Mohon tunggu...
GINA SULISTIANA
GINA SULISTIANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223110041

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quiz 2 - Praktik Stoicisme, Membedakan Antara Fortuna vs Virtue Untuk Menjadi Sarjana Unggul dan Profesional

21 September 2024   03:24 Diperbarui: 27 September 2024   14:13 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Modul Dosen : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Pendaluhuan

Sebagian mahasiswa merupakan kalangan remaja yang baru saja akan bertransisi menuju ke dewasa yaitu antara usia 17-24 tahun, dan tak jarang dikalangan usia mereka yang baru saja memasuki fase ini akan dihadapkan dengan kehidupan akademik dan pribadi yang penuh dengan tekanan, tantangan, dan pengalaman baru. 

Disisi lain, seorang mahasiwa untuk bisa menjadi sarjana yang unggul dan profesional harus mampu menjaga kestabilan mental dan emosional mereka. Dengan begitu, penting bagi seorang mahasiswa untuk di dasari dengan adanya panduan yang bisa mengatasi kestabilan mental dan emosional tersebut untuk meraih keberhasilan hidup. Menurut ilmu filsafat, dasar yang bisa memandu kestabilan tersebut yaitu dengan Praktik Stoicisme.

Oleh karena itu, pada pembahasan ini saya akan menjelaskan bagaimana praktik dan konsep Stoicisme yang membedakan antara Fortuna vs Virtue, sehingga bisa diterapkan untuk membantu mahasiwa berhasil menjadi sarjana yang unggul dan professional.

1. Apa itu Stoicisme ? (What)

Stoikisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu stoikos yang artinya "dari stoa (serambi atau beranda)". Stoikisme adalah aliran filsafat kuno yang didirikan di Athena oleh sang pedagang Fenisia Zeno asal Citium kurang lebih pada 301 SM. Filsafat ini dianut oleh beberapa filsuf dari Yunani, mulai dari Epictetus, yaitu seorang mantan budak; Seneca yaitu politisi di era Kaisar Nero; dan juga Marcus Aurelius, yaitu seorang kaisar, mereka berpendapat bahwa Stoicisme ilmu ini yang mengajarkan tentang bagaimana kebahagiaan seseorang itu bersumber dari hal-hal yang bisa dikendalikan. 

Untuk meraih kebahagiaan yang dimaksud, manusia hany perlu memfokuskan diri pada apa pun yang bisa dikendalikan. Yang memiliki prinsip tujuan hidup didasarkan pada ide "Hidup Selaras Dengan Alam". Singkatnya yaitu semua hal yang terjadi dalam hidup manusia itu bersifat netral. Tidak ada yang berperan positif atau negatif, tidak ada hal buruk atau baik. Hal yang bisa menjadikan hal-hal tersebut menjadi positif atau negatif, baik ataupun buruk adalah interpretasi manusia terhadap hal itu sendiri.

Sehingga, para filsuf Stoik menganggap kebahagiaan itu bukan untuk dikejar, karena aspek penting dalam hidup untuk mencapai kebahagiaan, kekuatan diri, dan kebijaksanaan kuncinya ada pada kemampuan diri untuk berkonsentrasi pada sesuatu yang berada di bawah kendali langsungnya, seperti pemikiran dan nalar sendiri (sering disebut dengan Virtue). 

Hal ini bertujuan agar manusia dapat hidup bahagia dengan terbebas dari emosi-emosi negatif yang dapat merusak serta menghancurkan kebahagiaan manusia itu sendiri. Karena hakikatnya manusia tidak bisa mengendalikan apa pun yang terjadi jika itu berasal dari luar diri sendiri yang bersifat eksternal (yang disebut Fortuna) seperti pikiran dan tindakan orang lain, ataupun faktor lainnya seperti takdir, keberhasilan, dan keadaan tidak bisa diprediksi.

Hal ini dapat diposisikan bagi seorang mahasiswa yang sering dihadapkan dengan aspek Fortuna, seperti persaingan dunia kerja, hasil ujian, peluang berkarir, dan perbandingan di lingkungan sosial, untuk menyadari bahwa hal tersebut tidak dapat untuk dikendalikan. Namun, yang bisa dikendalikan adalah diri sendiri untuk merespon hal tersebut, yaitu dengan berfokus pada hal yang bisa di tingkatkan dari diri sendiri, konsistensi terhadap perubahan yang baik, keinginan untuk terus berkembang dan belajar. 

Seorang yang berfokus pada Virtue akan menyadari pentingnya penerimaan terhadap dua sisi kehidupan dan juga pentingnya menggunakan akal sehat dengan cara pandang yang positif dan rasional dalam menghadapi hidup sehingga akan merasa berguna, efektif, dan bisa memecahkan sebuah masalah dengan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun