Sebagai guru, yang mengajar di sekolah menengah atas yang memperbolehkan peserta didik membawa telepon seluler atau ponsel ke kelas, saya sering menemukan peserta didik yang diam-diam membuka ponsel, saat pembelajaran berlangsung.
Peserta didik membuka ponsel ketika saya sedang menjelaskan atau ketika peserta didik yang lain sedang sibuk, kerja kelompok. Biasanya, peserta didik membuka ponsel untuk melihat media sosial dan membalas dan mengirim pesan terutama untuk peserta didik yang duduk di sekolah menengah atas pada dan dari kekasih atau orang yang mereka suka.
Seringkali, ketika membalas pesan tidak cukup satu atau dua kali. Berkali-kali saya mengingatkan, kesepakatan kelas yang telah dibuat, peserta didik hanya diperbolehkan membuka ponsel, untuk menunjang pembelajaran. Beberapa guru di sekolah tempat saya mengajar, malah menemukan beberapa peserta didik menonton tiktok dan bermain game ketika pembelajaran berlangsung.
Persoalan peserta didik yang bermain-main dengan ponsel saat pembelajaran berlangsung, bukan hanya permasalahan di Indonesia. Para guru di sekolah-sekolah menengah atas di Amerika Serikat, menyalakan alarm penggunaan ponsel oleh peserta didik. Seperti dikeluhkan salah seorang guru, para siswa menonton Netflik  dari ponsel mereka selama pembelajaran. Guru yang lain menceritakan, siswanya menggunakan aplikasi perjudian untuk memasang taruhan selama berada di sekolah. Para siswa juga secara rutin mengirim pesan, mendengarkan musik, berbelanja daring, dan masih banyak lagi (Kompas, 29/2/04).
Tujuan
Membawa ponsel ke kelas, pada mulanya bertujuan untuk membantu mempermudah akses terhadap bahan ajar yang dapat diakses melalui ponsel. Bagi sebagian guru, ponsel juga dianggap menunjang pembelajaran untuk mengakses beberapa aplikasi, agar pembelajaran lebih menarik, dan menantang. Ponsel juga digunakan untuk mengakses soal ujian, dan mengirimkan jawaban pada guru.
Era ujian dan atau ulangan menggunakan kertas di sekolah-sekolah mulai berkurang, digantikan dengan digital, salah satunya dengan memanfaatkan ponsel. Penggunaan ponsel untuk mengirim bahan ajar dan ulangan dianggap mengurangi biaya dan dianggap lebih efisien. Persoalannya, ponsel juga telah mengalihkan konsentrasi belajar peserta didik dengan begitu besar dan berdampak sangat luas.
Selain terbukti mengganggu proses pembelajaran, banyak peserta didik tidak sabar menunggu pergantian atau selesainya waktu pembelajaran untuk bermain melalui ponsel mereka, bukan mempelajari pelajaran secara lebih mendalam. Â
Tujuan Lain
Membawa ponsel ke sekolah juga bertujuan untuk memudahkan komunikasi dengan orang tua. Memang, pasti kerepotan bila anak di sekolah umum dilarang membawa ponsel, orang tua menjadi bingung bagaimana menghubungi anaknya.
Sebenarnya, kesulitan menghubungi anak dapat disiasati dengan meningkatkan hubungan guru atau tepatnya wali kelas dengan orang tua. Contohnya, orang tua bisa bertanya pada guru di sekolah, apakah anak mereka sudah pulang? Apakah anak-anak berada di sekolah dengan baik-baik saja?