Mohon tunggu...
Kristiawan H. Ginting
Kristiawan H. Ginting Mohon Tunggu... -

Me: The peacemaker, introvert, and melancholy person

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pembelajaran dari Pertandingan Sepak Bola Piala Dunia 2014 di Brasil

18 Juni 2014   00:39 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:20 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Saya bukan seorang pelatih, juga bukan seorang pemain sepak bola; amatir, apalagi profesional. Saya hanya penggemar sepak bola. Ini bukan cerita tentang diri Saya. Tetapi apa yang Saya lihat sejauh ini di pertandingan Piala Dunia 2014 di Brasil, memberikan “cerita” untuk Saya, dan itu yang ingin Saya bagikan.

Senin, 16 Juni 2014, pertandingan sepak bola Piala Dunia antara Jerman melawan Portugal dilangsungkan. Melihat line up kedua tim, prediksi awalnya adalah tim yang menang hanya akan menang dengan skor tipis, karena kedua tim punya “amunisi” yang mumpuni. Tim Portugal diisi oleh nama-nama “beken”, diantaranya Cristiano Ronaldo, Nani, Coentrao, Pepe, Moutinho, dan Veloso. Sementara itu, Tim Jerman dihuni para pemain “bintang”, seperti diantaranya Ozil, Goetze, Lahm, Kroos, Khedira, dan Mueller. Hasil akhirnya mencengangkan; 4-0 untuk kemenangan Jerman, plus kartu merah untuk Pepe, terlihat frustasi nya Cristiano Ronaldo, dan cederanya beberapa pemain tim Portugal.

Terlepas dari kokoh nya tembok pertahanan tim “panser” Jerman, permainan tim Portugal terlihat kurang kompak: (1) ada umpan yang terarah, tetapi tidak bisa dijangkau karena ketidaksigapan rekan setim nya; (2) ada pemain yang berebut bola dengan rekan setim nya; (3) ada pemain yang gagal memotong umpan terobosan tim Jerman sehingga pertahanan tim Portugal menjadi lemah, dan akhirnya berujung pada gol kedua Mueller ke gawang Portugal; (4) ada yang bermain begitu individualis, dimana berusaha menerobos kotak penalti sendirian, tanpa melihat posisi rekan setim yang lebih kosong untuk dapat mengembangkan permainan; dan (5) Cristiano Ronaldo? Nyaris “mati” pergerakannya dalam pertandingan tersebut. Sebenarnya Portugal dapat bermain “eksplosif” dengan materi-materi pemain yang dimilikinya, akan tetapi, pertandingan Senin malam itu (waktu Indonesia Bagian Barat) menunjukkan tim Portugal “tumpul”.

Sedikit flash back kepada pertandingan Piala Dunia 2014 di Brasil sebelumnya, antara Spanyol melawan Belanda. Belanda berhasil membalas kekalahannya dari Spanyol di pertandingan final Piala Dunia tahun 2010. Tidak tanggung-tanggung, skornya 5-1, untuk kemenangan tim Belanda. Di pertandingan itu, Belanda tidak banyak diperkuat pemain “terkenal”; hanya Van Persie, Robben, de Jong, dan Sneijder yang sudah "langganan timnas Belanda". Nama terakhir biasa-biasa saja performa nya di level klub (baca: Galatasaray). Van Persie? Anda tahu sendiri bagaiman kondisi Manchester United musim ini. Bandingkan dengan Spanyol, ada Diego Costa, Silva, Ramos, Pique, Inesta, Pedro, Alonso, Torres, Fabregas, Xavi, dan Casillas. Tim Spanyol didominasi pemain Real Madrid dan Barcelona yang notabene adalah penghuni kasta atas di la liga Spanyol. Adapula yang berasal dari Atletico Madrid dan Chelsea; Atletico Madrid baru saja menjuarai la liga Spanyol, dan Chelsea masuk kategori tim papan atas liga Inggris. Di pertandingan itu, Belanda bermain dengan determinasi tinggi dan tegas; mereka tidak membiarkan lapangan tengah tim Spanyol bergerak bebas untuk mengkreasi serangan: team work tim Belanda sangat kelihatan. Bukan tidak mungkin, jika gaya permainan seperti ini mampu dipertahankan, Belanda akan melaju hingga final, bahkan menjuarai Piala Dunia 2014 di Brasil ini.

Yang perlu digarisbawahi dari uraian di atas adalah mengenai team work dan “kebintangan” dari seorang pemain. Team Work begitu terlihat di tim Jerman dan Belanda. Jerman, walaupun dihuni pemain top, tetap mengedepankan team work. Para pemain tim Jerman katakanlah “berhasil” mengalahkan “ego kebintangan” mereka, dan hasilnya kemenangan 4-0 atas Portugal. Belanda, banyak pemain muda dan “anak baru” di tim nya, dengan team work berhasil “menghajar” tim bertabur bintang Spanyol, 5-1. Dengan demikian, ternyata, team work merupakan bagian atau sarana yang penting untuk mencapai suatu tujuan. Dalam pertandingan, tujuan nya dalah kemenangan. Dalam perusahaan, tujuan nya dalah target-target perusahaan. Dalam bernegara (pemerintahan), tujuan nya adalah kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Mengenai “kebintangan” seorang pemain. Tercermin dari sosok Cristiano Ronaldo. Di klub nya, Real Madrid, permainan Ronaldo begitu “buas”. Pada pertandingan Jerman-Portugal, Ronaldo seakan tak berkutik; yang terlihat menonjol malah Nani, bahkan diri nya “kebablasan” (contohnya: Nani menyerobot bola yang sebenarnya bisa dikuasai Coentrao) dan akhirnya di pertandingan ini Nani terkesan begitu individualistis. Di level klub, Ronaldo begitu didukung oleh rekan-rekan setim nya. Ketika, ia dijaga oleh pemain-pemain lawan, pergerakan rekan-rekan setim nya membukakan ruang bagi nya, sehingga ia dapat mencetak gol. Rekan-rekan setim Ronaldo pun adalah pemain berkualitas, tetapi mereka mau mengalahkan “ego kebintangan” nya demi tim dan membantu Ronaldo. Lihat saja, di Real Madrid ada Benzema, di Maria, Alonso, Ramos, Modric, Bale, dan Marcelo; Ronaldo? Tetap menjadi bintang dan pencetak banyak gol bagi Real Madrid. Di titik ini Saya kemudian menyimpulkan bahwa, dalam kesuksesan sesorang, pasti ada kontribusi atau dukungan dari orang lain. Cristiano Ronaldo bisa jadi “bintang” karena (juga) didukung oleh rekan-rekan nya dalam tim. Oleh sebab itu, jangan pernah melupakan jasa-jasa orang yang selama ini telah men-support kita. Kita bisa menjadi seperti apa kita sekarang, juga berkat bantuan atau peran mereka. Seorang pemimpin perusahaan (ataupun instansi, atau lembaga lainnya) bisa sukses karena didukung oleh kerja keras staf nya. Sehingga, sudah sepantasnya, para pemimpin menghargai orang-orang, yang secara struktur organisasi, berada “di bawah” nya.

Terakhir, kepada para pendukung tim Spanyol dan Portugal, janganlah berkecil hati. Spanyol dan Portugal, masing-masing, baru melakoni satu pertandingan di penyisihan grup. Kedua tim masih memiliki peluang untuk lolos ke babak selanjutnya. Jadi tetap dukung tim kesayangan Anda dengan sepenuh hati. Dan ingat, sepak bola adalah alat pemersatu, jangan biarkan sepak bola menjadi pemecah belah kesatuan karena tindakan-tindakan pendukung yang tidak sportif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun