Mohon tunggu...
Gilig Pradhana
Gilig Pradhana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

adalah aktivis Muhammadiyah yang mengidamkan pendidikan yang revolusioner. Dulunya pernah menjadi Kepala SMK di Jember, kini mengikuti pelatihan guru di Hyogo University of Teacher's Education, Jepang. Punya rumah di www.gilig.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah di Negara Maju - Jepang (Seri 3)

26 Januari 2010   20:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:14 2195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagi yang belum membaca pendahuluannya, silakan baca dulu disini. [*] UPDATE! Di link ini anda dapat melihat video kunjungan saya dan melihat bagaimana situasi kelas di jepang sesungguhnya. Arsitektur sekolah mengambil konsep sebuah rumah; terdapat 玄关 (genkan) atau ruang transisi, yakni sebuah pintu masuk dimana tamu, guru, dan murid biasanya meletakkan payung mereka, melepas sepatu mereka dan menggantinya dengan sandal hijau atau cokelat (Saya rasa ada memang tidak ada warna lain) untuk berjalan di dalam gedung sekolah, sementara siswa mengganti sepatu "luar" dengan sepatu khusus dalam ruangan (uwabaki) yang selalu kain putih. Genkan, sandal, dan uwabaki ini mewakili pembagian antara "orang luar" dan "orang dalam" tradisi Jepang. Dengan begini bagian dalam sekolah relatif tidak terlalu kotor. Karena pergantian 4 macam musim, terutama karena musim dingin, saya pikir itulah sebabnya gedung sekolah di Jepang dibangun koridor bukannya teras, yakni lorong sepanjang jalan antar kelas. Sepanjang koridor siswa mereka meletakkan loker, rak sepatu, papan untuk meletakkan karya-karya seni mahasiswa, dan di sekolah-sekolah dasar terdapat tempat cuci tangan bagi siswa untuk mencuci tangan atau kotak makan. Gagasan menempatkan ini di dalam atau sekitar kelas sangat nyaman karena siswa membutuhkan banyak hal-hal, yang tidak dapat mereka bawa semua di tas mereka, atau yang mereka butuhkan dengan segera. Tata letak kelas di sebagian besar sekolah relatif sama di mana-mana. Saya perhatikan bahwa sekolah Jepang dibuat sederhana, seperti rata-rata sekolah-sekolah Indonesia. Untuk sebagian besar orang Indonesia, kelas mereka tidak terkesan modernitas Jepang. Di depan kelas adalah sebuah papan tulis, kadang-kadang warnanya hijau, tapi saya tidak pernah menemukan sebuah whiteboard seperti yang biasa digunakan di sekolah-sekolah "favorit" di Indonesia. Meja siswa berderet berbaris menghadap papan tulis, dan ada jendela besar di salah satu sisi ruangan dan pintu geser menuju ke lorong di sisi lain. Di beberapa kelas, bagian lantai di depan kelasnya lebih tinggi agar guru dapat dilihat seluruh siswa. Guru juga memiliki meja kecil atau podium untuk menyimpan barang-barangnya seperti buku. Di beberapa sekolah dasar, wali-kelas memiliki sebuah meja tersendiri di ruang kelasnya. Siswa biasanya memakai kelas mereka untuk sepanjang hari. Makanya ruangan mereka penuh dengan barang-barang siswa seperti tas, permainan, hasta karya (hasil kerajinan tangan), dll. Dinding penuh ditutupi dengan poster yang menginformasikan beberapa agenda, visi dan misi kelas, daftar piket, dll benar-benar dipersonalisasi dengan sangat menarik. Gambar terakhir ini bukan vandalisme, melainkan hasil kreasi siswa dalam rangka menyambut hari kesenian di sekolah. Mereka menghias kelasnya menurut tema dan kelompok masing-masing. Rasanya senang sekali mengunjungi tiap-tiap kelas. Bagaimana perasaan anak-anak SD itu ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun