Mohon tunggu...
Ginanjar Wijaya Laksono
Ginanjar Wijaya Laksono Mohon Tunggu... Guru - Guru

aku adalah orang yang malas membaca tapi selalu ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suatu Siang, ketika Khutbah Jumat Berlangsung

26 November 2022   23:36 Diperbarui: 26 November 2022   23:58 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada sebening air menetes dari sudut telaga kedua mataku
Tatkala khatib
berbagi kiat munajat untuk orangtua yang telah tiada

Ada setitik gulana membersit dari  sudut kalbuku
Tatkala di shaf  sampingku duduk anak SD klas satu
semangat munajat bagi ibu bapaknya yang telah tiada

Ada rasa haru dan malu berkecamuk dalam jiwaku
Tatkala dukaku belum sebanding dengan anak yatim piatu

Ya Rabb,
Terimakasih
Engkau telah mengirimkan guru  kecilku
Si pejuang jihad  memertahankan makna kehidupan

Ya Rabb,
Terimakasih
Engkau masih berkenan lunakkan hatiku dari sekeras batu

Ya Rabb,
Ajari aku menangis penuh tawadhu' dan tasamuh
Bukan karena syurga dan neraka-Mu
Adalah lebih karena takut tak beroleh ridho-Mu

Ya Rabb,
Semoga kiranya Engkau  menempatkanku ke dalam tujuh golongan hamba
yang kelak mendapatkan naungan-Mu
di padang Mahsyar, Aamiin

Jbg, 26/11/22

Pujo DC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun