Mohon tunggu...
GINA SULISTIANA
GINA SULISTIANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223110041

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Quiz 9 - Diskursus Mitos dan Logos Kejahatan pada Metafora Cincin Gyges

9 November 2024   17:20 Diperbarui: 9 November 2024   18:37 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, Prof. Dr Apollo

Lincoln menggarisbawahi bahwa kekuasaan dapat mengungkapkan kelemahan moral seseorang. Dalam banyak kasus, individu yang diberi kekuasaan cenderung menyalahgunakannya karena godaan untuk bertindak tanpa konsekuensi. Begitupun dengan kisah Cincin Gyges menyoroti bagaimana kekuasaan tanpa pengawasan dapat memunculkan perilaku buruk dan penyalahgunaan kekuasaan. Gyges, yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk melakukan kejahatan, menjadi korup dan melakukan tindakan yang tidak bermoral ketika diberikan kekuasaan absolut.

Why: Cerita Cincin Gyges relevan dalam diskusi tentang kejahatan dan moralitas. 

Cerita Cincin Gyges sangat relevan dalam diskusi tentang kejahatan dan moralitas karena menggambarkan situasi ekstrem di mana kekuasaan absolut dapat menguji prinsip-prinsip moral seseorang. Socrates menjelaskan bahwa keadilan adalah konsep yang terkait dengan hubungan antara individu, yang sangat dipengaruhi oleh organisasi sosial di mana mereka berada. Kisah Cincin Gyges menyoroti situasi pemegang kekuasaan yang tak terbatas dapat menguji moralitas dan integritas seseorang. Cerita ini secara garis-besar melambangkan godaan besar yang datang dengan kekuasaan. Hal ini relevan dalam konteks modern di mana banyak individu di berbagai bidang (politik, bisnis, teknologi) memiliki kekuasaan yang signifikan yang mengingatkan tentang risiko penyalahgunaan kekuasaan dan pentingnya menjaga etika dalam setiap situasi.

Ketika individu memiliki kemampuan untuk melakukan apa pun tanpa takut dihukum, "Apakah mereka akan tetap berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral mereka?", pesan moral didalamnya pun mengajak untuk merenungkan sejauh mana integritas seseorang yang bergantung pada kontrol eksternal dibandingkan dengan kontrol internal.

Dari cerita ini pun mengangkat isu tentang anonimitas dan tanggung jawab. Yang mana globalisasi di dunia digital saat ini sangat berkembang pesat, anonimitas internet bisa membuat orang merasa bebas untuk melakukan tindakan negatif tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Cerita Cincin Gyges membantu untuk memahami pentingnya tanggung jawab moral bahkan ketika kita merasa tidak akan ketahuan. Ini mencerminkan situasi modern di mana anonimitas online dapat menggoda orang untuk bertindak tidak etis, dan menekankan pentingnya kontrol internal dan nilai-nilai moral dalam menjaga perilaku yang baik.

Bagaimana kisah Cerita Cincin Gyges  ini mencerminkan dilema etis yang dihadapi manusia?

Cerita Cincin Gyges mengangkat dilema etis yang menanyakan apakah manusia berbuat baik karena memang ingin berlaku adil, atau hanya karena takut pada hukuman. Dalam cerita ini, Gyges menemukan cincin yang membuatnya bisa menjadi tak terlihat, memungkinkan ia bertindak tanpa ketahuan atau dihukum. Hal ini menyoroti beberapa dilema penting:

  1. Kebebasan dari Pengawasan dan Moralitas: Dengan kekuatan tak terlihat, Gyges tidak lagi diawasi orang lain, sehingga ia bebas melakukan apa saja. Ini menggambarkan bagaimana, tanpa pengawasan, seseorang mungkin tergoda untuk bertindak demi kepentingannya sendiri, meskipun melanggar nilai moral. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa pengawasan, manusia bisa tergoda untuk memenuhi keinginan egois atau keuntungan pribadi, bahkan jika tindakan tersebut melanggar nilai moral atau menyakiti orang lain.
    Dilema etis yang muncul adalah apakah tindakan moral seseorang benar-benar berasal dari dalam diri (nilai dan prinsip pribadi) atau lebih dipengaruhi oleh adanya pengawasan dari luar. Jika seseorang berbuat baik hanya karena diawasi atau karena takut pada konsekuensi negatif, maka ketika pengawasan itu hilang, moralitasnya pun bisa runtuh. Sehingga mempertanyakan kekuatan nilai-nilai moral seseorang apakah nilai itu akan tetap teguh meskipun tidak ada yang mengawasi.
  1. Moralitas dari Dalam atau karena Aturan Eksternal: Cerita ini menanyakan apakah kita berbuat adil karena itu memang nilai yang ada dalam diri pribadi, atau karena takut hukuman. Dengan kekuatan cincin, Gyges berani melakukan tindakan buruk yang sebelumnya ia hindari, menunjukkan bahwa banyak orang bisa jadi hanya mematuhi aturan karena adanya hukuman. Yang mana moralitas lebih dipengaruhi oleh kontrol eksternal.
    Dalam cerita ini dilema etis muncul dari mempertanyakan sejauh mana moralitas seseorang terikat pada aturan eksternal. Seberapa kuat nilai-nilai moral dalam diri seseorang ketika tidak ada tekanan dari luar? Apakah seseorang tetap akan bersikap adil dan benar meskipun tidak ada yang mengawasi? Atau, apakah aturan dan ancaman hukuman merupakan fondasi utama yang membuat banyak orang tetap berbuat baik?
  1. Kecenderungan Egois Manusia: Ketika memiliki kekuasaan tanpa batas, manusia sering tergoda untuk mementingkan dirinya sendiri. Tanpa risiko ketahuan, batas moral seseorang diuji. Ini menyoroti dilema antara mengikuti kepentingan pribadi dan tetap berbuat demi kebaikan bersama.
  2. Ujian Integritas Moral: Cincin Gyges menguji integritas: apakah manusia akan tetap berbuat baik jika tak ada yang melihat? Kisah ini mendorong untuk berpikir ulang tentang nilai moral pribadi: apakah sungguh-sungguh ingin berbuat baik atau sekadar mengikuti aturan karena takut pada konsekuensi.

DAFTAR PUSTAKA

Annas, J. (1981). An introduction to Plato's Republic. Clarendon Press.

Plato. (2004). The Republic (C. D. C. Reeve, Trans.). Hackett Publishing Company. (Original work published ca. 380 B.C.)

Pruthi, A. (2021, Oktober 19). Plato's Theory of Justice. Retrieved from Drishti The Vision Foundation: https://www.drishtiias.com/blog/platos-theory-of-justice

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun