Aditia Ginantaka, S.TP
Selama ini sebagian besar sumber energi kita dipasok dari energi fosil. Energi ini menjadi suatu kebutuhan yang pokok bagi kehidupan manusia disamping kebutuhan akan sandang dan pangan. Sumber energi ini menjadi media dalam pemenuhan kebutuhan seperti rumah tangga, transportasi, industri dan kebutuhan lainnya. Ketersedianaan pasokan energi, membuat hidup manusia lebih efisien karenanya manusia jadi sangat bergantung pada sumber energi fosil ini.
Energi fosil berasal dari hasil penguraian jasad renik atau sisa-sisa tumbuhan dan hewan mati yang telah tertimbun berjuta-juta tahun lamanya. Salah satu contoh sumber energi fosil yaitu minyak bumi, yang merupakan campuran dari bebagai komponen senyawa hidrokarbon. Upaya yang dilakukan untuk memperoleh minyak bumi dilakukan dengan cara penambangan dari dalam perut bumi. Dengan proses penyulingan, minyak bumi difraksinasi menjadi berbagai senyawa hidrokarbon spesifik yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan.
Energi fosil memiliki sifat sulit untuk diperbaharui. Dibutuhkan waktu hingga berjuta-juta tahun lamanya untuk pembentukan minyak secara alamiah dalam perut bumi. Frekuensi serta kontinuitas penggunaan yang cukup tinggi serta pertumbuhan konsumsi yang sangat cepat hingga di atas 10% per tahun, penggunaan bahan bakar fosil (fossil fuel) memunculkan paling sedikit dua ancaman serius. Pertama, faktor ekonomi berupa jaminan ketersediaan bahan bakar fosil untuk beberapa dekade mendatang, masalah suplai, harga, dan fluktuasinya, akibatnya kini kita terancam mengalami krisis energi. Sesuai dengan prinsip ekonomi kelangkaan suatu komoditi akan menyebabkan harga komoditi tersebut meningkat, dan hal ini juga berlaku juga pada minyak bumi. Sampai saat ini fluktuasi harga minyak bumi berkisar antara US $ 60-70 per barrel.
Tabel1.Perkembangan harga minyak dunia 2000 - 2006
Tahun
Harga US $ / barrel
2000
$27.60
2001
$23.12
2002
$24.36
2003
$28.10