Mohon tunggu...
Giovanno Macario
Giovanno Macario Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa yang mau cerita

Ad Maiorem Dei Gloriam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Perbedaan Masih Indah ?

6 Februari 2019   21:25 Diperbarui: 6 Februari 2019   21:24 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman yang sangat luar biasa banyaknya. Dari Sabang sampai Merauke banyak bahasa ada disana, banyak kebudayaan tersebar dimana --mana.  Keberagaman ini juga menjadi ciri khas Indonesia yang mempesona di mata dunia. Saya pikir tidak ada bangsa yang memiliki keberagaman sebanyak Indonesia. Semboyan Indonesia yang berbunyi Bhinekka Tunggal Ika juga mengarah pada pentingnya keberagaman sebagai alat pemersatu bangsa, Berbeda-beda tetapi tetap satu begitu arti dari Bhinneka Tunggal Ika. Saya juga bangga pada Indonesia yakni Indonesia berhasil bertahan selama 71 tahun dengan mempelihara keanekaragaman yang hidup didalamnya.

Jika kita kembali melihat sejarah, awalnya Indonesia memang berjuang mempentingkan daerah sendiri, namun para pemuda berhasil menyatukan mereka dan biasa berjuang bersama untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, mereka disadarkan akan pentingnya persatuan dengan perbedaan yang ada. Namun saat ini Indonesia mungkin kembali lupa akan pentingnya perbedaan yang membuat indahnya persatuan.

Demo 411 menjadi bukti nyata bahwa persatuan Indonesia sedang diuji. Apakah sila ketiga Indonesia yang berbunyi "Persatuan Indonesia" hanya sebagai omong kosong? Jika tidak mengapa sampai bisa terjadi Demo 411? Jika sila ketiga masih menjadi dasar Indonesia yang semustinya rakyat Indonesia mentaatinya, seharusnya Demo 411 itu tidak mungkin terjadi, sekalipun terjadi seharusnya bisa berjalan dengan tertib dan tidak membawa unsur unsur  politik.

Jika kita saat ini masih beranggapan bahwa perbedaan tidak bisa bersatu, pola pikir kita masih seperti anak kecil yang egois. Jika kita melihat sejarah, bisa kita lihat yang menyatukan bangsa adalah para pemuda yang sudah berpikir secara dewasa dan mereka berhasil menyatukan bangsa. Buktinya adalah Sumpah Pemuda, atau mungkin Sumpah Pemuda sudah dilupakan di jaman sekarang ini?  Jika jaman dulu para pemuda saja sudah bisa bersikap dewasa pada keberagaman Indonesia yang ada dan menjadikan itu sebagai kekuatan untuk melawan penjajah namun mengapa sekarang perbedaan Indonesia itu sendiri yang menjadi seperti perusak bangsa Indonesia sendiri ?

Seharusnya perbedaan yang ada di Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri yang tidak dimiliki bangsa lain, ataukah mungkin keberagaman Indonesia sudah terlanjur menjadi batu sandungan bagi bangsa kita sendiri ? Menurut saya mayoritas bangsa Indonesia masih belum bisa berpikir dewasa tentang indahnya perbedaan yang ada di Indonesia, sehingga kewajiban masyarakat Indonesia untuk mensejahterakan bangsa dan negara masih belum bisa tercapai.  Apa mungkin kita perlu belajar dari seorang anak kecil yang bisa bebas bermain dengan siapapun tanpa melihat perbedaan ? Anak kecil saja tidak mempermasalahkan perbedaan jika mereka bermain dengan anak anak lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun