Mohon tunggu...
Gil Mintano
Gil Mintano Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ibu Sebagai Agitator Feminis, Mewujudkan Kesetaraan dalam Keluarga

3 Oktober 2024   22:53 Diperbarui: 4 Oktober 2024   00:09 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada hakikatnya kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari kasih sayang seorang insan yakni ibu. Ibu memberikan cinta yang utuh dan penuh kepada anak-anaknya dengan alasan kehidupan anaknya yang ia impikan dapat menggapai kehidupan yang bahagia nantinya. 

Dalam era yang semakin dinamis, sekiranya peran ibu bukan hanya stagnan pada tugas domestik saja. 

Dapat kita sebut "ibu-ibu modern ini" telah mengangkat eksistensinya sebagai agitator feminis, yakni memainkan peran paling krusial dalam mewujudkan kesetaraan dalam keluarga. 

Walaupun banyak sekali tantangan ibu masa kini, semisal pelabelan dalam rumah tangga, stres yang tinggi karena banyaknya peran, sikap anak yang acuh tak acuh,dll , sosok ibu hemat saya telah banyak memberikan konstribusi positif dalam kehidupan keluarga dan tetap setia dalam melakoni peran mereka yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan dalam keluarga.

Ibu Sebagai Agitator Feminis

Ibu-Ibu masa kini ialah para agitator feminis. Sebagai seorang agitator feminis, ibu merangsang, memotivasi atau mendorong perubahan dalam keluarga. Pertama-tama, ibu memberikan teladan kepada anak-anaknya. Mereka menunjukan bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk mengejar impian dan memiliki jenjang karier yang memuaskan.

Dengan "The Power of Ibu-ibu" mereka mengatasi problem stereotip gender tradisional, ibu membantu menciptakan lingkungan dimana anak-anaknya dapat tumbuh dengan kesetaraan itu sangat penting.

Selain itu, peran ibu sebagai agitator feminis juga melibatkan advokasi untuk pembagian tugas domesstik yang adil. Mereka mendukung konsep bahwa pekerjaan rumah tangga bukanlah tangung jawab eksklusif perempuan. 

Melalui diskusi terbuka dan partisipasi aktif, ibu memastikan bahwa semua anggota keluarga terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, menciptakan keseimbangan yang sehat.

Kesetaraan dalam pengambilan keputusan keluarga juga menjadi fokus bagi ibu sebagai agitator feminis. Mereka mendorong dialog terbuka antar pasangan, memastikan bahwa keputusan besar diambil secara bersama-sama.

 Hal ini tidak hanya menciptakan hubungan yang lebih seimbang, tetapi juga membuka peluang bagi anak-anak untuk melihat contoh kedewasaan dalam berkomunikasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun