Mohon tunggu...
C22DGina Anisahira
C22DGina Anisahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar / Mahasiswa

Suka membaca artikel, hobi bernyanyi dan menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cuaca Ekstrem Akibat Fenomena Dinamika Atmosfer

6 September 2023   22:31 Diperbarui: 6 September 2023   22:34 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga 6 Februari 2023. Cuaca ekstrem tersebut disebabkan fenomena dinamika atmosfer. "Kalau kita melihat dari dinamika atmosfer bahwa saat ini kita melihat bahwa minggu ini Madden Julian Oscillation sudah aktif kembali yaitu sejak kira-kira akan berakhir nanti tanggal 6 Februari," ungkap Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto dalam keterangannya, Kamis (2/2/2023). 

Madden Julian Oscillation merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali lewat adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur, dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifi. Biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari. Baca Juga Cuaca Ekstrem! Masyarakat Manado Diminta Waspada Fenomena dinamika atmosfer ini, kata Guswanto, akan membawa awan-awan konvektif yang menyebabkan cuaca ekstrem di wilayah Indonesia. "Jadi ini dan Julian Oscillation ini membawa dampak terbentuknya awan-awan konvektif yaitu di sekitar wilayah barat dan tengah untuk Indonesia."

Di samping itu, Guswanto mengatakan BMKG juga mengidentifikasi adanya beberapa Bibit Siklon Tropis di Samudra Hindia, sebelah barat daya Lampung. "Ini beberapa hal lain konvergensi yang terjadi di barat wilayah Indonesia dan tengah inilah yang membawa dampak terhadap peningkatan cuaca ekstrem di wilayah Indonesia." Oleh karena itu, Guswanto meminta agar masyarakat tetap tenang terhadap bencana hidrometeorologi. "Ini artinya perlu diwaspadai untuk terjadinya cuaca ekstrem. Jadi tidak perlu kita terlalu keras terhadap potensi bencana hidrometeorologi, yang penting adalah bagaimana memastikan kesiapsiagaan kita sendiri menghadapi cuaca ekstrem," kata dia. "Pertama misalkan mengenali lingkungan kita tempat tinggal kita, yang kedua melihat bagaimana perubahan cuaca harian hari demi hari bahkan jam demi jam Berdasarkan informasi yang diberikan oleh BMKG," kata Guswanto. 

Kemudian, Guswanto juga meminta masyarakat agar dapat melakukan penataan lingkungan yang lebih ramah terhadap bencana artinya apabila terjadi cuaca ekstrem tidak memunculkan bencana. "Kemudian barangkali juga seperti melakukan pemangkasan pohon dan lain sebagainya. Dan yang terakhir adalah kita harus tune in dalam informasi yang disampaikan oleh beberapa stakeholder pemerintah misalkan dalam koordinasi bencana seperti apa, dalam informasi peringatan dini seperti apa dan lain seterusnya," tandasnya.

Penulis : Gina Anisahira

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun