Kemarin malam suami mengajak kami naik kereta api. Destinasi utama kami adalah Mesjid Al Jabbar, Gedebage. Suami langsung memesan tiket melalui aplikasi KAI Access. Kami memilih Stasiun Gadobangkong sebagai titik keberangkatan karena tidak jauh dari tempat tinggal. Sedangkan Stasiun tujuan kami yaitu Stasiun Cimekar, karena dekat dengan Mesjid Al Jabbar. Untuk waktu berangkat kami memilih pukul 07.21 dan sampai Stasiun Cimekar kira-kira pukul 08.30.Â
Ternyata penumpang lainnya mempunyai tujuan yang sama dengan kami. Sesampainya di Stasiun Cimekar, sudah banyak orang yang sampai di sana. Mereka terlihat berjalan secara beriringan di sisi rel kereta api. Kami pun mengikuti dari belakang.Â
Ketika keluar stasiun menuju jalan raya, kami sempat kesulitan karena jalanan macet dan penuh kendaraan. Kami memutuskan untuk naik ojek pangkalan. Lumayan enak daripada berjalan kami karena jaraknya yang jauh dari stasiun. Kami pun tidak diantarkan sampai Mesjid karena jalanannya macet. Kami harus berjalan sedikit menyeberangi rel kereta api, sampailah di pelataran parkir Mesjid Al Jabbar.Â
Kami terus berjalan sampai ke pintu masuk. Di sana kami harus mengantre, karena lautan manusia sudah banyak yang sampai lebih dulu. Sesampainya di pintu masuk, kami harus melepaskan alas kaki yang dipakai. Bagi kalian yang mau ke sana, sebaiknya menyiapkan kantong kresek. Akan tetapi jangan khawatir, ada juga yang menjual kresek dengan harga seikhlasnya.Â
Akhirnya kami bisa masuk ke area Mesjid Al Jabbar. Di sana ada bazar yang menjual pakaian, accessories, maupun makanan dan minuman. Sementara kami pun istirahat sejenak di dekat area bazar. Sambil melihat situasi orang-orang yang terus menerus datang dan pergi di Mesjid Al Jabbar.Â
Baru saja beberapa menit kami beristirahat. Terdengar pengumuman dari satpam, mengingatkan para pendatang untuk menjaga barang bawaannya, karena banyak copet begitu katanya. Kami pun semakin hati-hati melihat sekitar.Â
Ada kejadian yang saya lihat sendiri dan tidak habis pikir. Ketika saya memilih accecoris bros, ada Ibu-ibu yang mengambil tanpa membayar. Tadinya saya mau bilang, tapi karena tidak lihat wajahnya saya tidak jadi mengatakannya. Sungguh miris, walaupun hanya sekedar bros. Tapi begitu tega mengambil yang bukan miliknya sama saja mencuri.Â
Hal lainnya yang buat tidak habis pikir, melihat orang-orang yang tidak peduli dengan kebersihan. Mereka membiarkan bekas makanan berserakan kemudian meninggalkannya. Ditambah lagi beberapa orang memakai alas kaki mereka di halaman Mesjid Al Jabbar yang sebenarnya dilarang. Kurangnya kesadaran sosial itu membuktikan kabar yang diberitakan di media sosial. Sekelompok orang yang membuang sampah sembarangan di awal pembukaan Mesjid Al Jabbar.Â
Semoga ke depannya orang-orang yang berkunjung ke sana lebih peduli akan kebersihan. Minimal untuk sampah mereka sendiri.Â
Alhamdulillah kami diberi kesempatan masuk ke dalam Mesjid. Masya Allah sungguh megah dalamnya. Walaupun belum begitu sempurna karena beberapa akses belum dibuka. Selebihnya Mesjid Al Jabbar nyaman untuk dipakai beribadah.Â
Beberapa tips untuk kalian yang mau ke Mesjid Al Jabbar terutama untuk warga Jawa Barat sebagai berikut.Â