Mohon tunggu...
Gilang Chandra
Gilang Chandra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Degradasi Makna dan Dampak Negatif pada Tato

17 Mei 2016   17:34 Diperbarui: 17 Mei 2016   17:44 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Latar Belakang

Kata tato merupakan pengindonesiaan dari kata “tattoo” yang berarti goresan, gambar, atau lambang yang membentuk sebuah desain pada kulit tubuh. Gambar atau simbol pada kulit tubuh itu diukir dengan menggunakan alat sejenis jarum, biasanya dihiasi dengan pigmen berwarna-warni. Istilah tato (tattoo) berasal dari kata “tattau” dalam bahasa tahiti, yang berarti “menandai”. Di dalam ensiklopedia Indonesia juga dijelaskan bahwa tato merupakan lukisan permanen pada kulit tubuh (Olong, 2006: 83-84).

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tato berfungsi sebagai penanda pada tubuh manusia. Pada awalnya, tato sangat berkaitan dengan budaya tradisional, ritual dan tradisi yang memiliki filosofi khusus di dalamnya. Hal ini dapat terlihat di Mentawai, tato dianggap memiliki bahasa tersendiri dan dipandang sebagai pakaian abadi, sehingga masyarakat Mentawai malu jika tidak mempunyai Tato. Di Kepulauan Solomon, tato ditorehkan di wajah perempuan sebagai penanda tahapan baru dalam kehidupan mereka. Orang-orang Indian melukis tubuh dan mengukir kulit mereka untuk menambah kecantikan atau menunjukkan status sosial tertentu. Tato dianggap sebagai sesuatu yang sakral bagi suku Dayak. Tato tidak dapat dibuat sembarang, pemilihan gambar, penempatannya hingga sturktur sosial seseorang yang hendak ditato itu terdapat peraturan-peraturan yang harus dipatuhi. Hal ini dikarenakan tato merupakan simbol ikatan pertalian yang tidak bisa dipisahkan hingga kematian.

Pasca perang dunia ke dua, tato mulai mengalami pergeseran makna yang nantinya akan mempengaruhi peran tato di masa sekarang. Pada masa ini, masyarakat mulai mengasosiasikan tato sebagai hal yang keras cendurung ke arah kriminal seperti pemberontak dan anggota geng jalanan. Dari sinilah militer mulai melakukan peraturan untuk anggotanya agar tidak bertato. Pada awal dekade 70an, tato mulai memiliki perkembangan makna yang mulanya berkaitan dengan pemberontakan kini mulai menjadi bagian dari gaya hidup dan budaya populer. Diawali dari maraknya musisi yang memamerkan tato miliknya seperti Janis Joplin yang terang-terangan menunjukkan tato miliknya dihadapan publik di akhir dekade 60an membuat masyarakat luas mulai mengasosiasikan tato sebagai ciri khas dari musisi rock. Dari situlah tato mulai berkembang maknanya menjadi sesuatu yang bersifat modis, trendy dan fashionable. Tato berkembang sebuah ekspresi indivual yang bersifat multi-intrepetasi. Pergeseran makna tato di era sekarang ini membuat tato tak lagi menjadi satu hal yang kruisal. Kebebasan individu ini mengakibatkan tato semakin jauh dari nilai-nilai yang membuatnya terasa filosofis. Banyaknya orang yang dengan mudah membuat tato menimbulkan beberapa faktor yang memberikan dampak negatif dari tato di masa sekarang ini.

Pembahasan

Degradasi Makna Tato

Saat ini, makna stato yang bergeser menjadi fashion merupakan suatu gejala sosial yang bersifat tidak stabil. Ketidak stabilan ini bisa terlihat dari bergesernya makna ‘tato’ dari masyarakat yang menjunjung tato sebagai bagian kebudayaannya, bergeser makna yang berarti ‘pemberontakan’, lalu bergeser lagi menjadi ‘gaya hidup’. Kemudahan masyarakat di era ini untuk membuat tato terkadang melalaikan nilai yang seharusnya ada pada tato. Banyak diantara masyarakat yang masih membuat tato dengan hanya beralasan fashion tanpa memberikan nilai filososfis di dalamnya.

Meskipun pembuatan tato adalah hak personal dari suatu individu, bila tidak adanya hukum yang mengatur masyarakat akan pembuatan tato, maka tato akan tetap dengan mudahnya dibentuk oleh masyarakat tanpa adanya suatu nilai yang jelas yang semakin membuat stigma tato yang bersifat krusial menjadi sesuatu yang kasual. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya orang yang membuat tato secara spontan tanpa berpikir makna apa yang ada di dalamnya. Ini sangat berlawanan dengan bagaimana proses tato yang cukup keras yang seharusnya menghasilkan output yang bernilai tinggi.

Dampak Negatif pada Kesehatan

Bergesernya makna tato menjadi sebuah gaya hidup dan budaya populer membuat teknik pembuatan tato berkembang menjadi lebih modern. Penggunaan teknik yang lebih modern tidak berati tato menjadi lebih aman untuk dibuat. Resiko terjadinya penyakit kesehatan akan pembuatan tato lebih banyak terjadi di era sekarang di mana tato telah bergeser maknanya. Bila sebelumnya tato memiliki nilai filososfis dengan berbagai peraturan dalam pembuatannya, di era sekarang orang merasa lebih bebas dalam membuat tato sehingga lalai melihat tato dari perspektif kesehatan karena menganggap tato merupakan hal yang kasual. Berikut merupakan beberapa resiko kesehatan yang dapat timbul dari pembuatan tato,

1.Resiko Infeksi HIV dan Hepatitis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun