Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Horor Singkat Tercekat #21

6 Februari 2015   05:30 Diperbarui: 7 Maret 2016   13:54 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: courierpostonline.com)

"Ting tong.. ting tong" suara bel rumahku tepat berbunyi menjelang magrib. Seperti biasa, Mamat datang mengantar susu kedelai. Mamat selalu datang tepat menjelang magrib. Ku buka pintu, namun Mamat tidak ada di luar. Hanya dua bungkus susu kedelai tergeletak di luar. Ketika hendak mengambilnya, suamiku datang dengan motornya tergesa. "Mah, Mamat katanya meninggal. Tadi siang pulang sekolah, ia tertabrak mobil!" tersengal, suamiku menerangkan. "Ayo mah, kita layat ke rumahnya?" pintanya tergesa. Aku diam tercekat, dua bungkus susu kedelai di tanganku memenjara pandangku. "Lalu, siapa yang mengantar dua bungkus susu kedelai ini?" fikirku.

Cerita lainnya: #1 | #2 | #3 | #4 | #5 | #6 | #7 | #8 | #9 | #10 | #11 | #12 | #13 | #14 | #15 | #16 | #17 | #18 | #19 | #20

Salam,

Solo, 05 Februari 2015

10:21 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun