giliran amr bin ash berpidato. amr bin ash menyatakan dalam pidatonya bahwa yang paling berhak menggantikan usman sebagai pemimpin adalah muawiyyah bin abu sufyan Demikianlah pada akhirnya tahkim tidak dapat memuaskan kedua belah pihak terutama dari pihak Ali bin Abi Thalib dan para pendukungnya, walaupun pihak Muawiyah tidak mendapatkan dukungan dari kubu Ali namun paling tidak dalam keputusan tersebut terdapat pernyataan bahwa kekuasaan tidak lagi berada di tangan Ali dan kemudian diserahkan kepada kaum Muslim untuk memilih pemimpin yang mereka inginkan, dan pada saat itu Muawiyah memiliki pasukan yang cukup besar yang dipilihnya, dan tidak ada seorangpun yang bisa menandingi kekuatannya, sehingga keinginannya untuk menjadi khalifah kaum muslim pun semakin besar.
Dengan putusan Tahkim tersebut, posisi Muawiyah menjadi kuat, dia dibaiat menjadi khalifah oleh penduduk Syam dan berturut-turut dia mencari kekuatan dukungan dari Mesir dan memberangkatkan pasukan ke beberapa wilayah yang dikuasai Ali bin Abi Thalib. Kekecewaan pun muncul dari pendukung Ali yang kemudian keluar dari golongan Ali dan menamakan dirinya sebagai golongan Khawarij.
Amul Jamaah
Setelah Ali bin Abi Thalib wafat atas kekejaman Khawarij, maka dibaiatlah Hasan bin Ali menjadi Khalifah selanjutnya. Hasan bin Ali memiliki pandangan yang tepat terkait beberapa kondisi yang ada di sekelilingnya, dia melihat tentaranya tidak bisa dipercayainya, musuhnya sedemikian kuat watak dan tekadnya. Selain itu Hasan sendiri tidak menyukai kekacauan dan lebih menginginkan persahabatan dan perdamaian bagi kaum muslim.
Maka dia tidak memiliki pilihan yang lebih bijak untuk diri dan umatnya selain turun dari jabatannya, membuat perjanjian damai dengan sejumlah syarat yang dapat disetujui oleh kedua belah pihak, lalu dia menuliskan pembaiatannya kepada Muawiyah, dan menyerahkan kota Kufah kepada Muawiyah pada akhir Rabiul awal tahun 41 H. Ketegangan pun mereda dan kaum muslim menyebut tahun itu sebagai Amul Jamaah (tahun persatuan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H