Bukan suatu kebetulan apabila Pemilu yang diadakan Tahun ini diadakan berdekatan dengan event Piala Dunia di Berhasil. Ada beberapa persamaan antara Pemilu dan Piala Dunia.
1.Pesta Rakyat
Pemilu dan Piala Dunia merupakan “Pesta Rakyat” karena kedua hal merupakan event besar yang melibatkan partisipasi dan dinikmati seluruh lapisan masyarakat. Acara yang diadakan yang diadakan 5 tahun dan 4 tahun sekali ini selalu menjadi berbincangan kapanpun dan dimanapun baik, dan dilakukan oleh siapapun tanpa terkecuali. Pesta Rakyat juga dapat dirasakan dari membanjirnya atribut yang terpasang diberbagai tempat yang menggambar suasana Pemilu maupun Piala Dunia. Baik Pemilu maupun Piala Dunia juga menimbulkan euphoria yang dapat dikatakan sebagai perasaan gembira yang sangat besar. Kegembiraan tersebut kemudian mendorong seseorang untuk berekspresi melalui berbagai media. Ada sekelompok masyarakat yang mengekpresikan dukungan terhadap salah Capres dengan turun kejalan membuat pawai, bergembira sambil terus memberikan dukungannya. Ada juga yang lebih memilih mengekspresikan dukungan dengan diskusi-diskusi ringan dengan teman-teman, bahkan tidak jarang juga muncul ejekan untuk menunjukan dukungan terhadap Capres pilihannya antar kedua kelompok masyarakat baik melalui media sosial dan media yang lain. Ada juga yang bersifat masa bodo dan cenderung cuek karena mungkin Capres jagoannya tidak ada dalam kompetisi yang sedang berlangsung.
2.Babak Final
Baik Pemilu terutama pemlilihan Presiden maupun Piala Dunia merupakan babak final yang menyajikan kompetisi tim-tim terbaik untuk merebutkan tempat pertama. Semua tim mengicar kemenangan dan memilih pemain dan strategi terbaik untuk timnya agar dapat memenangkan pertandingan dan tentunya mengalahkan lawan karena baik dalam Pemilu dan Piala hanya ada tim yang mengangkat piala tanda juara. Oleh karena ketika bertanding tidak jarang terjadi aksi saling sikut menyikut untuk dapat memenangkan pertandingan. Selain untuk dapat mengalahkan tim lawan, mereka harus menemukan kelemahan lawannya untuk terus diserang. Ya inilah kompetisi, harus ada satu yang menang. Akan tetapi baik Pemilu maupun Piala Dunia memiliki peraturan yang harus ditaati oleh kedua kedua tim. Ada juga wasit atau lembaga pengawas yang bertanggung jawab memberikan sanksi terhadap kedua tim apabila melakukan pelanggran.
Akan tetapi ada perbedaan mendasar dari Pemilu dan Piala Dunia yang sangat penting untuk menjadi bahan perenungan kita bersama. Perbedaan tersebut adalah pemenang Piala Dunia tidak menentukan masa depan sebagai warga negara. Mungkin kita senang karena tim yang kita dukung menang atau mungkin kita juga akan menangis karena tim yang kita dukung kalah. Akan tetapi pada hari berikutnya mungkin kita akan lupa dan dengan perasaan yang sama kita menunggu Piala Dunia selanjutnya. Namun berbeda halnya dengan Pemilu, pemenang Pemilu akan memimpin kita selama 5 tahun kedepan dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap kebijakan yang dikeluarkan sangat menentukan nasib kita 5 tahun kedepan. Hal ini menunjukan bahwa dalam pemilu kita bukan penonton, justru kitalah pemain utama yang menentukan nasib kita sendiri. Karena perlu kita ingat bahwa Pemilu lahir dari konsep pemikiran demokrasi yang menempatkan RAKYAT pusatnya.
“Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” (Abraham Lincoln)”
dan perlu kita selalu ingat dan renungkan karena untuk mencapai Pemilu yang mengusung semangat demorasi hari ini, sudah banyak nyawa yang harus hilang dan begitu banyak darah yang telah tertumpah. Banyak negarawan sebelum kita menanti-nantikan hari ini dimana setiap orang mendapat kebebasan untuk menentukan nasib mereka sendiri. Oleh karena itu, akan lebih bijak apabila dalam sisa waktu yang ada kita gunakan untuk merenung dan berdoa agar pada tanggal kita tidak salah pilih atau mungkin sekedar memilih atau bahkan tidak perduli sama sekali. Kemajuan Bangsa ini kini ditangan kita jika kita percaya apabila kita bagian NKRI keputusan anda sangat dibutuhkan untuk menentukan kemajuan Bangsa ini. Namun jika kita tidak perduli, sebenarnya kita telah menyia-nyiakan perjuangan para Pahlawan untuk sampai INDONESIA pada hari ini!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H