Beberapa hari ini, Debat Capres merupakan topik utama yang menjadi perbincangan hangat berbagai kalangan khususnya kaum millenial dan Gen-Z. Ketiga calon capres 2024 saling beradu gagasan pada debat pertama mereka yang di selenggarakan pada Selasa (12/12/23) pukul 19.00 malam dengan durasi 120 menit. Debat capres tahun ini, diharapkan menjadi suguhan yang menarik di kala masyarakat mulai saling beradu pendapat terkait pilihan siapa yang paling cocok untuk menjadi pemimpin Indonesia yang baru.
Debat capres kali ini diselenggarakan di kantor KPU pusat yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda 36, Jakarta. Dalam debat terbuka kali ini, KPU memunculkan 11 pakar yang menjadi panelis, yaitu: Prof Bayu Dwi Anggono, Prof Lita Tyesta, Prof Susi Dwi Harijanti, Prof Al Makin, Dr Agus Riewanto, Khairul Fahmi, Wawan Mas'udi, Mada Sukmajati, Gun Gun Heryanto, Rudi Rohi, dan Ahmad Taufan Damanik
Berdasarkan pernyataan dari situs KPU, Para pakar akan memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan beberapa tema besar dalam debat capres kali ini yaitu pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik dan kerukunan warga.
Berdasarkan pernyataan dari situs KPU, pada penyelenggaraan debat capres kali ini, KPU mencoba untuk berkomitmen dengan membuat acara yang dapat menarik perhatian para generasi muda seperti generasi millenial dan Generasi-Z. Hal tersebut di dasari karena tingginya antusiasme para Generasi millenial dan generasi Z. Sekaligus 2024 merupakan tahun, ketika presentase para pemilih muda lebih tinggi dibanding pemilih tua.
Berdasarkan berbagai hasil survei yang dilakukan oleh KPU didapati 204.807.222 total pemilih pada pilpres 2024, survei menyatakan pilpres generasi milenial mendominasi dengan persentase 33,60 persen, disusul oleh generasi X 28,07 persen dan generasi Z yang berada pada posisi ketiga dengan 22,85 persen pemilih.Â
Apabila diperhatikan melalui tiga persentase tertinggi, generasi muda mendominasi pemilihan kali ini dengan perolehan 56,45 persen (gabungan persentase generasi Milenial dan Z) dari keseluruhan pemilih. Dengan adanya komitmen tersebut KPU mencoba untuk melakukan debat secara terbuka melalui beberapa saluran media seperti televisi dan youtube. Selain oleh pihak KPU ada beberapa pengamat politik yang ikut memberikan tanggapan secara live terkait terselenggaranya acara debat capres tersebut.
Debat cawapres menjadi salah satu acara yang menarik karena merupakan sarana para cawapres untuk dapat menyampaikan aspirasi mereka terkait dengan permasalahan yang ada dan cara mereka menanggulangi segala bentuk masalah tersebut ketika mereka diberi kesempatan menjadi seorang pemimpin. Pada debat capres kali ini, ketiga capres mencoba untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait dengan permasalahan krusial para generasi muda. Namun banyak yang beranggapan para capres belum bisa memberikan solusi yang di inginkan para generasi muda terkait permasalahan yang sering kali mereka  alami.
Berdasarkan penelitian dari Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia terkait berbagai permasalahan krusial yang dihadapi Gen Z dan milenial, terdapat 12 masalah utama yang sering kali generasi tersebut temui yaitu :
Menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran: 24,2 persen
Mengendalikan harga kebutuhan pokok: 18,8 persen
Pemberantasan korupsi: 13,2 persen
Keamanan/ketertiban: 11,3 persen
Mengurangi kemiskinan: 9,4 persen
Pemerataan pendapatan: 4,1 persen
Memajukan sektor pertanian: 3,4 persen
Toleransi antar umat beragama: 2,7 persen
Mendorong pertumbuhan UMKM: 1,9 persen
Hutang luar negeri: 1,9 persen
Memperbaiki kualitas pendidikan: 1,6 persen
Memberantas tindakan-tindakan yang bertentangan dengan moral: 1,4 persen
Selain berbagai permasalahan krusial di atas, Para pakar turut menilai bahwa millenial dan gen Z menuntut para capres untuk memiliki bahasa yang mudah dipahami. Pada beberapa platform online para generasi muda mengungkapkan harapan mereka pada para tokoh politik khususnya pada para capres untuk menggunakan tutur kata yang tidak kaku, tidak mendikte(menggurui), mudah di cerna dan yang paling penting humble. Saat ini banyak Generasi muda yang menilai politik tidak menarik karena bahasa yang digunakan terlalu sulit untuk dipahami.
Saat ini bisa dikatakan tantangan terbesar para capres yaitu menarik perhatian dan suara dari para generasi millenial dan generasi Z. Bahkan salah satu pakar mengatakan kunci kemenangan dari pilpres 2024 yaitu dengan memenangkan hati dari para generasi millenial dan generasi Z. Dengan target audiens generasi millenial dan generasi Z yang relatif aktif di sosial media sehingga membuat capres 2024 saling berlomba untuk melakukan promosi melalui media sosial. Fenomena tersebut ditanggapi para pengamat sosial media secara beragam.