Mohon tunggu...
Gina M C Tyas
Gina M C Tyas Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis konten filantropi

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jujur? Siapa Takut!

11 Desember 2012   10:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:50 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ditengah panennya berita korupsi yang bermunculan di media masa Sindikat Musik Penghuni Bumi (Simponi)  dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  sedang mengadakan Tour Anti Korupsi ke sekolah-sekolah menengah atas dalam rangka memperingati hari Korupsi Internasional pada tanggal 9 Desember. Kegiatan tersebut direncanakan berlangsung selama 6 hari, mulai tanggal 10 Desember hingga tanggal 15 Desember 2012 mendatang. Agenda yang mengusung Tema “Berani Jujur Hebat!” mesosialisasikan kepada para siswa agar menjadi generasi yang berani jujur dan menjadi generasi pelurus bukan penerus, “karena jika kalian menjadi generasi penerus terlalu banyak kerusakan yang telah terjadi di negara kita. Oleh karena itu jangan kalian teruskan tapi luruskan” ungkap Irawaty yang hadir sebagai pembicara dari Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi dalam penyuluhan anti korupsi tersebut.

SMA Muhammadiyah 25 menjadi sekolah kedua yang dikunjungi Simponi dan KPK pada Selasa (11/12) setelah sehari sebelumnya (10/12) Simponi dan KPK melakukan kunjungan ke alah satu sekolah menengah kejuruan di Jakarta.  Penyuluhan anti korupsi di SMA Muhammadiyah berjalan sangat interaktif karena saat dibuka forum diskusi siswa berbondong-bondong mengajukan pertanyaan kepada pembicara dan saling memberikan tanggapan atas pernyataan siswa lainnya. Irawaty yang disapa Kak Ira oleh para siswa tidak hanya menyampaikan definisi korupsi dari segi hukum dan contoh tindakan yang biasanya dilakukan oleh para pejabat negri. Korupsi dari segi bahasa maupun agama mengandung arti yang buruk. Korupsi dalam bahasa latin mempunyai arti busuk, rusak. . Beliau juga berbicara mengenai contoh hal yang dilakukan sehari-hari namun tenyata masuk dalam tindakan yang disebut korupsi.  Seperti datang telat dan menyontek. “Orang yang nyontek itu akan panik, enggak bias tidur semalaman, keringat dingin, tengok kanan tengok kiri. Sama seperti koruptor, mereka menentang hati nuraninya sendiri” ungkap Ira.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa koruptor atau pelaku korupsi biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai daya intelektualitas tinggi dan salah satu faktor yang tidak dimiliki orang-orang tersebut sehingga berbuat demikian adalah karena kurangnya moral dan iman pada diri mereka. “Korupsi terjadi karena niat, dan niat dimulai dari diri kita sendiri.” ungkap Ira.

Dalam penyuluhan tersebut juga disampaikan sembilan dasar karakter yang menjadi modal anti korupsi, yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil. Hidup sederhana dianalisir menajdi faktor pendukung yang cukup kuat untuk mencegah terjadinya tindak korupsi.

Ira juga menerangkan pemberantasan korupsi bukan hanya tugas KPK semata. “Pemberantasan sosial korupsi itu milik kita bersama dan harus dilakukan oleh kita semua”. Salah satu tindakan yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya tindak korupsi adalah kampanye melalui micro blog Twitter ataupun jejaring sosial Facebook. Sudah saatnya masyarakat lebih tanggap terhadap tindakan-tindakan korupsi yang menjadi penyakit dan pelan-pelan menggerogoti dari dalam tubuh bangsa ini.

Bangsa ini menaruh harapan yang besar kepada generasi muda dan membutuhkan sumberdaya-sumberdaya manusia yang mampu menjadi generasi pelurus. Untuk melakukan itu semua haruslah dimulai dari diri sendiri melalui satu tindakan sederhana namun membutuhkan tekad yang sangat besar, yakni jujur. Generasi muda punya peranan besar dalam berlangsungnya kehidupan bangsa ini. Oleh karena itu, mari kita junjung tinggi kejujuran karena berani jujur itu hebat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun