Dalam sejarah kekristenan, ada salah satu tokoh Gereja yang jarang didengar dan diceritakan perjuangannya menghadapi isu-isu yang terkait dengan iman; Ia adalah Lucifer. Sayang sekali sering kali mayoritas orang menganggap Lucifer adalah nama Iblis atas dasar Yesaya 14:12 versi terjemahan Latin Vulgata. Oleh karena sering disuarakannya hal ini secara terus-menerus. Maka pernyataan yang tidak benar ini dianggap benar. Istilahnya adalah post truth.
Lucifer dikenal sebagai Uskup Caliagri pada masanya dan ditahbiskan sebagai Uskup oleh Marcelius. Lucifer diceritakan dalam sejarah sebagai seorang yang "fanatik agama". Â Atas otoritas Paus Liberius, Lucifer hadir di Konsili Lokal di Milan pada pada tahun 355 M untuk membela Athanasius dari Alexandria yang dikucilkan karena melawan ajaran Arianisme yang menentang keilahian Yesus Kristus. Oleh karena pendukung Arianisme sangat banyak. Â Kaisar Konstantinopel, Konstantinus II malah berpihak pada Arianisme. Alhasil, perjuangan Lucifer mengakibatkan Ia dibuang dan diasingkan ke Germanica lalu ke Eleutheropolis di Palestina dan berakhir di Thebes. Walaupun Lucifer diasingkan. Halangan itu tidak menghambatnya untuk menegakan yang benar itu. Ia tidak diam, malah semangat kemartirannya makin mendidih.Â
Di masa pembuangannya, Ia menulis argumentasi melawan Kaisar Konstantinus II kembali di sebuah pamflet dengan judul "Ad Constantium Augustum pro sancto Athanasio libri II" yang berbicara pembelaannya perihal keilahian Kristus yang setara dengan Allah Bapa. Pada tahun 371 M, Lucifer tertidur di dalam Tuhan (dibaca: wafat).
Nama Lucifer sudah terlanjur berkonotasi negatif bahkan mungkin ada yang enggan memberi nama anaknya Lucifer. Berdasarkan perjuangannya Lucifer, terlepas konotasi nama Lucifer yang sudah terlanjur buruk. Secara literal arti nama Lucifer yakni "bintang timur, rasi-rasi bintang dan bintang pagi" yang memiliki arti makna tergantungkonteksnya. Arti original Lucifer  bernuansa positif. Seperti kisah di atas, Lucifer adalah pejuang kebenaran dan pembela Kristus sebagai wujud kasihNya kepada Sang Firman Allah dan Juruslamat di tengah para penghujat Kristus. Saya pikir yang Lucifer kerjakan sudah menggambarkan sesuai namanya; Ia memberitakan yang benar tentang Yesus di tengah kepongahan penganut Arianisme yang telah digelapkan hati dan pikirannya.Istilah Lucifer sendiri juga disematkan pada Yesus Kristus yang memiliki arti Sang Pelita Fajar yang membawa terang bagi manusia (2 Petrus 1:19).
Di balik tuduhan keji. Arti Lucifer tidaklah berkonotasi buruk. Terdapat makna yang indah yang telah tertindis dan tersembunyi itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H