Pinjaman online di jaman sekarang merbak diberbagai kalangan untuk memenuhi kebutuhan keuangan mereka. Namun, kemudahan akses dan proses yang cepat dari pinjaman online juga membawa risiko yang perlu diwaspadai, seperti bunga tinggi, penagihan yang agresif, dan penyalahgunaan data pribadi.Â
Bagaimana mereka mengelola serta mengatasi risiko-risiko tersebut,mereka menunjukan bahwa pola konsumsi dipengaruhi oleh kondisi keuangan yang belum stabil, sehingga penggunaan pinjaman online, meskipun dapat menjadi solusi, juga mengandung risiko-risiko yang perlu diantisipasi, seperti perilaku konsumtif berlebihan, beban utang sulit dikelola, dan dampak negatif pada kesehatan mental.
Perkembangan teknologi digital telah membawa banyak perubahan di berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang keuangan. Salah satu bentuk inovasi keuangan yang semakin populer adalah Financial Technology (fintech).Â
Fintech dapat diartikan sebagai sebuah inovasi di bidang keuangan yang bertujuan untuk menyederhanakan dan mempercepat proses transaksi keuangan, mulai dari jual beli saham, pembayaran, peminjaman, transfer dana, investasi, hingga perencanaan keuangan pribadi. Dengan persyaratan yang lebih mudah dibandingkan memperoleh kartu kredit, pinjaman online menjadi alternatif menarik bagi mereka yang umumnya tidak memiliki pekerjaan tetap dan slip gaji.
Namun di balik kemudahan yang ditawarkan, pinjaman online juga mengandung risiko yang perlu diwaspadai, khususnya bagi pelajar. Beberapa risiko yang dapat timbul antara lain suku bunga yang tinggi, proses pengumpulan yang agresif, dan potensi penyalahgunaan data pribadi. Dampak dari risiko-risiko tersebut dapat berdampak serius terhadap kesejahteraan dan masa depan siswa, baik dari segi keuangan, kesehatan mental, dan prospek masa depan.Â
Tingginya suku bunga yang dikenakan oleh platform pinjaman online dapat menjadi beban berat bagi pelajar, terutama mereka yang tidak memiliki penghasilan tetap. Proses pengumpulan yang agresif, termasuk panggilan berulang-ulang, ancaman, dan bahkan pelecehan, juga dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang signifikan bagi siswa.
Risiko-risiko ini dapat berdampak jangka panjang terhadap kesejahteraan finansial dan kesehatan mental siswa. Tingkat utang yang tinggi dan stres karena berurusan dengan penagih utang yang agresif dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.Â
Selain itu, dampak negatif terhadap riwayat kredit siswa juga dapat mempengaruhi prospek masa depannya, seperti kesulitan mendapatkan pinjaman, kartu kredit, atau bahkan kesempatan kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H