Mohon tunggu...
Giovanny Emanuella Siahaan14
Giovanny Emanuella Siahaan14 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

peduli dengan berbagai isu kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Profesi K3 Lebih dari Sekedar Helm dan Sepatu Safety

2 Januari 2025   06:40 Diperbarui: 2 Januari 2025   06:40 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat yang tertarik dengan peminatan profesi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), saya sering mendapati bahwa profesi ini dipandang sebelah mata. Banyak yang menganggapnya sebagai formalitas semata untuk memenuhi peraturan perusahaan. Namun, dari sudut pandang saya, K3 memiliki peran yang jauh lebih signifikan. Profesi ini menjadi pondasi utama untuk mendukung keberlanjutan proyek dan kesejahteraan pekerja. Tulisan ini merupakan refleksi pribadi tentang betapa pentingnya profesi K3, berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang telah saya lakukan.

Banyak orang salah paham tentang K3, mengiranya hanya soal penggunaan APD seperti helm, sepatu safety, dan rompi, atau sekadar pelatihan singkat. Padahal, K3 adalah sistem menyeluruh yang meliputi identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko, serta evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu, profesi K3 membutuhkan keahlian dan kompetensi khusus, bukan sekadar membagikan APD. Tugas mereka meliputi perancangan prosedur kerja yang aman, pemberian pelatihan, dan memastikan K3 berjalan efektif.

Ahli K3 berada di garis depan dalam mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Mereka bertanggung jawab mengidentifikasi potensi bahaya, menganalisis risiko, dan mengembangkan langkah pencegahan yang efisien. Lebih jauh lagi, mereka berperan dalam membangun budaya K3 di tempat kerja, dengan menanamkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kepada seluruh pekerja.

Dengan mencegah terjadinya kecelakaan kerja, perusahaan dapat menghindari kerugian finansial yang besar akibat biaya pengobatan, kompensasi, dan hilangnya produktivitas. Lebih penting lagi, investasi pada K3 menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan pekerjanya, yang pada akhirnya akan meningkatkan moral kerja, loyalitas, dan produktivitas secara keseluruhan.

Sayangnya, profesi K3 sering kurang dihargai. Profesional K3 sering ditempatkan pada posisi yang kurang strategis dengan sumber daya dan kewenangan terbatas. Padahal, implementasi K3 yang efektif membutuhkan dukungan penuh dari manajemen dan kolaborasi yang baik dengan seluruh departemen.

Tantangan lain dalam implementasi K3 adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman dari para pekerja. Mereka sering mengabaikan prosedur K3 demi efisiensi atau kenyamanan, padahal prosedur tersebut dibuat untuk melindungi mereka dari risiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi K3 yang berkelanjutan sangat penting untuk menanamkan kesadaran dan mengubah perilaku pekerja. 

Di era modern, profesi K3 juga menghadapi tantangan baru seiring perkembangan teknologi dan perubahan dunia kerja. Misalnya, penggunaan robot dan otomatisasi di industri memunculkan potensi bahaya baru yang perlu diantisipasi. Begitu pula dengan work from home yang menuntut profesional K3 memikirkan cara baru untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja di lingkungan kerja yang berbeda.

Untuk menghadapi tantangan ini, ahli K3 harus terus meningkatkan kompetensi dan beradaptasi dengan perubahan. Mereka perlu memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan program K3 dan memiliki kemampuan komunikasi serta kepemimpinan yang baik guna membangun budaya K3 yang kuat di tempat kerja.

Kesimpulannya, profesi K3 jauh lebih penting dari sekadar helm dan sepatu safety. Profesi ini adalah investasi strategis untuk keberlangsungan proyek dan kesejahteraan pekerja. Dengan apresiasi, dukungan, dan profesionalisme yang tinggi, profesional K3 dapat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun