Mohon tunggu...
Gina zakya
Gina zakya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

BPI 1A

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Usaha Tempe Ibu Carsuni

5 Juli 2023   10:02 Diperbarui: 5 Juli 2023   10:11 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa/i dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam  Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Melakukan Studi Lapangan di tempat pemukiman warga dengan mayoritas warganya yang berprofesi sebagai pembuat tempe dan tahu  yang dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Juni 2023 di Komplek PIK KOPTI, Jl. Peta Semanan, Kec. Kalideres, Kab. Jakarta Barat. Kelompok 7 BPI 2A, mewawancarai pemilik usaha tempe yang bernama ibu Carsuni di kontrakan Produksi tempe milik Ibu Carsuni. Kami disambut dengan baik oleh ibu Carsuni, dan warga sekitar.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester pada pelajaran Pengantar Pengembangan Masyarakat dengan Dosen pengampu, yaitu Bapak M. Jufri Halim, S.Ag., M.SI. Mahasiswa/I dengan jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam ini melakukan Studi Lapangan dengan mewawancarai penduduk warga sekitar untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengembangan masyarakat yang ada di tempat tersebut.

Ibu Carsuni asli dari Pekalongan, memilih bekerja di Jakarta karena peluang pendapatanya lebih besar. Awal mula sebelum usaha tempe, Ibu Carsuni bekerja sebagai penjual gorengan gerobak di pinggir jalanan dan pada saat itu ada yang beli mentah kepada ibu Carsuni, akhirnya Ibu Carsuni mebuka usaha produksi tempe dan merekrut banyak karyawan yang mana karyawan tersebut banyak dari penduduk warga sekitar yang berasal dari Pekalongan.

Usaha tempe milik Ibu Carsuni telah berdiri sejak tahun 2006. Setelah lebih dari 16 tahun usaha dari produksi tempe, karyawan, dan ibu Carsuni sendiri dapat meningkatkan perekonomian keluarganya dari yang belum stabil menjadi stabil. Perharinya dari produksi tempe ini bisa terjual mencapai 50-60 dan dikirim ke Cengkareng. 1 tempe isi 4 lembar dijual dengan harga kisaran Rp2.500. Semenjak covid 19 produksi tempe ini turun drastis dari biasanya 90 kilo menjadi 80-50 kilo, dan semenjak itu karyawannya banyak yang pulang kampung ke Pekalongan dan mencari pekerjaan di sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun