Mohon tunggu...
gina pundiarsih
gina pundiarsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Gina Pundiarsih hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Abu Al-a'la Al-Maududi Negara dan Demokrasi Islam

9 Agustus 2024   19:28 Diperbarui: 9 Agustus 2024   19:28 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Biografi Abu al-A'la al-Maududi
Sayyid Abu al-A'la Al-Maududi merupakan salah seorang pemikir dan Perombak sosial terbesar dalam dunia Islam. Beliau dilahirkan di Aurangabad (Hiderabad, Deccan, India), pada tanggal 25 September 1903 dan memulai karier kemasyarakatannya sebagai seorang wartawan pada tahun 1920. Ayah Abu al-A'la al-Maududi, Ahmad Hasan yang dilahirkan pada tahun 1855 M di Delhi, berasal dari keluarga terhormat yang silsilah keturunannya dapat ditelusuri sampai kepada Nabi Muhammad Saw Keluarga Abu al-A'la al*Maududi telah mempunyai tradisi kepemimpinan spiritual yang terkenal sejak lama karena sebagian besar dari nenek moyangnya merupakan pemimpin dari tarekat-tarekat yang terkemuka. Nenek moyang Abu al-A'la al-Maududi datang ke anak benua Indo-Pakistan sejak lahir abad ke -- 13 H atau abad ke 15 M. Sedangkan Ibu Abu Al-A'la al-Maududi yang bernama Sayyidah Ruqayyah, adalah putri bungsu dari Mirza Qurban Ali Bik. Mirza adalah keturunan Turki dan berprofesi sebagai tentara,Di samping sebagai pujangga dan sastrawan. Maududi menunjukkan ketertarikannya pada dunia politik sejak usia dini. dan menyalurkan berbagai karya disana seperti:
Towards Understanding Islam: Buku ini ditujukan untuk membantu orang non-Muslim memahami ajaran dan prinsip-prinsip Islam. Al-Maududi menjelaskan konsep-konsep dasar dalam Islam seperti tauhid, nabi dan rasul, dan akhirat.
The Process of Islamic Revolution
Karya ini membahas Revolusi Islam dan bagaimana perubahan sosial dan politik dicapai melalui penerapan prinsip-prinsip Islam. Maududi mengajukan perspektif bagaimana masyarakat Muslim dapat mencapai keadilan dan kesejahteraan melalui Revolusi Islam. Al-Maududi meninggal  pada tanggal 22 September 1979 di Buffalo, New York, AS. Setelah mengalami masalah kesehatan yang serius, dia menghabiskan beberapa bulan di rumah sakit  Buffalo  sebelum kematiannya. Jenazahnya kemudian dimakamkan di  dekat kota Lahore, Pakistan
B.konsep negara dan demokrasi Islam
Konsep negara Abul A'la Maududi didasarkan pada prinsip-prinsip Islam dan penerapan hukum Islam . Ia percaya bahwa negara harus diatur oleh prinsip-prinsip Islam dan bahwa otoritas tertinggi adalah milik Allah. Menurut Maududi, negara harus dipimpin oleh seorang khalifah atau amir, yang akan memiliki otoritas absolut selama mereka mematuhi prinsip-prinsip Islam. Menurutnya, Islam harus menjadi konstitusi sebuah negara karena mengandung prinsip-prinsip dasar yang universal.
Secara keseluruhan, konsep negara Maududi menekankan pentingnya penerapan prinsip-prinsip dan hukum Islam dalam semua aspek pemerintahan. Dia percaya bahwa negara Islam, yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam dan dipimpin oleh seorang khalifah atau amir, akan menjamin keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan masyarakat. Ia percaya bahwa negara Muslim harus diperintah berdasarkan prinsip dan hukum Islam, dan kekuasaan tertinggi ada di tangan Allah. Khalifah atau emir akan mempunyai kekuasaan absolut, asalkan berpegang teguh pada prinsip Islam.
Menurut Maududi, demokrasi akan memastikan negara diatur berdasarkan prinsip-prinsip Islam, sekaligus memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dan menyumbangkan pendapat. Ia yakin sistem ini akan menjamin terlaksananya prinsip-prinsip Islam dan kesejahteraan masyarakat. Menurut Abul A'la Maududi, ia meyakini demokrasi Islam didasarkan pada prinsip kedaulatan Allah. Oleh karena itu, Maududi meyakini demokrasi dalam Islam didasarkan pada prinsip kedaulatan Allah.
Singkatnya, pandangan Maududi adalah demokrasi Islam didasarkan pada prinsip tanggung jawab pribadi kepada Allah dan pengakuan kedaulatan Allah. Namun, ada beberapa prinsip umum yang perlu dipertimbangkan. Keahlian mereka dalam ajaran dan prinsip-prinsip Islam dapat memandu pengambilan keputusan dan memastikan bahwa hukum dan kebijakan konsisten dengan nilai-nilai Islam . Pada saat yang sama, demokrasi juga harus menghormati prinsip-prinsip demokrasi seperti partisipasi rakyat, akuntabilitas dan perlindungan hak dan kebebasan individu.
Negara atau komunitas yang berbeda mungkin memiliki pendekatan yang berbeda dalam menerapkan demokrasi dan keseimbangan antara otoritas agama dan prinsip-prinsip demokrasi mungkin berbeda-beda.
Penerapan teodemokrasi dalam kehidupan sehari-hari akan melibatkan integrasi prinsip-prinsip Islam dan praktik-praktik demokrasi. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana teodemokrasi dapat diterapkan:
1. Pengambilan keputusan: Dalam sistem teodemokrasi, keputusan akan diambil melalui konsultasi (syura) dan pembangunan konsensus. Ini berarti para pemimpin akan meminta masukan dan saran dari para ahli, cendekiawan, dan masyarakat sebelum mengambil keputusan penting.
2  Keadilan dan kesetaraan: Teodemokrasi akan memprioritaskan keadilan dan kesetaraan bagi semua warga negara. Prinsip-prinsip Islam tentang keadilan dan keadilan sosial akan memandu kebijakan dan hukum, memastikan bahwa setiap orang diperlakukan secara adil.
3. Partisipasi: Teodemokrasi akan mendorong partisipasi aktif rakyat dalam proses politik. Hal ini dapat mencakup kesempatan bagi warga negara untuk menyuarakan pendapat mereka, terlibat dalam protes damai, dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin mereka.
4. Kesejahteraan dan layanan sosial: Negara teodemokrasi akan memprioritaskan kesejahteraan warganya, memastikan akses terhadap kebutuhan dasar seperti perawatan kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial. Prinsip-prinsip Islam tentang kepedulian terhadap kaum rentan dan mempromosikan kesejahteraan sosial akan memandu kebijakan di bidang-bidang ini.
5. Nilai-nilai moral dan etika: Teodemokrasi akan mempromosikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika Islam dalam masyarakat. Hal ini dapat mencakup mempromosikan kejujuran, integritas, kasih sayang, dan rasa hormat terhadap orang lain.
Penting untuk dicatat bahwa implementasi teodemokrasi dapat bervariasi tergantung pada konteks dan interpretasi spesifik dari prinsip-prinsip Islam. Para ulama dan komunitas yang berbeda mungkin memiliki pendekatan yang berbeda untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam dengan praktik-praktik demokrasi.A. Biografi Abu al-A'la al-Maududi

Sayyid Abu al-A'la Al-Maududi merupakan salah seorang pemikir dan Perombak sosial terbesar dalam dunia Islam. Beliau dilahirkan di Aurangabad (Hiderabad, Deccan, India), pada tanggal 25 September 1903 dan memulai karier kemasyarakatannya sebagai seorang wartawan pada tahun 1920. Ayah Abu al-A'la al-Maududi, Ahmad Hasan yang dilahirkan pada tahun 1855 M di Delhi, berasal dari keluarga terhormat yang silsilah keturunannya dapat ditelusuri sampai kepada Nabi Muhammad Saw Keluarga Abu al-A'la al*Maududi telah mempunyai tradisi kepemimpinan spiritual yang terkenal sejak lama karena sebagian besar dari nenek moyangnya merupakan pemimpin dari tarekat-tarekat yang terkemuka. Nenek moyang Abu al-A'la al-Maududi datang ke anak benua Indo-Pakistan sejak lahir abad ke -- 13 H atau abad ke 15 M. Sedangkan Ibu Abu Al-A'la al-Maududi yang bernama Sayyidah Ruqayyah, adalah putri bungsu dari Mirza Qurban Ali Bik. Mirza adalah keturunan Turki dan berprofesi sebagai tentara,Di samping sebagai pujangga dan sastrawan. Maududi menunjukkan ketertarikannya pada dunia politik sejak usia dini. dan menyalurkan berbagai karya disana seperti:

Towards Understanding Islam: Buku ini ditujukan untuk membantu orang non-Muslim memahami ajaran dan prinsip-prinsip Islam. Al-Maududi menjelaskan konsep-konsep dasar dalam Islam seperti tauhid, nabi dan rasul, dan akhirat.

The Process of Islamic Revolution

Karya ini membahas Revolusi Islam dan bagaimana perubahan sosial dan politik dicapai melalui penerapan prinsip-prinsip Islam. Maududi mengajukan perspektif bagaimana masyarakat Muslim dapat mencapai keadilan dan kesejahteraan melalui Revolusi Islam. Al-Maududi meninggal  pada tanggal 22 September 1979 di Buffalo, New York, AS. Setelah mengalami masalah kesehatan yang serius, dia menghabiskan beberapa bulan di rumah sakit  Buffalo  sebelum kematiannya. Jenazahnya kemudian dimakamkan di  dekat kota Lahore, Pakistan

B.konsep negara dan demokrasi Islam

Konsep negara Abul A'la Maududi didasarkan pada prinsip-prinsip Islam dan penerapan hukum Islam . Ia percaya bahwa negara harus diatur oleh prinsip-prinsip Islam dan bahwa otoritas tertinggi adalah milik Allah. Menurut Maududi, negara harus dipimpin oleh seorang khalifah atau amir, yang akan memiliki otoritas absolut selama mereka mematuhi prinsip-prinsip Islam. Menurutnya, Islam harus menjadi konstitusi sebuah negara karena mengandung prinsip-prinsip dasar yang universal.

Secara keseluruhan, konsep negara Maududi menekankan pentingnya penerapan prinsip-prinsip dan hukum Islam dalam semua aspek pemerintahan. Dia percaya bahwa negara Islam, yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam dan dipimpin oleh seorang khalifah atau amir, akan menjamin keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan masyarakat. Ia percaya bahwa negara Muslim harus diperintah berdasarkan prinsip dan hukum Islam, dan kekuasaan tertinggi ada di tangan Allah. Khalifah atau emir akan mempunyai kekuasaan absolut, asalkan berpegang teguh pada prinsip Islam.

Menurut Maududi, demokrasi akan memastikan negara diatur berdasarkan prinsip-prinsip Islam, sekaligus memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dan menyumbangkan pendapat. Ia yakin sistem ini akan menjamin terlaksananya prinsip-prinsip Islam dan kesejahteraan masyarakat. Menurut Abul A'la Maududi, ia meyakini demokrasi Islam didasarkan pada prinsip kedaulatan Allah. Oleh karena itu, Maududi meyakini demokrasi dalam Islam didasarkan pada prinsip kedaulatan Allah.

Singkatnya, pandangan Maududi adalah demokrasi Islam didasarkan pada prinsip tanggung jawab pribadi kepada Allah dan pengakuan kedaulatan Allah. Namun, ada beberapa prinsip umum yang perlu dipertimbangkan. Keahlian mereka dalam ajaran dan prinsip-prinsip Islam dapat memandu pengambilan keputusan dan memastikan bahwa hukum dan kebijakan konsisten dengan nilai-nilai Islam . Pada saat yang sama, demokrasi juga harus menghormati prinsip-prinsip demokrasi seperti partisipasi rakyat, akuntabilitas dan perlindungan hak dan kebebasan individu.

Negara atau komunitas yang berbeda mungkin memiliki pendekatan yang berbeda dalam menerapkan demokrasi dan keseimbangan antara otoritas agama dan prinsip-prinsip demokrasi mungkin berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun