Mohon tunggu...
Giovanni ChristianTholla
Giovanni ChristianTholla Mohon Tunggu... Mahasiswa - profesi saya saat ini adalah sebagai mahasiswa

saya adalah orang yang berbadan gemuk tetapi suka bermain bulutangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cinta dalam Kebenaran

8 September 2022   16:34 Diperbarui: 8 September 2022   20:32 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mind maping yang saya buat ini saya pusatkan pada sebuah cinta yang terdapat dalam kebenaran. Dalam mind maping ini cinta yang saya maksud adalah sebuah cinta yang di tuangkan kepada sesama namun berdasarkan pada kebenaran bukan keterpaksaan. Pada poin pertama saya menuliskan keberanian untuk berbicara jika terdapat kesalahan di orang lain. poin ini saya ingin menekankan keberanian untuk menjadikan cinta yang dimiliki setiap orang dipergunakan untuk membangun orang yang salah ke arah yang baik, bukan malah menjadi cinta yang akan semakin menghancurkan orang yang salah tersebut. Mengingatkan orang yang salah tidak akan menghancurkannya malah akan membangun dirinya menjadi lebih baik lagi.

kemudian poin selanjutnya adalah keterpaksaan memunculkan sikap terus menerima. Saya merasa bahwa beberapa orang memiliki rasa keterpaksaan untuk berada di bawah pengaruh dari orang lain, sehingga orang tersebut tidak memiliki kesempatan untuk menyaring apakah yang disetujui adalah hal yang baik atau bukan. Bagi saya akan berbahaya ketika seseorang diperbudak oleh cinta yang kemudian membwanya pada kehancuran karena sikap keterpaksaan tersebut.

Kemudian pada poin selanjutnya adalah tidak mengatakan ya jika itu merupakan sebuah kesalahan. Hal ini bagis saya menjadi ajang setiapa orang untuk berani meluruskan dan menentang sesuatu hal yang salah. Cinta dalam kebenaran mengajarkan kita untuk bijaksana dalam mengatakan setuju dan tidak setuju tanppa adanya unsur paksaan.

Poin terakhir saya mengangkat sebuah kesabaran yang tidak menjamin berakhir baik. Bagi saya kesabaran tentu memiliki batas dan setiap orang memiliki batasan yang berbeda. Kesabaran terkadang membuat kita menahan langkah untuk membuat sebuah inovasi karena harus menghadapi batu sandungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun