Bumi berotasi setiap hari dan berakhir setiap 24 jam. Begitu juga dengan isinya yang terus maju dan berkembang. Lihat saja suasana pagi di Kota New York, jalanan begitu ramai dengan orang-orang yang berlalu-lalang untuk pergi bekerja. Ada yang membawa segelas Americano, ada juga yang terlihat fokus melihat jam di pergelangan tangannya sambil membawa tas jinjing di tangannya yang lain.
Sebagian besar orang-orang itu menuju ke gedung menjulang tinggi yang disebut kantor. Di kantor ini terdapat banyak sekali barang dan peralatan yang digunakan, salah satunya adalah kertas.
Sebut saja si Kertas, ia memiliki peran yang penting bagi penggunanya. Karena isinya yang kosong ia biasa dipakai sebagai wadah untuk mencurahkan ide, menulis surat kontrak, bahkan bisa untuk membuat pesawat-pesawatan.Â
Namun si Kertas ini cenderung memiliki sifat yang berubah-ubah sesuai dengan nasibnya. Contoh mudahnya, ketika si Kertas ini terjatuh ke lantai dan tidak sengaja terinjak oleh sepatu. Maka sepatu itu akan meninggalkan jejaknya yang tidak bisa dihapus.Â
Mengapa jejak itu tidak bisa hilang? Karena si Kertas mendadak menjadi pendendam yang tidak akan melupakan jejak-jejak mereka yang telah mengabaikannya. Bahkan tidak pernah ada sepatah kata "maaf" yang ditujukan untuk si Kertas, melainkan selalu kepada pemiliknya. Terlepas dari itu, si Kertas tidak pernah sedikit pun melakukan hal-hal yang sekiranya merugikan pihak lain. Karena hal tersebut, si Kertas terkenal dengan julukan "si mood swing yang baik hati".
Keberadaan si Kertas tidak menentu, ia terdapat hampir di segala tempat. Entah dengan wujudnya yang berbentuk sebuah kalender, selebaran brosur, atau pun uang. Bisa dikatakan si Kertas ini cukup fleksibel dalam pekerjaannya. Tidak memilih-milih dan menjalani tugasnya dengan baik.Â
Sayangnya walaupun si Kertas ini tidak banyak mengeluh, ia rapuh. Maka dari itu, sekalinya ia rusak dan tidak bisa digunakan lagi, ia akan digantikan oleh yang baru. Tidak ada yang abadi di dunia ini termasuk kertas.
Si Kertas memang bukan makhluk sosial tetapi si Kertas juga memiliki teman. Teman si Kertas ada banyak, namun yang ia anggap dekat hanyalah si Batu. Karena hanya saat bersamanya si Kertas bisa menang ketika bermain batu, gunting, kertas. Lupakanlah si Gunting karena ia sulit ditemukan ketika dibutuhkan.Â
Si Batu tentu sadar akan hal ini tetapi ia tidak berkomentar apa pun pada si Kertas hingga saat ini. Karena si Batu tahu bahwa seberapa keras usahanya, ia tidak akan bisa mengalahkan si Kertas kecuali ia bekerja sama dengan si Gunting.Â
Si Batu memiliki prinsip sendiri dalam menilai sesuatu dan tidak mudah terpengaruh oleh yang lain. Seringkali yang dilihat hanyalah si Batu yang kalah dari si Kertas dalam permainan. Padahal jika dilihat dari sisi dan kondisi yang berbeda, si Kertas membungkus si Batu agar si Batu tidak merasa kedinginan saat cuaca sedang dingin.Â
Tidak hanya melindungi dari debu-debu yang berdatangan, namun memberi kehangatan juga. Oleh karena itu, si Batu tidak pernah menyesal memiliki teman seperti si Kertas terlepas dari pandangan-pandangan di sekitarnya.