan dengan HoloLens. User dapat membangun 3D digital reality disekitar ruang persis seperti mainan LEGO. Juga serupa game Mincraft, user dari HoloLens bisa membuat apa saja di sekitarnya. Namun tentunya, hanya user yang mampu melihat dan membangun dunia 3D ini. [caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="(Interaksi Skype dengan HoloLens - ilustrasi: mashable.com)"]
(Interaksi Skype dengan HoloLens - ilustrasi: mashable.com)
(Interaksi Skype dengan HoloLens - ilustrasi: mashable.com)
[/caption] Aplikasi seperti lain seperti Skype memiliki manfaat yang signifikan pada HoloLens. User dapat secara interaktif berbicara dengan siapapun yang ia hubungi dengan Skype. Hebatnya, proyeksi dari orang yang kita hubungi lewat Skype dapat pula diproyeksikan di hadapan kita. Dan proyeksi ini tidak mengikuti arah mata dan kepala bergerak. Namun akan diam pada satu titik. Ketika kita ingin membetulkan pipa ledeng misalnya. Tinggal kita hubungi dengan Skype orang yang bisa membetulkan. Dan dengan video interaktif kita mampu dituntun untuk membetulkan pipa tersebut. Sayangnya, HoloLens belum akan dirilis di pasaran dalam waktu dekat. Prototipe yang sudah diuji coba pun belum model akhir yang dibuat. Bagi para pengguna kacamata, HoloLens mungkin akan serasa tidak nyaman. Karena lensa HoloLens akan menekan kacamata yang dipakai. Juga daya tahan baterai HoloLens sendiri belum juga diketahui. Daya tahan baterai tentunya juga menjadi prioritas user. Bagi yang mabuk dengan visualisasi viirtual 3D, HoloLens sebaiknya jangan digunakan. Dan tentunya, harga HoloLens sendiri yang sampai saat ini belum diketahui besarannya. Microsoft sendiri masih belum merilis kabar debut HoloLens di pasaran. HoloLens pun menjadi warna tersendiri untuk dunia Virtual Reality (VR). Setelah Oculus Rift dan Google Glass, HoloLens dari Microsoft tentunya membuat dunia VR semakin maju. Dengan gaya dan fungsi yang berbeda dari rival VR yang lain. HoloLens dari Microsoft akan mendapat tempat tersendiri. Kita tunggu kiprah HoloLens dari Microsoft ini. Referensi hand-on: techradar.com Salam Solo, 24 Januari 2015 09:47 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun