Pilpres memang baru dilaksanakan 2024, tapi prediksi siapa bakal jadi orang nomor 1 di Indonesia sudah banyak keluar. Baik prediksi kedai kopi, hingga hasil lembaga survei yang dirilis hamper setiap bulan.
Dari sekian banyak nama, ada tiga nama yang selalu berada diperingkat teratas, Ganjar, Prabowo dan Anies. Tiga nama itu bergantian menduduki posisi puncak, tergantung lembaga mana yang melakukan relis.
Yang terakhir itu relis dari Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mendapat dukungan publik paling besar sebagai calon presiden (Capres) 2024.
Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang dan pemilih sama-sama tahu ketiga calon tersebut maka Ganjar Pranowo jauh mengungguli para pesaingnya. Dalam format semi terbuka, suara untuk Ganjar Pranowo sebesar 27,9%. Sementara dukungan pada Prabowo Subianto sebanyak 15,1%, dan Anies Baswedan 14,7%.
Pada simulasi 15 nama, dukungan untuk Ganjar semakin besar menjadi 32,2%. Sedangkan suara untuk Prabowo sebesar 17,0%, dan Anies 16,3%. Pada pemilih yang tahu semua calon, Ganjar sementara konsisten unggul dari Prabowo dan Anies di berbagai simulasi.
Jika berkaca pada data SMRC, Ganjar punya peluang paling besar. Jarak antara dirinya dengan Prabowo dan Anies cukup besar.
Dengan posisi sekarang saja, Ganjar berhasil menduduki posisi puncak. Padahal dia belum melakukan sosialisasi yang maksimal, karena masih menduduki posisi Gubenur Jawa Tengah. Jadi waktunya masih banyak dihabiskan di Jawa Tengah dalam menjalankan kewajibannya.
Dan saat ini dia belum mendapatkan lampu hijau dari partainya PDI Perjuangan untuk maju di Pilpres. Tapi masyarakat telah menunjukkan dukungan kepada mantan anggota DPR RI tersebut.
Bukan tidak mungkin elektabilitas Ganjar akan terus meroket jika PDI P mulai menyatakan dukungan, karena dia bakal mendapatkan panggung dari partai pemenang pemilu 2 kali tersebut.
Prabowo keliatannya sulit untuk didongkrak lagi elektabilitasnya, karena seharusnya dia sebagai peserta Pilpres 3 kali dapat lebih tinggi lagi. Tapi keliatannya stagnan.
Kalau Anies tergantung dari partai pengusung, apakah mau endorse Anies atau tidak. Karena Anies bukan kader partai dan hingga saat ini masih tanpa partai.