Mohon tunggu...
Giovinna Najanurdin
Giovinna Najanurdin Mohon Tunggu... Koki - Pelajar

Saya suka makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebakaran Kembali Terjadi di Gunung Lawu

13 November 2023   08:31 Diperbarui: 13 November 2023   08:57 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gunung Lawu adalah gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Gunung ini terakhir erupsi pada 28 November 1885. Gunung Lawu terletak diantara perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tepatnya, berada di antara tiga kabupaten, yaitu Karanganyar, Ngawi, dan Magetan. Gunung Lawu memiliki tinggi sekitar 3.265 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung Lawu memiliki suhu udara yang cukup ekstrim. Pada dini hari, gunung ini dapat menyentuh angka 2 derajat celcius.

Gunung Lawu adalah salah satu gunung yang memiliki suhu terendah setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet. Maka dari itu, gunung ini cukup dikenal akan cuaca yang cukup dingin. Akibatnya, jantung dan organ vital lainnya akan sulit berfungsi di cuaca seperti ini. Nahasnya, sudah banyak korban jiwa akibat kurangnya persiapan menghadapi cuaca dingin ini. 

Plt. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar, Muis Zamroni Aziz Efendi mengatakan bahwa pendaki Gunung Lawu harus menyiapkan mental dan fisik. "Kalaupun tidak kuat, tidak usah dipaksakan," ujarnya.

Dikarenakan udara di gunung ini seringkali cukup dingin, maka dari itu para pendaki menyalakan api unggun. Sedihnya, pada 18 Oktober 2015, telat terjadi kebakaran hutan di Gunung lawu yang dikarenakan oleh perapian para pendaki yang sebelumnya belum dipadamkan. Akibat kebakaran ini memakan 6 korban jiwa dan 2 terkena luka bakar dan berada dalam kondisi kritis.

Akhir-akhir ini dikabarkan bahwa terjadi kebakaran lagi di Gunung Lawu. Kebakaran ini terjadi sejak 29 September 2023 dan dikabarkan bahwa kebakaran sudah mulai mereda. Kebakaran ini terjadi selama dua minggu yakni dari tanggal 29 September hingga 13 Oktober 2023. Kebakaran mulai mereda setelah upaya water bombing yang menghabiskan 215 ribu liter air. Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto, menyatakan luas area Gunung Lawu yang terbakar mencapai 2.185 hektare yang terdiri dari 1.300 hektar wilayah Kabupaten Ngawi, 700 hektar wilayah Kabupaten Magetan, hingga 185 hektar wilayah Kabupaten Karanganyar.

"Selanjutnya akan terus dilanjutkan oleh tim darat, untuk mencari sisa bara api yang masih ada serta titik api kecil itu akan dipadamkan," ujar Gatot Soebroto. Tim pemadam berupaya membuat sekat agar titik api yang tersisa tidak kembali meluas. Setelah 12 hari upaya untuk memadamkan api, masih tersisa titik api besar yang berada di medan yang sulit dan curam. Hal ini dikarenakan cuaca dan arah angin yang mempersulit proses pemadaman. Akibat cuaca buruk, water bombing sulit untuk dilakukan.

Hingga kamis lalui (12/10/2023), Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) belum dapat memastikan bila kebakaran sudah padam atau belum dikarenakan adanya kabut tebal yang menghalangi titik api dari lereng gunung.

Untungnya, pada tanggal 13 Oktober 2023, operasi water bombing sudah dihentikan karena kondisi yang sudah membaik.

 Dampak dari kebakaran ini menyebabkan kematian banyak flora dan fauna, tanaman yang seharusnya menjadi pakan satwa di kawasan hutan hangus terbakar. Selain itu, saluran pipa air ikut terbakar sehingga aliran air dari sumber mata air menjadi terhenti. Sangadi, yang merupakan salah satu warga di daerah itu mengatakan bahwa mereka mengalami kesulitan air selama dua hari. "Selama dua hari itu warga naik ke atas membenahi pipa yang terbakar meskipun sekitar lokasi itu belum padam apinya," ucap Sangadi.

Maka dari itu, Tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang berupaya untuk melakukan penghijauan kembali agar dapat berfungsi dengan sesuai. Mengenai penyebab kebakaran Gunung Lawu, hal tersebut belum diketahui hingga saat ini (18/10/2023). Herri Merkussiyanto Putro, Kepala Pemangkuan Kesatuan Hutan Perhutani Surakarta berspekulasi kebakaran ini disebabkan oleh cuaca dan bukan ulah manusia. Namun, polisi terus menyelidiki mengenai penyebabnya dan mengumpulkan saksi dan bukti-bukti di tempat kejadian. Sejauh ini, polisi telah memeriksa 15 orang untuk menyelidiki apabila hal ini terjadi dikarenakan adanya unsur kesengajaan, kelalaian atau faktor cuaca.

Sedihnya, kebakaran terjadi kembali setelah padam untuk sesaat di Gunung Lawu, Rabu (18/10/2023). Kebakaran ini terjadi di Petak 73 sisi Kabupaten Magetan. Hingga saat ini (19/10/2023), belum diketahui berapa luas lahan yang terbakar. Banyak relawan, masyarakat, polisi, TNI, dan BPBD yang mencegah api untuk meluas. Mereka membuat ilaran untuk mengantisipasi kebakaran. Sebelumnya pada tanggal 13/10/2023, api sempatpadam. Maka dari itu, water bombing dihentikan. Namun, karena kebakaran terjadi kembali. Upaya water bombing sedang dilakukan dengan helikopter agar dapat segera padam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun