Mohon tunggu...
Kristiawan H. Ginting
Kristiawan H. Ginting Mohon Tunggu... -

Me: The peacemaker, introvert, and melancholy person

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lada Putih Indonesia di Pasar Lada Putih Dunia

13 Juni 2014   22:28 Diperbarui: 4 April 2017   18:14 9408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lada Putih Indonesia di Pasar Lada Putih Dunia

Oleh:

Kristiawan Hadinata Ginting

Alumni Program Magister Sains Agribisnis Institut Pertanian Bogor

Penerima Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan Nasional (BUPKLN KEMENDIKNAS), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

International Pepper Community (IPC) dan Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO) mencatat bahwa lada memiliki tempat yang penting dalam perdagangan rempah-rempah dunia karena menjadi komoditi pertama yang diperdagangkan secara internasional dan membuka rute-rute perdagangan antara “Dunia Barat” dan “Dunia Timur”. Hingga saat ini, aktivitas perdagangan lada di dunia masih terus berlanjut, yang direpresentasikan oleh ekspor dan impor yang terjadi di antar negara-negara, baik negara produsen sekaligus eksportir lada, maupun negara yang hanya sebagai importir atau reeksportir lada.

Selama periode tahun 2004-2011, negara produsen lada yang merupakan pengekspor lada paling besar di dunia adalah Vietnam, kemudian disusul oleh Indonesia, Brazil, India, Malaysia, Srilanka, dan Cina.Sementara itu, pada rentang waktu yang sama, India, Vietnam, Malaysia, Cina, Indonesia, Brazil, dan Srilanka merupakannegara produsen lada sekaligus pengimpor lada yang terbesardi dunia. Adapun negara nonprodusen lada yang menjadi importir lada terbesar di dunia, pada periode 2004-2010, antara lain Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Singapura, Rusia, Perancis, Jepang, Spanyol, United Kingdom, dan Uni Emirat Arab. Singapura merupakan negara nonprodusen lada yang paling banyak melakukan ekspor dan reekspor selama periode tahun 2004-2010, bahkan mampu melampaui jumlah ekspor Srilanka dan Cina, yang berdasarkan sejarah, termasuk dalam negara produsen lada terbesar di dunia pada periode waktu 2004-2010 tersebut.

Lada yang diperdagangkan atau diekspor-diimpor ini umumnya berupa lada putih (white pepper), lada hitam (black pepper), ground pepper, green pepper, dan oleoresin. Akan tetapi, dua jenis komoditi lada yang utama atau paling besar keterlibatannya dalamperdagangan lada di dunia adalah lada putih dan lada hitam. Jumlah ekspor lada putih dan lada hitam mencapai 95 persen dari keseluruhan lada yang diekspor oleh negara-negara produsennya. Dari sisi harga, lada putih memiliki kecenderungan yang lebih mahal dibandingkan dengan lada hitam, sehingga bagi para pelaku usaha agribisnis lada, khususnya petani, hal ini menjadi suatu “insentif atau dorongan” lebih untuk mengusahakan lada putih.

Kondisi Lada Putih Indonesia

Indonesiamerupakan salah satu penghasil dan pengekspor utama lada putih di dunia, yang mana sentra produksi nya terdapat di daerahKalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Bangka Belitung. Daerah yang disebutkan terakhir, Bangka Belitung, merupakan produsen lada putih terbesar di Indonesia.Produksi nya mencapai sekitar 80-97 persen dari total produksi lada putih Indonesia danbahkan, jika melihat sedikit ke belakang, sampai akhir tahun 90-an, pasokan lada putih Bangka Belitung di pasar dunia mencapai 60-80 persen.

Akan tetapi, “kejayaan” lada putih Indonesia di dunia saat ini “mulai dipertanyakan”. Mengapa? Beberapa tahun belakangan, ekspor lada putih Indonesia mengalami tren yang menurun, seperti pada Gambar 1.

Gambar 1Ekspor dan produksilada putih Indonesia dan produksi lada putih Bangka Belitung (IPC dan FAO 2005; BPSRI 2012; dan IPC[1][Diolah])

Penurunan ekspor lada putih Indonesia tersebut sejalan dengan penurunan produksi lada putih,baik secara umum di Indonesia, maupun secara khususdi Bangka Belitung (Gambar 1).Penurunan produksi ini mencerminkan adanya permasalahan pada pengusahaan lada putih di Indonesia.Sebagai contoh, penurunan produksi lada putih di Bangka Belitung, yang antara lain terjadi karena: (1) produktivitas tanaman lada yang rendah akibat teknik budidaya yang masih tradisional; (2) berkurangnya luas areal tanam lada yang diantaranya disebabkan oleh alih fungsi lahan untuk penambangan timah dan penanaman kebun kelapa sawit; (3) serangan hama dan penyakit pada tanaman lada, terutama yang paling banyak ditemui adalah penyakit busuk pangkal batang; (4) harga input dan sarana produksi pertanian yang mahal, seperti junjung dan pupuk; (5) masalah permodalan yang dihadapi oleh sebagian besar petani lada; serta (6) rendahnya inovasi pada produk pascapanen lada.Sebagai produsen lada putih terbesar di Indonesia, tentunya permasalahan pengusahaan komoditi lada putih di Bangka Belitung akan memberi dampak yang signifikan atau besar terhadap keragaan komoditi lada putih di Indonesia secara agregat.

Sementara di Indonesia isu mengenai penurunan ekspor dan produksi lada putihbelum terselesaikan, muncul isu baru yaitu: peningkatan produksi dan ekspor lada putih Vietnam. Hal ini dikhawatirkan akanberdampak negatif terhadap pangsa pasar lada putih Indonesia di pasar lada putih dunia (internasional). Terlebih lagi karena pasar utama yang menyerap hasil produksi lada putih Indonesia dan Vietnam adalah sama, yaitu pasar dunia.Ancaman terhadap pangsa pasar lada putih Indonesia di pasar lada putih dunia semakin mungkin terjadi karena dapat disubstitusinya lada putih dengan lada hitam. Lada yang sudah menjadi lada hitammasih dapat diubah menjadi lada putih, dengan bantuan teknologi tertentu dan hasil akhirnya memiliki fungsi yang sama dengan lada yang langsung diolah menjadi lada putih. Harga lada hitam yang lebih murah,serta jumlah pasokan (supply) nya di pasar dunia yang lebih banyak dibandingkan lada putih akan menjadikannya alternatif pilihan yang menjanjikan. Ditambah lagi dengan fakta bahwa pertumbuhan ekspor lada hitam lebih besar dibandingkan dengan lada putih, yang mengindikasikan bahwa penyerapan atau permintaan komoditi lada hitam di pasar impor lada dunia lebih besar dari pada lada putih.

Kondisi-kondisi ini, menuntut Indonesiamenyusun strategi yang tepat. Indonesia harus berupaya untuk menjaga pangsa pasar lada putih nya agar tidak “tergerus” oleh kehadiran lada putih Vietnam dan lada hitam. Indonesia pun sekaligus diharapkan mampu meningkatkan pangsa pasar lada putih nya tersebut. Upaya menjaga dan meningkatkan pangsa pasar juga berguna untuk mendukung usaha peningkatan produksi lada putih yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah, seperti misalnya program revitalisasi lada putih yang dilaksanakan di Bangka Belitung. Akan menjadi masalah baru nantinya, apabila peningkatan produksi lada putih tercapai, tetapi tidak tersedia pasar untuk menyerapnya, dalam hal ini pasar ekspor yang masih merupakan pasar utama lada putih Indonesia.Jika tidak diantisipasi dengan baik, akhirnya akan muncul pertanyaan: Lada putih Indonesia akan dijual kemana?

Alternatif Startegi-Kebijakan bagi Lada Putih Indonesia di Pasar Lada Putih Dunia

Pada dasarnya, lada putih Indonesia masih menunjukkan potensi daya saing di pasar lada putih dunia. Memang, di pasar lada putih dunia secara umum, jumlah ekspor lada putih Indonesia mengalami penurunan. Akan tetapi, jika dilihat lebih spesifik ke pasar-pasar negara pengimpor lada putih yang utama di dunia, seperti Amerika dan Jerman, ekspor lada putih Indonesia tetap mengalami tren peningkatan, seperti pada Gambar 2.

1402646878424164217
1402646878424164217

Gambar 2Ekspor lada putih Indonesia ke negara tujuan utama (BPS RI 2012 [Diolah])

Daya saing lada putih Indonesia di pasar lada putih dunia juga diperlihatkan oleh positioning nya yang sudah baik, karena lada putih Indonesia telah “memiliki sejarah” dalam perdagangan lada putih dunia, khususnya komoditi lada putih asal Bangka Belitung yang sering disebut dengan nama Muntok White Pepper. Di pasar lada putih dunia, brand Muntok White Pepper memiliki image produk lada putih yang berkualitas, sehingga komoditi tersebut tetap diminati. Faktor-faktor daya saing ini merupakan “senjata” bagi Indonesia dalam mempertahankan pangsa pasar lada putih nya.

Kaitan nya dengan hal-hal tersebut, maka strategi yang dapat diambil oleh Indonesia adalah meningkatkan penawaran ekspor lada putih. Peningkatan penawaran ekspor lada putih Indonesia akan menjadikan harga lada putih Indonesia lebih kompetitif(ceteris paribus) dibanding pesaing (hukum ekonomi: pada kondisi ceteris paribus, peningkatan penawaran, akan menurunkan harga komoditi yang bersangkutan).Perlu diperhatikan bahwa, harga lada putih Indonesia yang lebih kompetitif atau murah bukan berarti nominal nya harus di bawah harga lada hitam dunia atau lada putih Vietnam. Akan tetapi “cukup” dengan lebih kompetitif dari harga lada putih Indonesia sebelumnya saja (ceteris paribus). Ketika para konsumen “merasa” bahwa harga lada putih Indonesia lebih murah dari sebelumnya, maka hal ini telah mampu menarik minat para konsumen tersebut untuk membeli lada putih Indonesia atau dengan kata lain akan meningkatkan permintaan lada putih Indonesia.

Data menunjukkan bahwa, secara umum, harga rata-rata lada putih Indonesia selama tahun 2001-2011 berada di atas harga lada hitam dunia dan harga lada putih Vietnam. Memang, jika mengacu kepada data, harga lada putih Indonesia masih sedikit di bawah harga rata-rata lada putih di dunia, dan mungkin hal ini lah yang selama ini dilihat para pelaku agribisnis lada putih khususnya petani, sehingga mengurangi motivasi mereka untuk mengusahakan lada. Padahal, semestinya diingat bahwa harga lada putih Indonesia masih lebih tinggi dibanding Vietnam, dan “kekompetitifan harga” merupakan suatu hal yang penting dalam menjaga pangsa pasar lada putih Indonesia. Jika harga tinggi, tetapi pasar nya semakin berkurang, bagaimana jadinya? Kemudian pertanyaan ini akan kembali mengemuka: Lada putih Indonesia akan dijual kemana? Tentunya ini akan berujung kepada pilihan: kepentingan sesaat atau kepentingan jangka panjang?

Tabel 1Pergerakan Harga Rata-rata Tahunan Lada Putih Indonesia, Lada Putih Vietnam, dan Lada Hitam Dunia (USD/ton)

Tahun

Lada Putih Indonesia

Lada Putih Vietnam

Lada Putih Dunia

Lada Hitam Dunia

2001

1.850,34

2.158,82

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun