Menyendiri di lantai dua dan terpisah dari keluarga untuk sementara.
16 Pebruari 2022, secara resmi saya menerima pesan WhatsApp dari akun Kemenkes bercentang hijau. Isinya adalah pemberitahuan kalau saya dengan NIK sekian resmi terdaftar sebagai pasien positif Covid-19 Omicron.
Terkejut? Tidak juga karena saya sudah mengalami gejala dua hari sebelumnya. Gejala seperti tenggorokan gatal, badan lemas, dan panas sudah saya rasakan. Awalnya saya kira hanya masuk angin biasa dua atau tiga hari juga sembuh.Â
Namun, pas dikerok oleh Ibu "kok ngga merah ya?". Minum obat andalan teh hangat campur tolak angin juga tidak sembuh.Â
Dan, 16 Pebruari, saya merasa lemas sekali hingga curhat ke bapak saat sarapan
"Pak, Yuda kok nyuap makanan aja capek ya?"
Bapak pun heran mendengarnya karena biasa anak ini punya nafsu makan tinggi. Ibupun demikian.Â
Alhasil, saya memutuskan untuk ke klinik mengambil antigen dan PCR. Saya mengambil antigen juga karena ingin segera mendapatkan obat dari dokter daripada nunggu PCR keesokan harinya.Â
Antigen diambil dan benar saja, positif. Begitupun untuk memastikan kembali dengan PCR. Hasilnya positif dengan CT gen N 12. Saya belum begitu paham dengan penafsiran CT tapi angka ini sangatlah rendah dan berpotensi menular, kata dokternya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!