Suplemen Omega-3 adalah bisnis milyaran dolar yang terus tumbuh. Selain vitamin D dan Magnesium, Omega-3 termasuk tiga besar produk yang paling populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia.
Dorongan untuk mengonsumsi suplemen Omega-3 tidak terlepas dari kenyataan bahwa komunitas dan individu yang rajin makan ikan akan mendapatkan perlindungan dari serangan penyakit jantung dan stroke.
Tetapi rasanya kurang bijak jika pembahasan tentang Omega-3 dipersempit sebatas topik suplemen saja. Secara alamiah banyak sumber makanan yang mengandung Omega-3 dalam jumlah yang cukup tinggi. Ikan berlemak seperti salmon, mackerel dan sarden maupun biji-bijian seperti flaxseed, chiaseed, walnut dan kedelai diketahui mengandung banyak Omega-3.
Maka tidak heran bila orang yang mengonsumsi ikan, terutama ikan golongan pelagis, minimal dua porsi dalam seminggu dikatakan tidak akan mendapatkan manfaat kesehatan tambahan dari suplementasi Omega-3. Dengan kata lain asupan Omega-3 dari sumber makanan alamiah tetap diutamakan.
Bagaimana dengan ikan air tawar?
Sayangnya hingga saat ini bukti ilmiah yang ada menunjukkan bahwa jumlah Omega-3 pada ikan air tawar jauh lebih rendah dibandingkan dengan ikan-ikan pelagis yang dimaksud.
Namun ikan air tawar tetap memberikan keuntungan bagi kesehatan dengan kandungan proteinnya yang cukup tinggi.Â
Manfaat Omega-3 Terhadap ObesitasÂ
Penggunaan Omega-3 pada obesitas sudah lama diketahui. Namun, berbagai telaah sistematik penelitian hewan coba dan manusia belum mampu memberikan hasil yang konsisten mengenai manfaat suplementasi Omega-3 pada kasus obesitas.
Mekanisme pasti kerja Omega-3 pada kasus obesitas pun masih belum jelas. Efek anti obesitas seperti penurunan berat badan dan lingkar perut pada sebagian besar penelitian masih gagal dibuktikan.