foto: screenshoot kompas.com
Usulan memperpanjang jabatan Jokowi hingga tiga periode kembali terdengar setelah beberapa Ketua Umum partai politik bersuara, seperti Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan dan terakhir Airlangga Hartarto.
Meski Jokowi sudah pernah mengatakan ketidaksetujuan terhadap usulan tersebut, bahkan mengatakan orang yang menyampaikan itu cari muka, tapi ide perpanjangan masa jabatan tetap muncul.
Dari ketiga ketua umum tersebut, dua orang menyatakan minatnya untuk maju di Pilpres 2024, dan telah menyebarkan atribut ke antero negeri. Mereka adalah Muhaimin Iskandar dan Airlangga Hartarto, kalau Zulkifli masih terkesan malu-malu.
Keseriusan dua orang pimpinan partai politik itu tidak perlu diragukan, contohnya Airlangga yang diperkirakan biaya atributnya mencapai Rp243 miliar hanya untuk baliho dan atribut lain, dari Juli-Desember 2021.
Meski tidak diketahui jumlah yang dikeluarkan Muhaimain, tapi tidak akan jauh berbeda, karena Cak Imin wajahnya nongkrong dimana-dimana juga seperti Airlangga.
Meski telah mengeluarkan biaya yang cukup besar ditengah kondisi ekonomi merosot akibat pandemi, namun elektabilitas Airlangga maupun Muhaimin jauh dari kandidat lain. Kedua kandidat ini elektabilitasnya rata-rata dibawah 1 persen.
Entah karena merasa tidak mampu menang di 2024 makanya mengusulkan perpanjangan masa jabatan Jokowi, entah karena apa. Kalau bicara tentang alasan penundaan pemilu karena faktor ekonomi, pada tahun 1999 disaat Indonesia baru saja diterpa moneter, pemilu tetap dilaksanakan.
Publik tentu merasa usulan tersebut hanya akal-akalan elit politik, karena terkait dengan perebutan kekuasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H